Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
SEJARAH AWAL DITEMUKAN KAMERA Surat kabar terkemuka di Inggris, The Independent pada edisi 11 Maret 2006 sempat menurunkan sebuah artike...
-
GAMBAR TELEVISI DAN FILM LIHAT GAMBAR 2.1. GAMBAR 2.1.a GAMBAR 2.1.b 2 . 1 . ELEMEN-ELEMEN GAMBAR Pada dasarnya seb...
-
6. INFORMASI GAMBAR DAN AMPITUDO SINYAL VIDEO . GAMBAR 6.1 Gambar 6. 1 . Sinyal video komposit dan informasi gambarnya. (a) Gambar den...
3E/09/1941160049/Davine Alfito Dheanova
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah diberikan mengenai sinyal tv warna, tentunya televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) kemudian diterapkan sistem PAL(Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, agar sinyal warna dapat ditampilka pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru. Pada pihak pemancar, terdapat tiga buah kamera yang berperan untuk mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal warna merah, hijau dan biru kemudian dimodulasikan dengan sinyal masing-masing sehingga terdapat 3 buah pemancar yang bertanggung jawab terhadap sinyal warna.
Sedangkan pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Kemudian setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Pada televisi monokrom tidak terdapat bagian ini, yang ada hanyalah penerima sinyal luminansi. Kemudian, di televisi terdapat juga sinyal Color difference atau biasa disebut dengan sinyal selisih warna. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jikalau tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom. Namun sekarang mayoritas televisi telah menjadi televisi warna sehingga hanya diperlukan sinyal warna saja karena dari sinyal warna Y, M, dan B terdapat nilai luminansinya sendiri, sehingga televisi berwarna dapat menterjemahkan sinyal warna yang diterima untuk menentukan juga luminansinya. Pada penerima diperlukan pengkemudi elektron elektron untuk sinyal M, H dan B. Namun pada sisi pengirim hanya mengirimkan sinyal Y, U dan V yang kemudian dikemudikan oleh penerima dengan sinyal selisih warna dan pengemudian MHB
3A/16/Moch. Abisyah Fatwa Airul
BalasHapusDari pemaparan diatas diperoleh mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3A/08/Farel Rizky Oktavianto/1941160069
BalasHapusDari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3A/10/FIRMAN FIRDAUS ALAMANTA/1941160022
BalasHapusPemaparan materi diatas menunjukkan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line (PAL). Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam - putih) dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Dengan cara ini, bila siaran program TV berwarna diterima dengan penerima hitam-putih maka hanya sinyal luminannya yang berguna, sedangkan bila diterima oleh penerima TV berwarna sinyal luminan dan sinyal krominan kedua-duanya digunakan dan dari kedua sinyal tadi akhirnya pada tabung gambar, ketiga warna primer merah-hijau-biru dihasilkan kembali dan digunakan untuk membentuk gambar berwarna . menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut, Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3A/22/Refita Salsa Billa Saputri/1941160015
BalasHapusDari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
3A/09/FARIZ AURELLYAN WAHYUDIANTO/1941160134
BalasHapus1. Pemancar TV-warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitam-putih).
2. Penerima TV-warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV-warna maupun pemancar TV-hitam-putih.
3. Penerima-TV-hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna.
Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Bahan2 yang dikemukakan dalam Paragrap2 di belakang adalah berdasarkan sistem PAL, namun berisi pula dasar2 sistem NTSC.
Pemancar TV-warna memancarkan sinyal2:
1. bunyi
2. luminansi (kecerahan gambar)
3. warna (krominansi)
4. denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis)
5. ledakan (salvo, - burst signal)
Penerima hitam-putih akan dapat menampilkan gambar hitam putih, berkat adanya sinyal tersebut, sinyal luminansi.
Informasi-warna dimodulasikan pada gelombang pembawa-warna dengan frekwensi 4,43MHz. Pada dasarnya penerima TV-warna hanya memerlukan sinyal ini guna menampilkan gambar warna.
Bunyi dimdulasikan secara FM pada gelombang-pembawa-anakan (sub-carrier) dengan frekuensi 5,5MHz.
SINYAL-Y
Agar sinyal-warna dapat ditampilkan oleh penerima-TV monokrom (sebagai hitam-putih), maka pemancar TV-warna perlu memancarkan sinyal-luminansi (sinyal kecerahan). Sinyal luminansi dinyatakan dengan Y; tegangan dari sinyal ini kita nyatakan saja dengan Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan ke-tiga2 sinyal-warna merah, hijau, biru.
Jadi tegangan sinyal-luminasi Vy ada setinggi:
Vy = 0.3Vm + 0.59Vh + 0.11Vb
atau
y = 0.3m + 0.5h + 0.11b
Jikalau tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3; tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau dikalikan dengan 0,59; tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11; kemudian ke-tiga2 hasilkali itu dijumlahkan, maka penerima TV-hitam-putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion-pemancar.
sistem-TV monokrom. Setiap kamera dilengkapi tapis agar:
satu kamera membangkitkan hanya tegangan2 sinyal yang ber-reaksi pada warna merah,
satu kamera membangkitkan hanya tegangan2 sinyal yang ber-reaksi pada warna hijau,
satu kamera membangkitkan hanya tegangan2 sinyal yang ber-reaksi pada warna biru.
Dengan cara tersebut, gambar yang hendak dipancarkan kita uraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang-pembawa sendiri-sendiri, kemudian dipancarkan. Jadi kita menggunakan 3 pemancar; pemancar M menempati kanal (spektrum-frekwensi) 2, pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3A/12/HAZARA NADHIFA/1941160077
BalasHapusDari beberapa materi yang telah dipaparkan pada perkuliahan siang hari ini, ada beberapa hal yang dapat dirangkum diantaranya adalah mengenai konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Terdapat pula sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B. Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling meniadakan.
3A JTD/13/IRA FEBRIANA/1941160019
BalasHapusDari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitaputih), arna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal).
Dari materi diatas yang membahas tentang Sinyal-Y yaitu sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan VY. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Sinyal Selisih Warna yaitu senapan2-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jikalau sekiranya di stasion-pemancar dilakukan pemodulasian dengan M. H dan B, maka dalam penerima pun -sesudah di deteksi akan terdapat pula. M, H dan B. Sinyal2 M, H dan B ini akan dapat mengemudikan senapan senapan elektron.
Namun pemancar TV warna juga memancarkan sinyal Y (guna keperluan penerima TV monokrom). Karena itu cukuplah seakrang hanya 2 sinyal-warna lagi saja yang perlu dipancarkan. Maka H tidaklah dipancarkan, sebab dari Y Mdan B yarig diterima, si penerima TVwarna akan dapat menjabarkan sendiri akan H yang ada di permancar. Jadi penerima TV warna harus dapat menentukan mereprodukti H dengan jalan hitungan.
3A/20/PRADIKA RUDY FIRMANSYAH/1941160052
BalasHapusPada materi diatas menjelaskan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line . Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal
tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y.
Sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3A/17/1941160054/Mochamad Farizal
BalasHapusDari penjabaran materi diatas,bahwa pada dasarnya ada 2 sinyal televisi yang dapat diketahui yaitu,sinyal tv krominasi (hitam putih) dan sinyal tv berwarna.Sedangkan untuk sinyal warna akan dipancarkan melalui sinyal AM dan untuk gelombang bunyi akan dipancarkan melalui sinyal FM.Mungkin sebelum menayangkan suatu sinyal dari pemancar,siaran televisi lama akan dikalibrasi terlebih dahulu berbeda dengan sekarang yang bisa digunakan tanpa perlu dikalibrasi terlebih dahulu.Pada televisi krominasi yang masih hitam putih hanya menerima sinyal luminasi berbeda dengan tv warna yang memerlukan sinyal lebih dari itu antara lain bunyi,luminansi (kecerahan gambar) warna (krominansi),denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster),denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis),dan ledakan (salvo, - burst signal).Maka dari itu diterapkanlah oleh pemerintah amerika serikat pada tahun 1953 sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) yang kemudian diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC.Untuk informasi tv warna dimodulasikan melalui gelombang pembawa dengan menggunakan frekuensi 4,43 MHz.
Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks,sehingga sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Untuk pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B,untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.Sehingga suatu sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth,dalam artian hasil sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa sinyal warna yang dari sudut fasa tersebut.
3A/06/Dimas Fahrizal Sulthoni/1941160053
BalasHapusMateri pada hari ini membahas tentang konsep sinyal dari televisi berwarna. Ketika tiga sinyal video ditransmisikan dari tiga pemancar independen dan dikirim ke setiap tabung gambar berwarna, gambar monokrom merah, hijau dan biru dapat dilihat bersama melalui rakitan cermin semi-transparan sehingga gambar berwarna objek diwarnai seperti aslinya. Metode transmisi ini disebut sebagai sistem transmisi TV warna paralel karena ketiga komponen warna ditransmisikan secara paralel. Untuk memenuhi persyaratan ini, harus mengirimkan sinyal cahaya yang mengontrol kecerahan gambar yang diterima (mirip dengan sinyal video televisi hitam putih) dan sinyal chrominance yang mengontrol warna dan tingkat chrominance yang terbentuk dari tiga warna primer merah dan hijau biru.Stasiun TV berwarna juga harus mentransmisikan sinyal yang dapat ditangkap dan direproduksi oleh penerima, sedangkan sisi penerima berwarna harus dapat menampilkan gambar yang disiarkan oleh stasiun TV berwarna dan stasiun TV hitam putih. Pistol elektron dalam tabung gambar berwarna harus digerakkan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Jika tidak, tidak ada gambar berwarna yang akan ditampilkan dengan warna yang sama seperti pemandangan di stasiun penyiaran. Oleh karena itu, sinyal alamat yang diperlukan dalam tabung gambar berwarna adalah M, H dan B. Jika stasiun pemancar memodulasi dengan M, H dan B, maka penerima (setelah dikenali) juga memiliki M, H dan b. Agar penerima TV monokrom menampilkan sinyal warna, pemancar TV harus mengeluarkan sinyal kecerahan atau sinyal iluminasi dalam sinyal Y, sinyal pencahayaan ini dinyatakan sebagai Y, dan tegangan sinyal dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan sinyal-warna merah, hijau, biru. Jadi tegangan sinyal-luminasi Vy adalah:
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan keluaran di ujung penerima dapat didekodekan dengan mengemudikan perbedaan warna. Sinyal Y yang diterima dibalik dan mencapai katoda tabung gambar. Sedangkan perbedaan warna berdasarkan warna yang diterima dimasukkan ke dalam raster (MY ke M dan seterusnya). Sehingga muncul persamaan berikut:
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Untuk menggerakkan tabung gambar diperlukan sinyal M, H, dan B, tetapi stasiun pemancar hanya mentransmisikan sinyal Y, U, dan V dengan menggunakan rangkaian array. Dalam arah MHB (arah RGB), misalnya, sinyal M, H dan B dapat diterapkan ke katoda tabung gambar, sedangkan listrik menerima tegangan datar dan tidak menerima sinyal apa pun. Dengan, ini tidak dilakukan oleh tabung gambar, tetapi dengan baris di depan tabung gambar. Sinyal warna juga dapat dikirim dalam satu bandwidth bersama dengan luminance, sinkronisasi, dan sinyal lainnya.Sinyal yang ditransmisikan (sinyal UV) dihasilkan dari sudut fase dan kemudian warna dari sudut fase.
3B/02/Agus Indra Pratama/1941160128
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah diberikan mengenai sinyal tv warna, tentunya televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC kemudian diterapkan sistem PAL di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, agar sinyal warna dapat ditampilka pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru. Pada pihak pemancar, terdapat tiga buah kamera yang berperan untuk mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal warna merah, hijau dan biru kemudian dimodulasikan dengan sinyal masing-masing sehingga terdapat 3 buah pemancar yang bertanggung jawab terhadap sinyal warna.
Sedangkan pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Kemudian setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Pada televisi monokrom tidak terdapat bagian ini, yang ada hanyalah penerima sinyal luminansi. Kemudian, di televisi terdapat juga sinyal Color difference atau biasa disebut dengan sinyal selisih warna. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jikalau tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom. Namun sekarang mayoritas televisi telah menjadi televisi warna sehingga hanya diperlukan sinyal warna saja karena dari sinyal warna Y, M, dan B terdapat nilai luminansinya sendiri, sehingga televisi berwarna dapat menterjemahkan sinyal warna yang diterima untuk menentukan juga luminansinya.
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar.
= B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB.
3A/15/Lailatul Maghfirah F.S./1941160021
BalasHapusPemancar tv warna memancarkan sinyal yang akan ditangkap oleh penerima dan kemudian penerima tv dapat menampakkan gambar. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Sinyal yang dipancarkan oleh tv warna yaitu Bunyi, Luminansi (kecerahan gambar), Warna (krominasi), Denyut-denyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal, Ledakan (salvo, burst signal). Sinyal burst digunakan untuk sinkronisasi warna
Sinyal hitam putih akan muncul gambar karena adanya sinyal luminansi. Informasi warna dimodulasikan pada gelombang pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz sedangkan suara atau bunyi dimodulasikan secara FM pada gelombang pembawa anakan (sub-carrier) dengan frekuensi 5,5 MHz.
Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima tv monokrom dapat menampilkan sinyal warna dengan memancarkan sinyal luminansi, sinyal luminansi dinyatakan dengan Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau, dan biru. Dari sumber sinyal merah apabila dimasukkan ke sinyal penerima tv maka warna yang tampak adalah warna merah full, begitu juga dengan warna hijau dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1.
Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal selisih warna yaitu senapan-senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal- sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. Jika di stasiun pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, dan B, maka dalam penerima pun sesudah di deteksi akan terdapat pula M, H, dan B. Namun pemancar tv warna juga memancarkan sinyal Y. Karena itu cukup hanya 2 sinyal warna saja yang perlu dipancarkan. Maka H tidak dipancarkan, sebab dari Y, M, dan B yang diterima, si penerima tv warna akan dapat menjabarkan sinyal H yang ada di pemancar. Jadi penerima tv warna harus dapat mereproduksi H dengan jalan hitungan.
3B/21/SOVIA PUSPA FIRDAUS/1941160130
BalasHapusDari materi diatas yang membahas tentang Sinyal-Y yaitu sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan VY. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitaputih), arna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal).
1. Pemancar TV-warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitam-putih).
2. Penerima TV-warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV-warna maupun pemancar TV-hitam-putih.
3. Penerima-TV-hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna.
Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Bahan2 yang dikemukakan dalam Paragrap2 di belakang adalah berdasarkan sistem PAL, namun berisi pula dasar2 sistem NTSC. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal2:
1. bunyi
2. luminansi (kecerahan gambar)
3. warna (krominansi)
4. denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis)
5. ledakan (salvo, - burst signal)
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
BalasHapus31/21/Rara Ayu/1841160067
sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3A/14/Ivan Achmad Zulkarnaen/19411600010
BalasHapusDari materi diatas didapatkan mengenai konsep TV berwarna. NTSC adalah sistem warna TV analog yang digunakan di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan sebagian Amerika Selatan. PAL adalah sistem warna TV analog yang digunakan di Eropa, Australia, sebagian Asia, sebagian Afrika, dan sebagian Amerika Selatan. Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Sinyal-Y yaitu sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna.
3B/02/Bayu Eka S/ 1941160132
BalasHapuserdasarkan materi yang telah diberikan mengenai sinyal tv warna, tentunya televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) kemudian diterapkan sistem PAL(Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
erdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling meniadakan.
3A JTD/03/ALIF MADDA ABIYA/1941160019
BalasHapusBerdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitaputih), arna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal).
Sinyal Selisih Warna yaitu senapan2-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jikalau sekiranya di stasion-pemancar dilakukan pemodulasian dengan M. H dan B, maka dalam penerima pun -sesudah di deteksi akan terdapat pula. M, H dan B. Sinyal2 M, H dan B ini akan dapat mengemudikan senapan senapan elektron.
Namun pemancar TV warna juga memancarkan sinyal Y (guna keperluan penerima TV monokrom). Karena itu cukuplah seakrang hanya 2 sinyal-warna lagi saja yang perlu dipancarkan. Maka H tidaklah dipancarkan, sebab dari Y Mdan B yarig diterima, si penerima TVwarna akan dapat menjabarkan sendiri akan H yang ada di permancar. Jadi penerima TV warna harus dapat menentukan mereprodukti H dengan jalan hitungan.
3A_11_Hayunda Anggraini_1941160029
BalasHapusKesimpulan yang diambil dari materi Sinya TV Warna diatas adalah pada pemancar Tv warna juga harus memancarkan sinyal agar bisa ditangkap dan di reproduksi oleh Tv penerima baik Tv warna ataupun Tv hitam putih. Itu membuktikan sistem komptabilitas yang telah diterapkan oleh Amerika Serikat yaitu sistem NTSC (National Television System Committee). Tetpai di Indonesia juga diterapkan sistem komptabilitas yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC yang diterapkan oleh Amerika.
SINYAL Y.
Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (sebagai hitam dan putih) makan pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal-luminansi (sinyal kecerahan). Sinyal luminansi ini dinyatakan dengan SINYAL Y. tengangan dari sinya ini dinyatakan saja dengan V_Y. Sinyal Y ini dapat diperoleh dari menjumlahkan ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau, biru.
Sistem Tv monokrom dilengkapi tapis agar :
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna merah.
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna hijau.
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna biru.
SINYAL SELISIH WARNA
Electron didalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal-sinyal yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. jika sekiranya di stasion pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, B maka dalam penerima pun sudah dideteksi akan terdapat pula M, H, B. Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom. Namun sekarang mayoritas televisi telah menjadi televisi warna sehingga hanya diperlukan sinyal warna saja karena dari sinyal warna Y, M, dan B terdapat nilai luminansinya sendiri, sehingga televisi berwarna dapat menterjemahkan sinyal warna yang diterima untuk menentukan juga luminansinya. Pada penerima diperlukan pengkemudi elektron elektron untuk sinyal M, H dan B. Namun pada sisi pengirim hanya mengirimkan sinyal Y, U dan V yang kemudian dikemudikan oleh penerima dengan sinyal selisih warna dan pengemudian MHB.
Pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Pada televisi monokrom tidak terdapat bagian ini, yang ada hanyalah penerima sinyal luminansi. Kemudian, di televisi terdapat juga sinyal Color difference atau biasa disebut dengan sinyal selisih warna. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jikalau tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
3A/23/Wulan Rahma Damayanti/1941160060
BalasHapusPada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Untuk pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B,untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.Sehingga suatu sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth,dalam artian hasil sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa sinyal warna yang dari sudut fasa tersebut.
3A/01/Abdul Jalil/1941160003
BalasHapusPada materi diatas menjelaskan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line . Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y.
Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
Sinyal selisih warna yaitu senapan-senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jadi sinyal- sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. Jika di stasiun pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, dan B, maka dalam penerima pun sesudah di deteksi akan terdapat pula M, H, dan B. Namun pemancar tv warna juga memancarkan sinyal Y. Karena itu cukup hanya 2 sinyal warna saja yang perlu dipancarkan.
3B/16/NURUL SILVIYATUR RAHMAH/1941160098
BalasHapusBerdasarkan materi di atas, televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ketiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Selisih Warna yaitu senapan-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal- sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V.
3B/13/NABILAH NURUL HAQ/1941160097
BalasHapusDari pembahasan materi diatas dapat saya rangkumkan bahwa pemancar TV warna harus memancarkan sinyal, menampakkan gambar, dan menampilkan gambar yang dipancarkan atau terpancarkan oleh TV warna maupun TV hitam-putih, dengan diterapkannya sistem komptabilitas, yaitu NTSC(National Television System Committee). Di Indonesia menerapkan PAL(Phase Alternating Line) perbaikan sistem NTSC. Pemancar TV warna memancarkan sinyal bunyi, luminasi(kecerahan gambar), warna (krominansi), sinkronisasi raster dan sinkronisasi garis, dan burst signal. Gelombang warna memiliki frekuensi modulasi 4,43MHz dan sub-carrier nya memiliki frekuensi 5,5MHz. Sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, agar sinyal warna dapat ditampilkan pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru. Pada pihak pemancar, terdapat tiga buah kamera yang berperan untuk mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal warna merah, hijau dan biru kemudian dimodulasikan dengan sinyal masing-masing sehingga terdapat 3 buah pemancar yang bertanggung jawab terhadap sinyal warna.
Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jika tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut M-Y – (-Y) = M; H-Y – (-Y) = H; B-Y – (-Y) = B Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U. Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom.
3B/05/Dzulfiqar Rausan Fikri/1941160092
BalasHapusDari pemaparan diatas diperoleh mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom . Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL . Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru.
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima . Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877. dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493..
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3B/18/Rizko Mubarok/1941160095
BalasHapusDari materi diatas dapat kita simpulkan bahwa Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
3B/03/Ahmad Fikry/1941160013
BalasHapusDari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877. dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493..
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut. Selisih Warna yaitu senapan-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal- sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V.
3B/09/Hikmawan Crhisna Abditya/1941160143
BalasHapusPemancar tv warna memancarkan sinyal yang akan ditangkap oleh penerima dan kemudian penerima tv dapat menampakkan gambar. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Sinyal yang dipancarkan oleh tv warna yaitu Bunyi, Luminansi (kecerahan gambar), Warna (krominasi), Denyutdenyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal, Ledakan (salvo, burst signal). Sinyal burst digunakan untuk sinkronisasi warna
Sinyal hitam putih akan muncul gambar karena adanya sinyal luminansi. Informasi warna dimodulasi ke pembawa warna dengan frekuensi 4.43MHz, dan nada atau suara dimodulasi FM ke subcarrier dengan frekuensi 5.5MHz. Untuk menampilkan sinyal warna pada penerima televisi monokrom
, sinyal warna dapat ditampilkan dengan memancarkan sinyal luminansi, dan sinyal luminansi diwakili oleh Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna merah, hijau, dan biru. Warna yang Anda lihat saat Anda memasukkan sinyal dari sumber merah ke penerima TV semuanya hijau dan biru selain merah. Semua warna yang ada disaring dan dikirim ke kamera untuk menghasilkan tegangan dengan sinyal warna tertentu tergantung pada filternya. Warna sinyal kemudian dimodulasi ke setiap saluran menurut Gb.V1. Di sisi penerima, sinyal warna tiba saat saluran dikirim. Untuk menggabungkan sinyal yang masuk, mereka digabungkan menggunakan matriks. Sinyal tersebut kemudian dibalik fasanya untuk menghasilkan sinyal -Y. Sinyal –Y dikirim ke dua sinyal tambahan, MY dan BY, dan dilemahkan sesuai dengan pembacaan tegangan potensiometer.
sinyal perbedaan warna, i. H. Pistol elektron tabung warna harus digerakkan oleh tegangan dari kamera merah, hijau, dan biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. Jika di stasiun pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, dan B, maka dalam penerima pun sesudah di deteksi akan terdapat pula M, H, dan B. Namun pemancar tv warna juga memancarkan sinyal Y. Karena itu cukup hanya 2 sinyal warna saja yang perlu dipancarkan. Maka H tidak dipancarkan, sebab dari Y, M, dan B yang diterima, si penerima tv warna akan dapat menjabarkan sinyal H yang ada di pemancar. Jadi penerima tv warna harus dapat mereproduksi H dengan jalan hitungan.
3B/11/Mukhamad Firmansyah/1941160034
BalasHapusDari pemaparan diatas diperoleh mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3B/07/Farrel Rizki F/1941160055
BalasHapusberdasarkan materi yang telah dijelaskan diatas bisa disimpulkan bahwa supaya frekuwensi rona bisa ditampilkan sang penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV rona perlu memancarkan frekuwensi luminasi atau frekuwensi kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan menggunakan Y, tegangan berdasarkan frekuwensi ini dinyatakan menggunakan V_Y. Sinyal tadi bisa diperoleh menggunakan cara menjumlahkan ke 3 frekuwensi rona (merah, hijau, & biru) secara yg dikemukakan. Gambar yg hendak dipancarkan perlu diuraikan sebagai tiga rona primer. Setiap rona dimodulasikan dalam gelombang pembawa, lalu dipancarkan. apabila kita memakai tiga pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) kemudian pemancar H menempati kanal tiga, & pemancar B menempati kanal 4. Senapan senapan electron pada pada tabung gambar rona perlu dikemudikan menggunakan tegangan-tegangan yg dari berdasarkan kamera merah, kamera hijau & kamera biru. Jika tidak, maka tidaklah tampil gambar rona yg warnanya sama menggunakan adegan yg terdapat pada stasiun pemancar. Maka frekuwensi-frekuwensi kemudi yg diharapkan dalam tabung gambar rona merupakan M, H & B. apabila dalam stasiun pemancar melakukan pemodulasian menggunakan M, H & B, maka pada penerima pun (selesainya pada deteksi) akan masih ada juga M, H & B.
Tetapi pemancar TV rona pula memancarkan frekuwensi Y (guna keperluan penerima TV monokrom). Lantaran itu cukuplah seakrang hanya dua frekuwensi-rona lagi saja yg perlu dipancarkan. Maka H tidaklah dipancarkan, karena berdasarkan Y Mdan B yarig diterima, si penerima TVwarna akan bisa menjabarkan sendiri akan H yg terdapat pada permancar. Jadi penerima TV rona wajib bisa memilih mereprodukti H menggunakan jalan hitungan.
3B/12/Nabila Egyza Putri/194116109
BalasHapusDari penjelasan diatas dapat diperoleh beberapa hal mengenai sinyal pada TV warna. Karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928 sehingga saat ini semua televisi telah berwarna. Namun saat itu televisi yang tersebar luas adalah televisi hitam putih ini di karenakan televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial. Pada televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna.
Ada pun system yang menerapkan bahwasanya sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Sistem tersebut diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee). Kemudian di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya. Pemancar pada TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Agar sinyal warna dapat ditampilka pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru.
Pada sebuah TV-Warna sederhana yang berada di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang mana tiap tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap tiap warna yang ada kemudian akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal sinyal tertentu bergantung filter. Gambar yang hendak dipancarkan harus diuraikan terlebih dahulu menjadi 3 warna primer yaitu merah, hijau, dan biru. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Kemudian di sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal harus sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu pada potensiometer dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan. Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Jadi tegangan sinyal-luminasi Vy ada setinggi Vy = 0.3Vm + 0.59Vh + 0.11Vb atau y = 0.3m + 0.5h + 0.11b. Apabila tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3, tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau akan dikalikan dengan 0,59, dan tegangan yang dihasilkan kamera biru akan dikalikan 0,11. Kemudian dari hasil kali tersebut akan di jumlahkan, dan penerima TV-hitam - putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion-pemancar.
3B/17/Priya Utama/1941160042
BalasHapusPemancar tv warna memancarkan sinyal yang akan ditangkap oleh penerima dan kemudian penerima tv dapat menampakkan gambar. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Sinyal yang dipancarkan oleh tv warna yaitu Bunyi, Luminansi (kecerahan gambar), Warna (krominasi), Denyut-denyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal, Ledakan (salvo, burst signal). Sinyal burst digunakan untuk sinkronisasi warna
Sinyal hitam putih akan muncul gambar karena adanya sinyal luminansi. Informasi warna dimodulasi ke pembawa warna dengan frekuensi 4.43MHz, dan nada atau suara dimodulasi FM ke subcarrier dengan frekuensi 5.5MHz. Untuk menampilkan sinyal warna pada penerima televisi monokrom, sinyal warna dapat ditampilkan dengan memancarkan sinyal luminansi, dan sinyal luminansi diwakili oleh Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna merah, hijau, dan biru. Warna yang Anda lihat saat Anda memasukkan sinyal dari sumber merah ke penerima TV semuanya hijau dan biru selain merah. Semua warna yang ada disaring dan dikirim ke kamera untuk menghasilkan tegangan dengan sinyal warna tertentu tergantung pada filternya. Warna sinyal kemudian dimodulasi ke setiap saluran menurut Gb.V1. Di sisi penerima, sinyal warna tiba saat saluran dikirim. Untuk menggabungkan sinyal yang masuk, mereka digabungkan menggunakan matriks. Sinyal tersebut kemudian dibalik fasanya untuk menghasilkan sinyal -Y. Sinyal –Y dikirim ke dua sinyal tambahan, MY dan BY, dan dilemahkan sesuai dengan pembacaan tegangan potensiometer.
Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ketiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3B/15/Nuril Lailatul M
BalasHapusDari pemaparan diatas diperoleh mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom . Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL.sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line (PAL). Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima . Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter.
3B/10/M. Zulfikar Al Kautsar B/1941160084
BalasHapusDari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut. Selisih Warna yaitu senapan-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru.
Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.
3B/06/Fanny Wahyu Putra Pratama/1941160133
BalasHapusPada materi diatas menjelaskan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line . Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal
tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y.
Sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3B / 22 / Talitha Thedya Tsany
BalasHapusPada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar televisi warna diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Penggunaan Sinyal AM untuk pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM untuk pemancaran gelombang bunyi.
Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing (merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4).
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
3B/01/Ade Achmad Firdani/1941160113
BalasHapusDari beberapa materi yang telah dipaparkan pada perkuliahan siang hari ini, ada beberapa hal yang dapat dirangkum diantaranya adalah mengenai konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Terdapat pula sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B. Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling meniadakan.
3B/20/Sendy Egiana Wika Putra/1941160124
BalasHapusPemaparan materi diatas menunjukkan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line (PAL). Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam - putih) dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Dengan cara ini, bila siaran program TV berwarna diterima dengan penerima hitam-putih maka hanya sinyal luminannya yang berguna, sedangkan bila diterima oleh penerima TV berwarna sinyal luminan dan sinyal krominan kedua-duanya digunakan dan dari kedua sinyal tadi akhirnya pada tabung gambar, ketiga warna primer merah-hijau-biru dihasilkan kembali dan digunakan untuk membentuk gambar berwarna . menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut, Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Nama : Salamatul Hifdiyah
BalasHapusKelas : 3B JTD
Absen : 19
NIM : 1941160002
Resume yang dapat diambil para perkuliahan ini yaitu tentang konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar
TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Ada juga sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B.
Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar.
Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M; H-Y – (-Y) = H; B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling menghabiskan.
3B/08/1941160145/Febriyandi Anugrah Maulana
BalasHapusPada materi diatas menjelaskan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line . Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y.
Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
SINYAL SELISIH WARNA
Electron didalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi sinyal-sinyal yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. jika sekiranya di stasion pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, B maka dalam penerima pun sudah dideteksi akan terdapat pula M, H, B. Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom. Namun sekarang mayoritas televisi telah menjadi televisi warna sehingga hanya diperlukan sinyal warna saja karena dari sinyal warna Y, M, dan B terdapat nilai luminansinya sendiri, sehingga televisi berwarna dapat menterjemahkan sinyal warna yang diterima untuk menentukan juga luminansinya. Pada penerima diperlukan pengkemudi elektron elektron untuk sinyal M, H dan B. Namun pada sisi pengirim hanya mengirimkan sinyal Y, U dan V yang kemudian dikemudikan oleh penerima dengan sinyal selisih warna dan pengemudian MHB.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877. dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493..
erdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna , , dan . Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling meniadakan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3A / 05 / Arselliana Khoirun Nisa Caroline
BalasHapusPemancar TV warna memancarkan sinyal Yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima TV warna dan monokrom, menampakkan gambar dari stasiun pemancar TV warna maupun monokrom, Menampilkan gambar dari stasiun pemancar TV monokrom dan berwarna.
Pemancar TV warna memancarkan sinyal :
A. Bunyi
B. Luminansi
C. Warna
D. Denyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal
E. Ledakan
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3A/04/Anggita Sufia Rahmawati/1941160079
BalasHapusPenerima-TV-hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Hal-hal di atas dimungkinkan dengan diterapkannya sistem komptabilitas yang dalam tahun 1953 mulai diterapkan di Amerika Serikat, yaitu sistem NTSC . Di Indonesia diterapkan' sistem PAL , yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Bahan2 yang dikemukakan dalam Paragrap2 di belakang adalah berdasarkan sistem PAL, namun berisi pula dasar2 sistem NTSC.
Pada dasarnya penerima-TV-warna hanya memerlukan sinyal ini guna menampilkan gambar2 warna. Dengan care tersebut, gambar yang hendak dipancarkan kita uraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa sendiri2, kemudian dipancarkan. Ketika 2 gelombang-pembawa ditangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kamudian di deteksi, lihat Gb. Sinyal2 itu diumpankan kepada tabunggambar-warna, sehingga tampillah warna2 merah, hijau, dan biru.
Gambar2 itu ditampilkan secara saling berimpitan, sehingga mata kita pun tidakiah mengindera warna2 merah, hijau dan biru tersebut secara terpisah2, melainkan secara menyeluruh. Jadi apa yang tampak di layer gambar adalah warna2 senyatanya yang ada di stasiun pemancar. Namun sistem di atas mengandung kelemahan2 karena menempati 3 kanal, maka spektrum-frekuensi yang ditempati ada 3X lebar ketimbang lebar jalur yang ditempati oleh suatu sistem monokrom. Dengan penerima warna itu, kita tidak dapat menerima siaran TV hitam putih.
Senapan senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan tegangan vang berasal dari kamera merah, Kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. B in akan dapat mengemudikan senapan senapan elektron. Namun pemancar TV warna juga memancarkan sinyal Y.
Maka H tidaklah dipancarkan, sebab dari Y M dan B yang diterima, si penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri akan H yang ada di pemancar. Sudah dikemukakan dalam Paragraf di atas, bahwa pemancar memancarkan sinyal2 Y dan. Namun sinyal2 dan dipancarkan setelah terlebih dulu dilemahkan. Kepada kisi2-kemudian diumpankan sinyal2 selisih warna, dan. Y yang ada di kisi dan yang ada di katoda saling meniadakan. Disini yang melakukan pen-dekoda-an bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depannya tabung gambar. Adapun bunyi dipancarkan tersendiri secara FM dengan menggunakangelombang-pembawa Sinyal-video bentuknya bukan-sinus. Spektrum-video yang ditempati dapat merata di saluruh panjang•
Pemancar-TV hitam-putih.
3C/07/Dida Subiyaknata/1941160157
BalasHapusDari penjelasan di atas, kita mendapatkan sinyal pada TV berwarna. Dalam sistem NTSC, sinyal televisi berwarna harus dapat dikirim dan diterima untuk televisi monokrom. Di Indonesia sistemnya diperbaiki sehingga muncul sistem PAL. Pemancar warna mentransmisikan sinyal dalam bentuk suara, kecerahan, warna, pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan poni. Sinyal warna dapat ditampilkan sebagai gambar hitam putih berkat sinyal luminance. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang audio. Pada TV berwarna sisi stasiun sederhana dengan tiga kamera, setiap kamera dilengkapi dengan filter merah, hijau, dan biru. Tegangan keluaran pada ujung penerima dapat didekodekan dengan perintah perbedaan warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalik dan masuk ke katoda tabung. Perbedaan warna tersebut kemudian akan dicantumkan pada grid/grid sesuai dengan warna yang diterima. Jadi persamaan berikut akan dihasilkan, Juga, ada metode mengemudi RGB. Metode ini memberikan sinyal input ke katoda, yaitu menambahkan matriks untuk setiap HY, MY dan BY dengan kecerahan sinyal Y. Sinyal pencahayaan dilambangkan dengan Y, tegangan sinyal ini diwakili oleh V_Y. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna dalam urutan yang disajikan. Gambar yang ditransmisikan harus dibagi lagi menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasi ke pembawa dan kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 emitor, emitor M menempati kanal 2, kemudian emitor H menempati kanal 3, dan emitor B menempati kanal. Pistol elektron dalam tabung gambar berwarna harus digerakkan dengan tegangan masuk dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Jika tidak, gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan di stasiun pangkalan tidak akan muncul. Maka sinyal arah yang diperlukan pada tabung warna adalah M, H dan B. Jika stasiun pemancar memodulasi dengan M, H dan B, penerima juga akan memiliki M, H dan B. Pada pemancar, buat sinyal dari 3 pemancar menjadi satu untuk mendapatkan Y = 0,3M 0,59H 0,11B sinyal ini alih-alih sinyal bercahaya. Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Seri Matriks diumpankan ke fasa rotor atau digeser 180 derajat oleh rangkaian inverter. Jadi saat sinyal Y dibalik menjadi Y, maka saat sinyal Y M menjadi M Y dan saat sinyal Y B menjadi B - Y. Pada sinyal M Y saat dilemahkan menjadi sinyal V = 0.877. dan pada sinyal B - Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0.
3C/17/Nadin Ariesta Ayudya Fardani/1941160009
BalasHapusDari penjelasan diatas mengenai materi sinyal tv warna, bahwa sinyal tv warna terdapat pemancar tv warna yang berfungsi memancarkan sinyal yang ditangkap dan di reproduksi oleh penerima tv -warna. Pada pemancar TV-warna memancarkan sinyal-sinyal seperti bunyi,luminasi (kecerahan gambar), warna(krominansi), denyut vertical serta horizontal, dan ledakan (salvo-burst sinyal). Kemudian memiliki penerima TV-warna yang menampakkan gambar. Dan sinyal tv warna juga terdapat penerima TV-hitam-putih yang dapat menampilkan gambar hitam putih, berkat adanya sinyal luminasi.
Sistem TV-Warna Sederhana memiliki cara yang beragam, seperti pada Di Stasion Pemancar : memiliki 3 kamera yang biasanya merabai obyek”. Sistem warnanya yaitu jarak antara pembawa dan bunyi ada 5,5 MHz, lebar jalur sinyal video 5 MHz, frekuensi ayunan horizontal adalah 15 625 Hz,dan frekuensi ayunan vertical 50 Hz.
Kemudian Sinyal -Y, pada sinyal ini biasanya sinyal-warna dapat ditampilkan oleh penerima-TV monokrom (sebagai hitam-putih), maka pemancar TV-warna perlu memancarkan sinyal-luminansi (sinyal kecerahan). Sinyal luminansi dinyatakan dengan Y; tegangan dari sinyal ini kita nyatakan saja dengan Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan ke-tiga2 sinyal-warna merah, hijau, biru. Oleh karena itu, Sinyal-Y dimodulasikan kepada sinyal-pembawa-gambar dengan cara seperti yang dilakukan pada sistem TV-hitam-putih.
Sinyal Selisih-Warna adalah senapan2-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jikalau sekiranya di stasion-pemancar dilakukan pemodulasian dengan M. H dan B, maka dalam penerima pun -sesudah di deteksi akan terdapat pula. M, H dan B. Sinyal2 M, H dan B ini akan dapat mengemudikan senapan senapan elektron.
Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Sinyal Nada-Warna (Krominasi) ini merupakan sistem-hitamputih, sinyal-video (informasi-kecerahan) dan sinyal-bunyi di pancarkan dalam jalur seperti di Gb. V-9. Misalnya SInyal video menempati jalur antara 0…. 5 MHz. Adapun bunyi dipancarkan secara FM dengan menggunakan gelombang pembawa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3C/20/SAIRI SOLIKH/1941160067
BalasHapusmenurut teori diatas yaitu menjelaskan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line. pemancar tv memancarkan sinyal berupa bunyi, luminasi, warna, dll. sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Pada dasarnya penerima-TV-warna hanya memerlukan sinyal ini guna menampilkan gambar-gambar warna. Senapan senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan tegangan vang berasal dari kamera merah, Kamera hijau dan kamera biru.
Sistem tersebut diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC, Kemudian di Indonesia diterapkan sistem PAL yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut : M-Y – (-Y) = M, H-Y – (-Y) = H
, B-Y – (-Y) = B, Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B.Pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna, Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom..
3C/01/ABDULLAH SYAFIQ AMMAR/1941160018
BalasHapusBerdasarkan materi di atas dapat diambil kesimpulan, Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi. Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3C/08/Dimas M.P/1941160061
BalasHapusSinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y. sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar.
3C/18/Nindi Karynnina L.T/1941160082
BalasHapusPada pembahasan ini, sinyal gambar memiliki jenis yang bermacam-macam. Dalam pemancarannya hanya dengan 1 saluran saja. Pemancar TV warna harus bisa diterima pada pemancar TV hitam-putih. Kemudian pada penerima TV warna bisa menampilkan pemancar TV hitam-putih dan penerima TV hitam-putih dapat menampilkan gambar dari pemancar TV hitam-putih maupun pemancar TV warna. Indonesia menerapkan sistem PAL. Dalam pembawa warna pada sistem PAL bekerja pada frekuensi kerja 4,43 Mhz dan untuk suara bekerja pada frekuensi 5,5 Mhz (sub carrier untuk sinyal TV).
3 buah kamera BW berarti setiap masing-masing kamera mewakili warna RGB, dimana ketiga warna digabung bisa menghasilkan banyak warna. Pada sistem warna berlaku:
a. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5 Mhz
b. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 Mhz
c. Frekuensi –ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15.625 Hz
d. Frekuensi –ayunan vertikal (frekuensi raster) = 50 Hz
Pada setiap kamera, terdapat lensa dengan didepannya diberikan filter warna RGB. Pada sisi penerima, menggunakan TV hitam-putih. Pesawat penerima TV memiliki layar dengan kanal yang berbeda pada setiap pesawat penerima TV. Layar berupa mika plastik yang ditempelin dengan warna merah, hijau, dan biru. Dalam melihat hasilnya menggunakan cermin dalam melihat gradasi warna yang sudah dipantulkan. Ketiga cermin ini, sudutnya diputar. Kemudian menambahkan 1 cermin guna semua bayangan dipantulkan pada satu cermin sehingga bisa melihat ketiga cermin tersebut yang menghasilkan banyak warna pada 1 frame.
Pada sinyal TV warna, besar sinyal luminansi dipengaruhi oleh RGB dengan rumus Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B. Apabila diketahui tegangan, maka menggunakan rumus VY = 0,3Vm + 0,59M + 0,11 VB. Sinyal Y diperoleh dari rangkaian matri dari 3 kamera RGB. Pada sinyal selisih warna, M dan B tidak dipancarkan dengan sinyal M dan sinyal B. Tetapi diolah lagi dengan pemancar mengolah tegangan-tegangan sinyal M-Y dan B-Y sehingga M-Y disebut sinyal selisih merah sedangkan B-Y disebut sinyal selisih biru. Dalam mengarahkan tabungan gambar perlu sinyal M, H, B dengan stasiun pemancar hanya mengirimkan sinyal Y, U, dan V. Cara mengemudikan tabungan gambar adalah mengemudikan selisih warna dan mengemudikan MHB. Dalam mengemudikan seleisih warna terdapat tegangan kisi dan tegangan koda. Pada mengemudikan MHB katoda tabungan gambar diumpankan pada sinyal M, H, dan B dengan kisi diberikan tegangan rata serta tidak diberi sinyal. Sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth Dalam melakukan pen-dekoda-an bukanlah tabungan gambar, tetapi suatu rangkaian yang ada di depannya tabung gambar.
3C/23/ZULFAN AUFIFILLAH/1941160086
BalasHapusDari uraian di atas, sinyal diperoleh pada TV berwarna. Memang, sinyal televisi berwarna harus dapat ditransmisikan dan ditangkap untuk televisi monokrom (hitam putih). Di Indonesia, sistem telah diperbaiki dan sistem PAL (Phase Alternating Line) lahir. Stasiun televisi berwarna memancarkan sinyal dalam bentuk nada, kecerahan, warna, pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan ledakan. Berkat sinyal luminance, sinyal warna dapat ditampilkan sebagai gambar hitam putih. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna dan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang suara. TV berwarna sederhana di sisi stasiun pemancar memiliki tiga kamera, dan masing-masing kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Setiap warna yang ada disaring dan, tergantung pada filternya, dikirim ke tegangan kamera yang dihasilkan dengan sinyal warna tertentu. Sinyal tersebut kemudian dimodulasi warna pada setiap saluran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar V1. Merah mewakili saluran 2, hijau mewakili saluran 3, dan biru mewakili saluran 4. Di sisi penerima, sinyal warna tiba saat saluran dikirim. Untuk menggabungkan, sinyal input digabungkan menggunakan matriks. Sinyal tersebut kemudian dibalik fasanya untuk menghasilkan sinyal -Y. Sinyal –Y dikirim ke dua sinyal tambahan, MY dan BY, dan dilemahkan sesuai dengan pembacaan tegangan potensiometer.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3C/04/Ananda Alif Kemal Firmansyah/1941160102
BalasHapusPada materi kali ini membahas Sinyal TV Warna dengan tujuan sebagai berikut:
(a) Pemancar TV warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat dtangkap dan di reproduksi oleh penerima TV warna maupun penerima TV monokrom (hitam putih).
(b) Penerima TV warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar TV monokrom (hitam putih).
(c) Penerima TV mokorom (hitam putih) harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari statiun pemancar TV warna
Sistem kompatibilitas di Amerika menggunakan NTSC (National Television System Committee). Sedangkan di Indonesia menggunakan PAL (Phase Alternating Line).
Pemancar TV memancarkan sinyal Bunyi, Luminasi (Kecerahan Layar), Warna (kromasi), Denyut – denyut untuk sinkronisasi vertiklas (Sinkronisasi raster) dan denyut – denyut untuk sinkronisasi horizontal (sinkronisasi garis), dan Ledakan (Salvo – burst signal).
Sistem TV Warna Sederhana diujudkan di stasiun pemancar, ada 3 kamera uang merabai obyek – obyek seperti kamera yang dipakai dalam memenuhi persyaratan. Kamera tersebut dilengkapi dengan filter warna RGB (Merah, Hijau, dan Biru). Setiap warna yang ada akan disaring dan dimasukkan ke dalam kamera untuk menghasilkan tegangan dengan warna sinyal tertentu, tergantung dari filternya. Citra yang akan dipancarkan harus diurai terlebih dahulu menjadi 3 warna primer yaitu merah, hijau dan biru. Setiap warna dimodulasi pada gelombang pembawa dan kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati saluran 2 (spektrum), pemancar H menempati saluran 3, dan pemancar B menempati saluran 4.
Saat menampilkan sinyal warna pada penerima televisi monokrom, sinyal warna dapat ditampilkan dengan memancarkan sinyal luminance, yang diwakili oleh Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menambahkan sinyal merah, hijau dan biru. Saat Anda memasukkan sinyal dari sumber merah ke penerima TV, warna yang Anda lihat adalah hijau dan biru selain merah.
Semua warna yang ada disaring dan dikirim ke kamera untuk menghasilkan tegangan dengan sinyal warna tertentu berdasarkan filter. Warna sinyal kemudian dimodulasi ke setiap saluran sesuai dengan Gambar V1. Di ujung penerima, sinyal warna tiba saat saluran dikirim. Untuk menggabungkan sinyal input, mereka digabungkan menggunakan matriks. Sinyal ini kemudian dibalik untuk menghasilkan sinyal -Y. Sinyal –Y dikirim ke dua sinyal tambahan, MY dan BY, dan dilemahkan sesuai dengan pembacaan tegangan potensiometer. Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima akan dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Dan perbedaan warna masuk ke grid/grid berdasarkan warna yang diterima (M-Y masuk ke M dan seterusnya). Maka akan dihasilkan persamaan Berikut:
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
3C/21/SAMROTUN NABILA/1941160046
BalasHapusDari hasil materi sinyal TV Warna didapatkan bahwasanya dari pemancar TV, warna juga memancarkan sinyal yg akan ditangkap dan diterima oleh penerima warna atau monokrom. Penerima dapat menampilkan warna gambar yang akan dipancar dari stasiun pemancar warna maupun TV monokrom. Dan penerima akan dapat menampilkan gambar yang dipancarkan sebelumnya.
Penerima hitam putih akan menampilkan gambar hitam putih karena adanya sjnya luminasi. Sistem kerja dari TV monokrom itu disetiap kamera dilengkapi dengan:
1. Kamera satu, membangkitkan tegangan" sinyal yang bereaksi hanya pada warna merah
2. Kamera dua, membangkitkan tegangan" sinyal yang bereakai hanya di warn hijau
3. Kamera tiga, membangkitkan tegangan" yang bereaksi pada warna biru saja. Dengan demikian setiap warna akan dimodulasikan pada gelombang pembawa sendiri kemudian dipancarkan menggunakan 3 pemancar (pemancar M menempati kanal spektrum frekunsi 2, pemancar H menempati kanal 3 dan pemancar B menempati kanal 4).
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut. Selisih Warna yaitu senapan-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru.
Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal M, H dan B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.
3C/03/AMELIA FERUZZI/1941160114
BalasHapusDari apa yang telah diberikan pad perkuliahan siang hari ini tentang sinyal TV berwarna, tentu saja TV saat ini semuanya berwarna, karena sinyal televisi berwarna yang dikembangkan oleh para ilmuwan Skotlandia pada tahun 1928. Tetapi pada saat itu TV berwarna belum dirilis secara komersial, dan sebagai gantinya digunakan TV hitam putih. Sejak transisi dari TV hitam-putih ke TV berwarna, sistem yang kompatibel harus memenuhi beberapa kondisi, yang berarti bahwa pengguna TV hitam-putih masih dapat menikmati TV berwarna meskipun hanya menampilkan hitam-putih. Dalam sistem NTSC (National Television System Committee) penerapan sinyal televisi berwarna harus dapat memancarkan dan menangkap televisi monokrom . Pemancar TV berwarna memancarkan sinyal dalam bentuk suara, kecerahan, warna, pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan ledakan. Karena sinyal luminance, sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna, sedangkan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang suara. Untuk menampilkan sinyal warna pada TV monokrom, pemancar TV perlu mengirimkan sinyal luminance, yang dilambangkan dengan simbol Y. Sinyal Y diperoleh dengan menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna, merah, hijau, dan biru. Di sisi pemancar, ada tiga kamera, dan tugasnya adalah mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal merah, hijau, dan biru, dan kemudian memodulasinya dengan sinyalnya masing-masing, sehingga ada 3 pemancar yang bertanggung jawab atas sinyal warna. Pada penerima, setiap penerima sinyal warna memiliki 3 saluran. Kemudian setelah menerima sinyal warna, demodulasi kembali menjadi warna. Tidak ada bagian seperti itu di TV monokrom, hanya ada penerima untuk sinyal pencahayaan. Lalu, ada sinyal perbedaan warna atau yang biasa disebut sinyal perbedaan warna di TV. Elektron yang dipancarkan perlu diarahkan atau dikendalikan oleh tegangan dari kamera merah, biru dan hijau. Tanpa bagian ini, warna yang ditampilkan oleh TV berwarna tidak sama dengan yang ditampilkan dalam adegan yang dikirim oleh stasiun radio. Stasiun TV perlu mengirimkan sinyal luminance untuk memenuhi kebutuhan pengguna TV monokrom. Namun sekarang sebagian besar TV sudah menjadi TV berwarna, sehingga hanya dibutuhkan satu sinyal warna saja, karena sinyal warna Y, M, B memiliki nilai kecerahannya sendiri, sehingga TV berwarna juga dapat mengubah sinyal warna yang diterima untuk menentukan kecerahannya. Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Di negara Indonesia sendiri menerapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal bunyi, luminansi, warna, sinkronisasi raster, sinkronisasi garis, burst signal
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3C_14_Magfhirah Auladina Ratuloli_1941160006
BalasHapusPada pertemuan ke-11 ini membahas tentang sinyal Tv warna . Yang mana pada penjelasannya ini bisa dibuatkan resume sebagai berikut:
pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar
TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Ada juga sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B.
Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar.
Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M; H-Y – (-Y) = H; B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling menghabiskan.
3C/09/Eka Purnama Wulandari/1941160108
BalasHapusBerdasarkan penjelasan diatas mengenai “SINYAL TV-WARNA” disebutkan bahwa pemancar TV-warna memancarkan sinyal-sinyal seperti sinyal bunyi, luminasi, warna, ledakan, denyut-denyut untuk sinkronisasi vertical, dan denyut-denyut untuk sinkronisasi horizontal. Pada stasiun pemancar terdapat 3 kamera, dimana kamera-kamera tersebut merabai obyek-obyek seperti kamera-kamera yang dipakai dalam guna memenuhi persyaratan diatas, maka norma-norma yang berlaku dalam sistem hitam putih harus pula berlaku jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi dengan frekuensi 5,5 MHz, lebar jalur untuk sinyal video dengan frekuensi 5 MHz, frekuensi ayunan horizontal dengan frekuensi garis sebesar 15625 Hz, dan frekuensi ayunan vertical dengan frekuensi raster sebesar 50 Hz. Pada sinyal-Y agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (sebagai hitam putih), maka pemancar TV wana perlu memancarkan sinyal luminasi. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y. Pada sinyal selisih warna semapan-semapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, hijau, dan biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar.
Cara membentuk sinyal-sinyal selisih warna dalam pemancar sudah dikemukakan dalam penjelasan di atas, bahwa pemancar memancarkan sinyal-sinyal Y, (B-Y) dan (M-Y). Namun sinyal2 (B-Y) dan (M-Y) dipancarkan setelah terlebih dulu dilemahkan. Pelemahan ini bertujuan untuk menghindari pengemudian-lebih. Sinyal (B-Y) yang sudah dilemahkan kita sebut saja sinyal-U; sinyal (M-Y) yang sudah dilemahkan kita namai sinyal-V. Berlakulah:
V = 0,877 (M-Y)
U = 0,493 (B-Y)
Si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U tersebut pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layer gambar. Gb.V-5 mengemukakan cara-caranya membentuk sinyal-Y, U dan V dalam pemancar, yaitu:
(a) Sinyal2 yang dihasilkan kamera2 diumpankan kepada suatu rangkaian matriks.
(b) Dalam matriks itu sinyal-Y dibentuk untuk memenuhi persamaan Y=0,3M+0,59H+0,11B Gb.V-3.
(c) Sinyal-Y juga diumpankan kepada sebuah pemutar fasa, sehingga diperoleh -Y.
(d) Sinyal-Y diumpankan kepada 2 rangkaian jumlah.
Lalu, pada sinyal nada warna (krominansi) sinyal video (informasi kecerahan) dan sinyal bunyi dipancakan dalam jalur seperti di Gb. V-9, yaitu: Sinyal-video menempati jalur antara 0-5MHz. Adapun bunyi dipancarkan tersendiri secara FM dengan mengunakan gelombang pembawa sebesar 5,5 MHz. Sinyal video bentuknya bukan sinus. Kalau sinyal video ini kita uraikan dalam getaran-getaran sinus, maka ternyata bahwa getaran-getaran dalam jalur samping tidak terdapat merata di seluruh panjangnya jalur, melainkan getaran-getaran itu membentuk kelompok-kelompok.
3C/05/Aprilia Orrin Wilana/1941160088
BalasHapusDari materi diatas dapat diambil informasi bahwa pemancar TV berwarna yang memancarkan gambar ke Penerima TV berwarna harus tetap bisa menerima gambar. Begitu juga dengan pemancar TV bergambar yang memancarkan gambar ke penerima TV Hitam putih. Kemudian Pemancar TV Berwarna yang mengirimkan gambar ke Pemancar TV berwarna juga bisa menerima gambar.
Pemancar TV berwarna memancarkan sinyal-sinyal:
-) bunyi (suara - sistem modulasi FM)
-) luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM)
-) warna (krominasi - modulasi PM)
-) denyut2 sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal
Pada sistem PAL pembawa warna berkerja pada frekuensi 4,43 MHz. Dengan pembawa suara (FM) sub carrier dengan frekuensi 5,5MHz.
TV berwarna bekerja pada awalnya dengan eksperimen, pada bagian Pemancarkan TV digunakan kamera BW (Hitam putih) yang terhubung ke pemancar BW (Hitam putih), kamera yang digunakan sebanyak 3 kamera dan 3 pemancar juga. Digunakan 3 buah kamera karena setiap kameranya mewakili warna primer yaitu merah, hijau, dan biru. Dilakukan dengan cara memasang mika merah didepan lensa salah satu kamera, kemudian hijau di lensa kamera berikutnya dan yang terakhir biru di kamera terakhir.
Kemudian pada sisi penerima, tetap digunakan 3 buah penerima hitam putih yang terdapat layar TV dimasing masing penerimanya. Pada setiap layar TV juga ditempel mika warna primer (merah, hijau, biru). Sehingga diperoleh gradasi warna dari masing2 mika. Gradasi merah hingga hitam, hijau hingga hitam dan biru hingga hitam. Dipasang cermin didepan mika sehingga terdapat 3 cermin. Kemudian ditambahan 1 cermin lagi didepan 3 cermin tersebut sehingga pantulan dari 3 cermin akan menuju ke cermin terakhir sehingga didapatkan banyak warna dari hasil pantulan tersebut. Eksperimen inilah yang mengisnpirasi TV warna.
Dalam pemancaran sinyal luminasi (kecerahan) yang digunakan agar penerima TV monokrom dapat menerima gambar adalah dengan melakukan penjumlahan tiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru.
Tegangan sinyal luminasi ada setinggi :
Y = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Rumus ini didapatkan dari percobaan memutar potensio yang telah disusun seperti gambar Gb.V-3 yang merupakan rangkaian matrik sehingga nantinya harus didapatkan warna putih yang sangat cerah.
Untuk mengubah 4 sinyal warna menjadi 2 sinyal warna saja yang dikirimkan dapat digunakan pengemudian selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Sinyal Y diperoleh dari rangkaian matrik kamera merah, hijau dan biru. Sinyal V dibentuk dari M-Y. Sinyal U dibentuk dari B-Y. Sinyal U dan V berada pada serambi sinyal pengosongan, sedangkan Y berada pada sinyal pemayaran. Sinyal M-Y dan B-Y menghasilkan sinyal H-Y.
Nama : Muhammad Yoga Akbar Prasetya
BalasHapusKelas : 3E JTD
Absen : 19
NIM : 1941160014
Resume yang dapat diambil para perkuliahan ini yaitu tentang konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar
TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Ada juga sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B.
Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar.
Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M; H-Y – (-Y) = H; B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling menghabiskan.
3c/12/Hendico Ade r/1941160123
BalasHapusPada penjabaran materi diatas, pada dasarnya ada 2 sinyal televisi yang dapat diketahui yaitu sinyal tv krominasi (hitam putih) dan sinyal tv berwarna. Sedangkan untuk sinyal warna akan dipancarkan melalui sinyal AM dan untuk gelombang bunyi akan dipancarkan melalui sinyal FM. Mungkin sebelum menayangkan suatu sinyal dari pemancar,siaran televisi lama akan dikalibrasi terlebih dahulu berbeda dengan sekarang yang bisa digunakan tanpa perlu dikalibrasi terlebih dahulu. Pada televisi krominasi yang masih hitam putih hanya menerima sinyal luminasi berbeda dengan tv warna yang memerlukan sinyal lebih dari itu antara lain bunyi, luminansi (kecerahan gambar) warna (krominansi), denyut-denyut untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), denyut untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), dan ledakan (salvo, - burst signal). Maka dari itu diterapkanlah oleh pemerintah amerika serikat pada tahun 1953 sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) yang kemudian diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC. Untuk informasi tv warna dimodulasikan melalui gelombang pembawa dengan menggunakan frekuensi 4,43 MHz. Sinyal Y atau biasa disebut sinyal luminasi, merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru). Apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt. Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B. Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks, akibatnya sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Untuk pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B,untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Akibatnya suatu sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth, dalam artian hasil sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa sinyal warna yang dari sudut fasa tersebut.
3C/13/Ilham Wirangga Jati/1941160073
BalasHapusDari artikel mengenai “Sinyal TV Warna”, diketahui bahwa pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). NTSC ini diterapkan di Amerika Serikat, sedangjan di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan (salvo burst signal).
Pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan, karena agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih). Sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan ketiga sinyal warna: merah, hijau, biru.
Jadi persamaan tegangan sinyal luminasi Vy adalah:
Vy = 0.3Vm + 0.59Vh + 0.11Vb atau y = 0.3M + 0.5H + 0.11B
Di bagian penerima, ketiga gelombang pembawa (dari pemancar M, H dan B) ditangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian di-deteksi. Sinyal2 itu (disebut sinyal video) diumpankan kepada tabung gambar-warna, sehingga tampillah warna2 merah, hijau, dan biru. Gambar2 itu ditampilkan secara saling berimpitan, sehingga mata kita pun tidaklah mengindera warna2 merah, hijau dan biru tersebut secara ter-pisah2, melainkan secara menyeluruh. Jadi apa yang tampak di layer gambar adalah warna2 senyatanya yang ada di stasiun-pemancar. Namun sistem di atas mengandung kelemahan2:
(a) Karena menempati 3 kanal, maka spektrum frekwensi yang ditempati ada 3X lebar ketimbang lebar jalur yang ditempati oleh suatu sIstem monokrom.
(b) Dengan penerima-warna itu, kita tidak dapat menerima siaran TV hitam-putih. (Penerima tak dapat menampilkan gambar hitam-putih).
(c) Dengan sinyal2 di atas, maka penerima-TV hitam putih tidak akan dapat menampilkan gambar hitam-putih.
Dari kelemahan diatas, maka diperlukan syarat2 komptabilitas yang haru dipenui yaitu:
a) penerima TV hitam-putih harus dapat menampilkan acara2 berwarna (dalam hitam-putih);
b) penerima-TV warna harus dapat menampilkan acara2 hitam putih, dalam hitam putih.
Guna memenuhi persyaratan2 di atas, maka norma2 yang berlaku dalam sistem hitam-putih harus pula berlaku dalam sistem-warna. Jadi dalam sistern-warna harus pula berlaku:
(1) Jarak antara pembawa-gambar dan pembawa-bunyi ada 5,5MHz.
(2) Lebar-jalur untuk sinyal-video adalah 5 MHz.
(3) Frekwensi-ayunan horisontal (frekwensi-garis) = 15 625Hz.
(4) Frekwensi-ayunan vertikal (frekwensi-raster) = 50 Hz.
Mengenai Sinyal Selisih Warna, sinyal ini berupa senapan2-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B.
3C_10_FARIL ADITYA FIDDIN
BalasHapusDari materi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa agar penerima televisi monokrom (hitam putih) dapat menampilkan sinyal warna, pemancar televisi berwarna harus memancarkan sinyal atau sinyal luminance. Sinyal iluminasi diwakili oleh Y dan tegangan sinyal itu diwakili oleh V_Y. Anda bisa mendapatkan sinyal dengan menambahkan tiga sinyal warna yang ditampilkan (merah, hijau, biru). Gambar yang dipancarkan harus didekomposisi menjadi tiga warna primer. Setiap warna dimodulasi menjadi pembawa sebelum dipancarkan. Saat menggunakan tiga pemancar, pemancar M menempati saluran 2 (spektrum frekuensi), pemancar H saluran 3, dan pemancar B saluran 4.
Ada juga sinyal perbedaan warna dimana elektron dalam tabung gambar perlu didorong dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika Anda tidak mengambil rute ini, Anda tidak akan melihat gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan di stasiun pemancar. Sinyal gambar kemudian memerlukan tabung gambar berwarna dengan M, H, dan B. Pemancar TV juga diperlukan untuk mengirimkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Oleh karena itu hanya 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. Penerima TV berwarna dapat menampilkan H dari Y, M, B yang diterima ke pemancar, sehingga H tidak ditransmisikan. Penerima TV berwarna harus dapat menentukan H berdasarkan hitungan. M dan B tidak ditransmisikan sebagai sinyal M dan B. Pemancar memproses sinyal tegangan (MY) dan (BY). Sinyal ini kemudian dimodulasi menjadi pembawa dan ditransmisikan. (MY) disebut sinyal perbedaan merah.
(BY) disebut sinyal perbedaan biru.
Perbedaan warna, pistol elektron di penerima warna, harus didorong oleh tegangan dari kamera merah, hijau dan biru. Jika tidak, Kita tidak akan melihat gambar berwarna dengan warna yang sama dengan adegan siaran. Oleh karena itu, sinyal kontrol yang diperlukan untuk penerima warna adalah M, H, dan B. Mengontrol penerima membutuhkan sinyal M, H, dan B, tetapi stasiun pemancar hanya mengirimkan sinyal Y, U, dan V.
3E/08/Bariq Nuril Bilad/1941160131
BalasHapusDari apa yang telah diberikan pad perkuliahan siang hari ini tentang sinyal TV berwarna, tentu saja TV saat ini semuanya berwarna, karena sinyal televisi berwarna yang dikembangkan oleh para ilmuwan Skotlandia pada tahun 1928. Tetapi pada saat itu TV berwarna belum dirilis secara komersial, dan sebagai gantinya digunakan TV hitam putih. Sejak transisi dari TV hitam-putih ke TV berwarna, sistem yang kompatibel harus memenuhi beberapa kondisi, yang berarti bahwa pengguna TV hitam-putih masih dapat menikmati TV berwarna meskipun hanya menampilkan hitam-putih. Dalam sistem NTSC (National Television System Committee) penerapan sinyal televisi berwarna harus dapat memancarkan dan menangkap televisi monokrom . Pemancar TV berwarna memancarkan sinyal dalam bentuk suara, kecerahan, warna, pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan ledakan. Karena sinyal luminance, sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna, sedangkan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang suara. Untuk menampilkan sinyal warna pada TV monokrom, pemancar TV perlu mengirimkan sinyal luminance, yang dilambangkan dengan simbol Y. Sinyal Y diperoleh dengan menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna, merah, hijau, dan biru. Di sisi pemancar, ada tiga kamera, dan tugasnya adalah mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal merah, hijau, dan biru, dan kemudian memodulasinya dengan sinyalnya masing-masing, sehingga ada 3 pemancar yang bertanggung jawab atas sinyal warna. Pada penerima, setiap penerima sinyal warna memiliki 3 saluran. Kemudian setelah menerima sinyal warna, demodulasi kembali menjadi warna. Tidak ada bagian seperti itu di TV monokrom, hanya ada penerima untuk sinyal pencahayaan. Lalu, ada sinyal perbedaan warna atau yang biasa disebut sinyal perbedaan warna di TV. Elektron yang dipancarkan perlu diarahkan atau dikendalikan oleh tegangan dari kamera merah, biru dan hijau. Tanpa bagian ini, warna yang ditampilkan oleh TV berwarna tidak sama dengan yang ditampilkan dalam adegan yang dikirim oleh stasiun radio. Stasiun TV perlu mengirimkan sinyal luminance untuk memenuhi kebutuhan pengguna TV monokrom. Namun sekarang sebagian besar TV sudah menjadi TV berwarna, sehingga hanya dibutuhkan satu sinyal warna saja, karena sinyal warna Y, M, B memiliki nilai kecerahannya sendiri, sehingga TV berwarna juga dapat mengubah sinyal warna yang diterima untuk menentukan kecerahannya. Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Di negara Indonesia sendiri menerapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal bunyi, luminansi, warna, sinkronisasi raster, sinkronisasi garis, burst signal
3C/06/Dewi Shinta Nur Afifah/1941160035
BalasHapusBerdasarkan uraian materi di atas, dapat diketahui mengenai bagaimana proses sinyal warna pada pemancar dan penerima. Sinyal warna ini digunakan pada TV warna. Pada dasarnya, pada suatu sinyal yang diapancarkan memuat sinyal horizontal dan vertikal, yang mana didalamnya berisi berbagai macam informasi. Sinyal ini yang kemudian ditampilkan oleh Televisi dalam bentuk gambar dan suara. Dalam sistem kerja pemancar dan penerima televisi perlu diketahui bahwa pada suatu pemancar sinyal informasi gambar berwarna harus dapat diterima oleh penerima sinyal TV hitam-putih. Begitu pula sebaliknya, dalam suatu pemancar sinyal informasi gambar hitam putih harus dapat diterima oleh penerima TV berwarna.
Salah satu contohnya yaitu di Indonesia, pertama kali dalam penyiaran Televisi dilakukan oleh TV TVRI yang melakukan siaran TV hitam putih, dan TV yang dimiliki masyarakat juga TV hitam putih. Setelah selang beberapa waktu kemudian TVRI melakukan siaran TV berwarna, namun sinyal gambar berwarna tersebut tetap diterima oleh TV masyarakat yang masih menggunakan TV penerima hitam putih.
Dalam suatu pemancar TV berwarna, dapat memancarkan sinyal bunyi, luminansi, warna, sinkronisasi vertikal dan horizontal serta ledakan atau salvo. Pada sinyal bunyi ini dipancarkan dengan modulasi frekuensi atau Modulasi FM. Lalu, pada sinyal luminansi atau kecerahan ini dapat dipancarkan baik dari TV berwarna maupun TV hitam-putih. Hal ini berbeda dengan sinyal krominasi atau sinyal warna yang mana hanya dapat dipancarkan oleh TV berwarna. Terakhir, pada sinyal ledakan atau salvo ini dikirimkan dengan fase sinyal yang tidak dimulai dengan 0 derajat dengan bentuk sinyal sinus.
Sistem pada TV berwarna ini ditemukan dengan melakukan sebuah eksperimen, yang mana digunakan kamera hitam putih. Pada percobaannya, digunakan 3 kamera yang mewakili warna Merah, Hijau, dan Biru. Dalam percobaannya, untuk menghasilkan warna-warna tersebut, maka di depan lensa kamera diberi sebuah kaca atau mika berwarna yang dijadikan sebagai filter warna merah, hijau dan biru. Untuk menghasilkan berbagai warna dapat dilakukan dengan mengatur kadar luminansi warna yang akan dicampurkan.
Selain itu pada sisi penerima TV berwarna juga terdapat 3 penerima yang masing-masing mewakili warna Merah, Hijau dan Biru. Pada masing-masing kamera juga diberi mika yang dijadikan filter warna RGB. Hasil pancaran dari kamera tersebut kemudian dapat dilihat pada sebuah cermin yang kemudian sudutnya diputar. Lalu bayangan dari cermin tersebut dipantulkan kembali dalam 1 cermin sehingga jika dilihat dari sudut tertentu menghasilkan warna bermacam-macam.
Selain itu, juga dilakukan pembahasan mengenai pembuatan sinyal warna, pada pemayaran horizontal memuat sinyal luminansi atau kecerahan. Pada TV warna, besar lumninansi dipengaruhi 3 warna dengan rumus :
Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11Vb
Karena ketiga warna mengeluarkan tegangan 1V maka diperkecil sehingga menghasilkan warna tertentu dengan tegangan maksimum 1V. Besar tegangan pada sinyal warna ini dapat diperkecil dengan potensiometer. Pada sinyal warna ini dimodulasi menggunakan Modulasi PM. Oleh karena itu, sudut fase pada sinyal warna dipengaruhi oleh sinyal U dan V.
3C/19/Reinaldo Riswanto Saputra/1941160081
BalasHapusDari Artikel Diatas, sinyal luminance, sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna, sedangkan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang suara. Setiap warna yang ada akan disaring dan dimasukkan ke dalam kamera untuk menghasilkan tegangan dengan sinyal warna tertentu, tergantung dari filternya. Setelah itu, sinyal akan dimodulasi ke setiap saluran dengan warna sesuai Gambar V-1. Di ujung penerima, sinyal warna tiba di saluran sesuai dengan transmisi. Sinyal Y atau sinyal luminance memiliki tegangan yang disebut Vy. Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Sinyal M, H, B akan dikirim ke layar untuk ditampilkan. Selain itu, ada metode RGB. Sistem Simple Color-TV tersedia dalam beberapa cara, seperti stasiun pemancar: memiliki 3 kamera yang biasanya mendeteksi objek". Sistem warna adalah jarak pembawa-ke-suara 5,5 MHz, bandwidth sinyal video 5 MHz, dan frekuensi goyangan horizontal 15 625 Hz, frekuensi goyangan vertikal adalah 50 Hz. Sinyal perbedaan warna adalah bahwa senjata elektron dalam tabung gambar berwarna perlu digerakkan dengan tegangan dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru Jika tidak, tidak akan ada gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan stasiun peluncuran.Oleh karena itu, sinyal kemudi yang dibutuhkan oleh tabung gambar berwarna adalah M, H dan B. Jika M, H dan B dimodulasi pada transmisi stasiun, maka juga akan ada M, H dan B setelah deteksi di ujung penerima. Sinyal M, H dan B ini akan dapat mengontrol pistol elektron.
Sinyal Y atau sinyal luminance memiliki tegangan yang disebut Vy. Sinyal luminance diperoleh dengan menggabungkan sinyal merah, hijau dan biru. Sinyal ini dihasilkan oleh persamaan berikut:
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat ditulis sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima akan dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Dan perbedaan warna masuk ke grid/grid berdasarkan warna yang diterima (M-Y masuk ke M, dst). Maka akan dihasilkan persamaan berikut:
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirim ke layar untuk ditampilkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y dan B-Y, sinyal V dan U perlu diperkuat.
3E/11/FENNY FITRIANI/1941160044
BalasHapusPaparan materi diatas yang menerangkan mengenai Sinyal TV Warna, diperoleh bahwa pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap oleh TV monokrom atau warnanya hitam putih. Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi. Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Dimana setiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1, merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Kemudian, pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer. Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut; Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.
Sedangkan, pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi atau grid sesuai dengan warna yang diterima. Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut; M-Y – (-Y) = M, H-Y – (-Y) = H, dan B-Y – (-Y) = B. Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3E/15/Louis Chandra Bawana/1941160107
BalasHapusDari Materi yang sudah disampaikan dapat diambil bahwa pemancar TV berwarna yang memancarkan gambar ke Penerima TV berwarna harus tetap bisa menerima gambar. Begitu juga dengan pemancar TV bergambar yang memancarkan gambar ke penerima TV Hitam putih. Kemudian Pemancar TV Berwarna yang mengirimkan gambar ke Pemancar TV berwarna juga bisa menerima gambar.
Pemancar TV berwarna memancarkan sinyal-sinyal:
1. Bunyi (suara - sistem modulasi FM)
2. Luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM)
3. Warna (krominasi - modulasi PM)
4. Sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal
Di Indonesia menerapkan sistem PAL. Dalam pembawa warna pada sistem PAL bekerja pada frekuensi kerja 4,43 Mhz dan untuk suara bekerja pada frekuensi 5,5 Mhz (sub carrier untuk sinyal TV).
3 buah kamera BW berarti setiap masing-masing kamera mewakili warna RGB, dimana ketiga warna digabung bisa menghasilkan banyak warna. Pada sistem warna berlaku:
a. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5 Mhz
b. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 Mhz
c. Frekuensi –ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15.625 Hz
d. Frekuensi –ayunan vertikal (frekuensi raster) = 50 Hz
Pada setiap kamera, terdapat lensa dengan didepannya diberikan filter warna RGB. Pada sisi penerima, menggunakan TV hitam-putih. Pesawat penerima TV memiliki layar dengan kanal yang berbeda pada setiap pesawat penerima TV. Layar berupa mika plastik yang ditempelin dengan warna merah, hijau, dan biru. Dalam melihat hasilnya menggunakan cermin dalam melihat gradasi warna yang sudah dipantulkan. Ketiga cermin ini, sudutnya diputar. Kemudian menambahkan 1 cermin guna semua bayangan dipantulkan pada satu cermin sehingga bisa melihat ketiga cermin tersebut yang menghasilkan banyak warna pada 1 frame.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut. Selisih Warna yaitu senapan-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru.
Untuk mengubah 4 sinyal warna menjadi 2 sinyal warna saja yang dikirimkan dapat digunakan pengemudian selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Sinyal Y diperoleh dari rangkaian matrik kamera merah, hijau dan biru. Sinyal V dibentuk dari M-Y. Sinyal U dibentuk dari B-Y. Sinyal U dan V berada pada serambi sinyal pengosongan, sedangkan Y berada pada sinyal pemayaran. Sinyal M-Y dan B-Y menghasilkan sinyal H-Y.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3E/23/Yusriza Eka A'shar/1941160101
BalasHapusDari artikel diatas dapat disimpulkan pada dasarnya ada 2 sinyal televisi yang dapat diketahui yaitu sinyal tv krominasi (hitam putih) dan sinyal tv berwarna. Untuk sinyal warna akan dipancarkan melalui sinyal AM dan untuk gelombang bunyi akan dipancarkan melalui sinyal FM. Begitu juga dengan pemancar TV bergambar yang memancarkan gambar ke penerima TV Hitam putih. Kemudian Pemancar TV Berwarna yang mengirimkan gambar ke Pemancar TV berwarna juga bisa menerima gambar. Pada sistem PAL pembawa warna berkerja pada frekuensi 4,43 MHz. Penerima hitam-putih akan dapat menampilkan gambar hitam putih, berkat adanya sinyal tersebut, sinyal luminansi.
Informasi-warna dimodulasikan pada gelombang pembawa-warna dengan frekwensi 4,43MHz. Pada dasarnya penerima TV-warna hanya memerlukan sinyal ini guna menampilkan gambar warna.
Bunyi dimdulasikan secara FM pada gelombang-pembawa-anakan (sub-carrier) dengan frekuensi 5,5MHz.
Pemancar TV berwarna memancarkan sinyal-sinyal:
-) Bunyi (suara - sistem modulasi FM)
-) Luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM)
-) Warna (krominasi - modulasi PM)
-) Denyut-denyut sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal
SINYAL-Y
Agar sinyal-warna dapat ditampilkan oleh penerima-TV monokrom (sebagai hitam-putih), maka pemancar TV-warna perlu memancarkan sinyal-luminansi (sinyal kecerahan). Sinyal luminansi dinyatakan dengan Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan ketiga sinyal-warna merah, hijau, biru.
Jadi tegangan sinyal-luminasi Vy ada setinggi:
Vy = 0.3Vm + 0.59Vh + 0.11Vb
atau
y = 0.3m + 0.5h + 0.11b
Jika tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3. Tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau dikalikan dengan 0,59. Tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11,kemudian ke-tiga2 hasil kali itu dijumlahkan, maka penerima TV-hitam-putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion-pemancar.
Sinyal Selisih Warna
Di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jikalau sekiranya di stasion-pemancar dilakukan pemodulasian dengan M. H dan B, maka dalam penerima pun -sesudah di deteksi akan terdapat pula. M, H dan B.
Sistem-TV monokrom
Setiap kamera dilengkapi tapis agar satu kamera membangkitkan hanya tegangan-tegangan sinyal yang berreaksi pada warna merah,satu kamera membangkitkan hanya tegangan2 sinyal yang ber-reaksi pada warna hijau,satu kamera membangkitkan hanya tegangan2 sinyal yang ber-reaksi pada warna biru.
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Dengan cara tersebut, gambar yang hendak dipancarkan kita uraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang-pembawa sendiri-sendiri, kemudian dipancarkan. Jadi kita menggunakan 3 pemancar; pemancar M menempati kanal (spektrum-frekwensi) 2, pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3E JTD / 20 /NUR HANAFI /1941160008
BalasHapusDari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan pada sistem kompatibilitas, dimana warna juga harus memancarkan sinyal yang ditangkap dan dimainkan oleh penerima televisi berwarna dan penerima televisi monokrom (hitam putih). Warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna Sistem PAL (Phase Alternating Line) yang merupakan versi perbaikan dari sistem KNKT telah diperkenalkan di Indonesia. Materi berdasarkan sistem PAL meliputi nada, kecerahan (kecerahan gambar), warna (chrominance), pulsa untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster) dan sinkronisasi horizontal (sinkronisasi garis), dan ledakan (salvo, sinyal burst).
2. Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks,sehingga sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
3. Untuk pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B,untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.Sehingga suatu sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth,dalam artian hasil sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa sinyal warna yang dari sudut fasa tersebut.
4. Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom.
3E/03/1941160094/Alief Zakaria
BalasHapusDari materi diatas dapat disimpulkan Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4. Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Untuk menggerakkan tabung gambar diperlukan sinyal M, H, dan B, tetapi stasiun pemancar hanya mentransmisikan sinyal Y, U, dan V dengan menggunakan rangkaian array. Dalam arah MHB (arah RGB), misalnya, sinyal M, H dan B dapat diterapkan ke katoda tabung gambar, sedangkan listrik menerima tegangan datar dan tidak menerima sinyal apa pun. Dengan, ini tidak dilakukan oleh tabung gambar, tetapi dengan baris di depan tabung gambar. Sinyal warna juga dapat dikirim dalam satu bandwidth bersama dengan luminance, sinkronisasi, dan sinyal lainnya.Sinyal yang ditransmisikan (sinyal UV) dihasilkan dari sudut fase dan kemudian warna dari sudut fase.
3E/12/FITRI ANIS LESTARI/1941180141
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah diberikan mengenai sinyal tv warna, tentunya televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks.
Sinya TV Warna diatas adalah pada pemancar Tv warna juga harus memancarkan sinyal agar bisa ditangkap dan di reproduksi oleh Tv penerima baik Tv warna ataupun Tv hitam putih. Itu membuktikan sistem komptabilitas yang telah diterapkan oleh Amerika Serikat yaitu sistem NTSC (National Television System Committee). Tetpai di Indonesia juga diterapkan sistem komptabilitas yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC yang diterapkan oleh Amerika.
3E/09/1941160064/Sofya Katherina Destiara
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan dengan diterapkannya sistem komptabilitas pada sistem pemancar TV maka TV warna harus dapat memancarkan sinyal yang ditangkap, dapat menampakkan gambar, dan menampilkan gambar. Penerima hitam putih akan dapat menampilkan gambar hitam putih, berkat adanya sinyal tersebut. Penerima hitam putih menampilkan nuansa kecerahan dari obyek yang ada di stasiun pemancar. Karena itu pemancar TV warna perlu juga memancarakan sinyal yang berpadaman dengan nuansa kecerahan obyek yang hendak di pancarkan. Informasi yang terpancar dari pemancar TV warna perlu diolah secara sedemikian. Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom, maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal kecerahan. Jika tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3; tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau dikalikan dengan 0,59; tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11; kemudian ketiganya dihasilkalikan itu dijumlahkan, maka pernerima TV hitam putih akan mnempilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasium pemancar. Ke tiga2 gelombang pembawa di tangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian di deteksi. Sinyal-sinyal itu diumpankan kepada tabung gambar warna, sehingga tampillah warna-warna merah, hijau, dan biru. Pada sinyal Y agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal kecerahan. Pada pengemudian -MHB dalam ini kepada katoda tabung gambar diumpankan sinyal-M, -H, dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata, dan tidak diberi sinyal. Sinyal nada warna (krominansi) dalam sistem TV hitam putih, sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur dimana sinyal video menempati jalur antara 0 hingga 5MHz.
3E/14/IKRIMATUZ ZULAYKHAH/1941160023
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah diberikan diatas mengenai sinyal tv warna, pada sistem yang diterapkan oleh NTSC yang kemudian dapat perbaikan dari PAL yakni pemancar tv warna memancarkan sinyal-sinyal yang terdiri dari bunyi (suara - sistem modulasi FM), luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM), warna (krominasi - modulasi PM), Denyut-denyut sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal, dan ledakan. Penerima hitam putih akan dapat menampilkan hitam putih berkat adanya sinyal luminasi.
Pada 3 buah kamera BW berarti setiap masing-masing kamera mewakili warna RGB, dimana ketiga warna digabung bisa menghasilkan banyak warna. Pada sistem warna berlaku:
a. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5 Mhz
b. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 Mhz
c. Frekuensi –ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15.625 Hz
d. Frekuensi –ayunan vertikal (frekuensi raster) = 50 Hz
Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (sbg hitam putih) maka pemancar tv warna perlu memancarkan sinyal luminasi (kecerahan). Sinyal tersebut dapat dinyatakan dengan Y; tegangan dari sinyal ini dinyatakan denga V_Y. Sinyal ini dapat diperoleh deangan jalan menjumlahkan ketiga sinyal warna yakni merah, hijau,biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut, Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B. Jika tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3. Tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau dikalikan dengan 0,59. Tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11,kemudian ke-tiga2 hasil kali itu dijumlahkan, maka penerima TV-hitam-putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion-pemancar.
Tegangan keluaran dari ujung penerima dapat didekodekan dengan penggerak komponen. Sinyal Y yang diterima akan dibalik dan menuju ke katoda tabung gambar. Dan perbedaan warna masuk ke grid/grid berdasarkan warna yang diterima (M-Y masuk ke M, dst). Maka akan dihasilkan persamaan berikut:
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3E_04_Amyrah Putri Hartanto 1941160103
BalasHapusBerdasarkan pemaparan materi diatas dapat kita simpulkan bahwa pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan.
Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B. Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter.
3E_13_Galuh Indah Agus Pratiwi_1941160057
BalasHapusDari materi mengenai sinyal TV Warna dapat disimpulkan bahwa diterapkanya sistem kompabilitas yang diterapkan Amerika Serikat pada tahun 1953 menggunakan sistem NTSC (National Television System Committee). Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV memancarkan sinyal bunyi, luminasi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut-denyut untuk sinkronisasi vertical (sinkronisasi raster), dan denyut-denyut untuk sinkronisasi horizontal (sinkronisasi garis) serta ledakan (salvo, burst signal). Di bagian penerima hitam putih akan dapat menampilkan gambar hitam putih karena adanhya sinyal luminasi. Informasi informasi warna akan dimodulasikan pada gelombang pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz. Pada dasarnya penerima TV warna hanya memerlukan sinyal untuk menampilkan gambar-gambar warna. Bunyi dimodulasikan secara FM pada gelombang pembawa anakan (sub-carrier) dengan frekuensi 5,5M Hz. Pada sistem TV warna sederhana dapat diwujudkan seperti berikut, untuk di Stasiun Pemancar ada 3 kamera yang digunakan untuk merabai objek-objek. Ada beberapa norma yang harus berlaku yaitu sebagai berikut:
1. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5MHz
2. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 MHz
3. Frekuensi ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15 625 Hz
4. Frekuensi ayunan vertical (frekuensi raster) = 50 Hz
Pada penerima hitam putih menampilkan nuansa 2 kecerahan dari objek yang ada di statio pemancar. Karena itu pemancar TV warna perlu juga memancarkan sinyal yang berpadanan dengan nuansa kecerahan objek yang hendak dipancarkan. Pada sinyal TV agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima tv monokrom maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini diyatakan dengan Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan ke tiga sinyal warna merah, hijau, biru. Sistem tv monokrom disetiap kamera dilengkapi tapis agar satu kamera mengbangkitkan tegangan sinya yang bereaksi pada warna merah, hijau dan biru. Denganncara tsb gambar dipancarkan dengan 3 warna primer. Pada tempat penerima ketiga gelombang pembwa ditangkap dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian dideteksi lalu diumpankan kepada tabung gambar warna sehingga tampil warna merah hijau dan biru.
Penerima mengetahui dari harus digabung informasi dari sinyal sinkronisasi warna. Cara membentuk sinyal selisih warna dalam pemancar dengan memancarkan sinyal Y setelah terlebih dahulu dilemahkan. Penerima membangkitkan sinyal V dan U pada taraf aslinya. Selanjutnya mendekoda warna warna dengan cara pengemudian selisih warna dan pengemudian MHB. Pada pengemudian selisih warna katoda disatukan dan diumpani sinyal y (M-Y), (H-Y) dan (B-Y). cara memperoleh sinyal selisih warna adalah dengan cara keluar dari sinyal Y, U, dan V dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks.
3C/02/Ahmad Ilham A/1941160033
BalasHapusDari penjabaran materi diatas,bahwa pada dasarnya ada 2 sinyal televisi yang dapat diketahui yaitu,sinyal tv krominasi (hitam putih) dan sinyal tv berwarna.Sedangkan untuk sinyal warna akan dipancarkan melalui sinyal AM dan untuk gelombang bunyi akan dipancarkan melalui sinyal FM.Mungkin sebelum menayangkan suatu sinyal dari pemancar,siaran televisi lama akan dikalibrasi terlebih dahulu berbeda dengan sekarang yang bisa digunakan tanpa perlu dikalibrasi terlebih dahulu.Pada televisi krominasi yang masih hitam putih hanya menerima sinyal luminasi berbeda dengan tv warna yang memerlukan sinyal lebih dari itu antara lain bunyi,luminansi (kecerahan gambar) warna (krominansi),denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster),denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis),dan ledakan (salvo, - burst signal).Maka dari itu diterapkanlah oleh pemerintah amerika serikat pada tahun 1953 sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) yang kemudian diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC.Untuk informasi tv warna dimodulasikan melalui gelombang pembawa dengan menggunakan frekuensi 4,43 MHz.
Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks,sehingga sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer. Mohon maaf terjadi keterlambatan dalam berkomentar bapak. dikarena email saya terjadi masalah. sebelumnya mohon maaf pak
3E/10/DIMAS TUBAGUS HANGGAR K./1941160137
BalasHapusBerdasarkan penjelasan terkait Sinyal TV Warna diatas, diperoleh bahwa terdapat beberapa hal diantaranya adalah mengenai konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
Kemudian, diketahui terdapat sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B. Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom yaitu hitam putih. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan; (M-Y) dinamakan sinyal selisih merah dab (B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Lalu, pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal harus sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu pada potensiometer dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan. Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Jadi tegangan sinyal-luminasi Vy ada setinggi Vy = 0.3Vm + 0.59Vh + 0.11Vb atau y = 0.3m + 0.5h + 0.11b. Apabila tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3, tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau akan dikalikan dengan 0,59, dan tegangan yang dihasilkan kamera biru akan dikalikan 0,11. Kemudian dari hasil kali tersebut akan di jumlahkan, dan penerima TV-hitam - putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion-pemancar.
3E/21/Risma Wulan Safitri/1941160016
BalasHapusBerdasarkan materi yang saya terima hari ini dapat diambil informasi mengenai bagaimana proses sinyal warna pada suatu pemancar dan penerima. Sinyal warna ini digunakan pada TV warna. Pada dasarnya, pada suatu sinyal yang diapancarkan memuat semua sinyal horizontal dan vertikal, yang mana didalamnya berisi berbagai macam informasi. Sinyal ini kemudian ditampilkan oleh Televisi dalam bentuk gambar dan suara. Dalam sistem kerja pemancar dan penerima televisi perlu diketahui bahwa pada suatu pemancar sinyal informasi gambar harus dapat diterima oleh penerima sinyal TV hitam-putih. Begitu pula sebaliknya, dalam suatu pemancar sinyal informasi gambar hitam putih harus dapat diterima oleh penerima TV berwarna.
Salah satu contohnya yaitu di Indonesia, pertama kali dalam siaran Televisi dilakukan oleh TV TVRI yang melakukan siaran TV hitam putih, dan TV yang dimiliki masyarakat juga TV hitam putih. Setelah selang beberapa waktu kemudian TVRI melakukan siaran TV berwarna, namun sinyal gambar berwarna tersebut tetap diterima oleh TV masyarakat yang masih menggunakan TV penerima hitam putih.
Pemancar TV memancarkan sinyal-sinyal:
-) bunyi (suara - sistem modulasi FM)
-) luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM)
-) warna (krominasi - modulasi PM)
-) denyut2 sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal
Pada sistem PAL pembawa warna bekerja pada frekuensi 4,43 MHz. Dengan pembawa suara (FM) sub carrier dengan frekuensi 5,5MHz.
TV berwarna bekerja pada awalnya dengan eksperimen, pada bagian Pemcarkan TV yang digunakan kamera BW (Hitam putih) yang terhubung ke pemancar BW (Hitam putih), kamera yang digunakan sebanyak 3 kamera dan 3 pemancar juga. Menggunakan 3 buah kamera karena setiap kameranya mewakili warna primer yaitu merah, hijau, dan biru. Dilakukan dengan memasang mika merah di depan lensa salah satu kamera, kemudian hijau di lensa kamera berikutnya dan yang terakhir biru di kamera terakhir.
Kemudian pada sisi penerima, tetap digunakan 3 buah penerima hitam putih yang terdapat layar TV di masing-masing penerimanya. Pada setiap layar TV juga ditempel mika warna primer (merah, hijau, biru). Sehingga diperoleh gradasi warna dari masing2 mika. Gradasi merah hingga hitam, hijau hingga hitam dan biru hingga hitam. Dipasang cermin didepan mika sehingga terdapat 3 cermin. Kemudian ditambahan 1 cermin lagi didepan 3 cermin tersebut sehingga cermin dari 3 cermin akan menuju ke banyak warna dari hasil terakhir tersebut. Eksperimen inilah yang mengisnpirasi TV warna.
Dalam memancarkan sinyal luminasi (kecerahan) yang digunakan agar penerima TV monokrom dapat menerima gambar adalah dengan menggabungkan tiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru.
Pada TV warna, besar lumninansi dipengaruhi 3 warna dengan rumus :
Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11Vb
Rumus ini didapatkan dari percobaan memutar potensio yang telah disusun seperti gambar Gb.V-3 yang merupakan rangkaian matriks sehingga nantinya harus didapatkan warna putih yang sangat cerah.
3E/01/Achnad Alfa Zuhri/1941160039
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah diberikan mengenai sinyal tv warna, tentunya televisi saat ini semuanya sudah berwarna. Hal ini karena adanya sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC kemudian diterapkan sistem PAL di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, agar sinyal warna dapat ditampilka pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru. Pada pihak pemancar, terdapat tiga buah kamera yang berperan untuk mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal warna merah, hijau dan biru kemudian dimodulasikan dengan sinyal masing-masing sehingga terdapat 3 buah pemancar yang bertanggung jawab terhadap sinyal warna.
Sedangkan pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Kemudian setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Pada televisi monokrom tidak terdapat bagian ini, yang ada hanyalah penerima sinyal luminansi. Kemudian, di televisi terdapat juga sinyal Color difference atau biasa disebut dengan sinyal selisih warna. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jikalau tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Ketika stasiun pemancar telah memodulasi sinyal warna M, H, dan B. Maka secara otomatis pada televisi penerima terdapat bagian untuk pemodulasian warna M, H dan B yang digunakan untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan. Sebelumnya, stasiun televisi perlu memancarkan sinyal luminansi untuk kebutuhan pengguna televisi monokrom. Namun sekarang mayoritas televisi telah menjadi televisi warna sehingga hanya diperlukan sinyal warna saja karena dari sinyal warna Y, M, dan B terdapat nilai luminansinya sendiri, sehingga televisi berwarna dapat menterjemahkan sinyal warna yang diterima untuk menentukan juga luminansinya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3E/06/ARLINA RACHMA YUDHOWATI/1941160072
BalasHapusSistem kompabilitas yang diterapkan di Amerika Serikat dimana pemancar TV warna memancarkan sinyal yang dapat ditangkap oleh penerima TV warna dan TV monokrom, sistem tersebut disebut dengan NTSC (National Television System Committee). Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) merupakan perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV warna memmancarkan sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Penerima TV hitam-putih akan dapat menghasilkan gambar-hitam putih karena sinyal luminansi. Informasi warna dimodulasikan pada gelombang pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz. bunyi dimodulasikan secara FM pada gelombang subcarrier dengan frekuensi 5,5 MHz.
Pada sisi pemancar stasiun TV warna sederhana terdapat 3 buah kamera, disetiap kameranya terdapat filter sehingga satu kamera membangkitkan tegangan sinyal yang bereaksi hanya pada warna merah, hijau, atau biru. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa sendiri kemudian dipancarkan menggunakan 3 pemancar. Pemancar M menempati kanal 2, pemancar H menempati kanal 3, pemancar B menempati kanal 4.
Pada sisi penerima, sinyal yang datang pada kanal digabungkan di tabung gambar. Pengolahan pada penerima hitam-putih dan berwarna memiliki perbedaan. Dalam penerima hitam-putih, sinyal luminansi mengandung sesedikit mungkin sinyal warna. Dalam penerima warna, sinyal warna mengandung sesedikit mungkin sinyal luminansi.
Persamaan tegangan sinyal luminansi dirumuskan sebagai berikut :
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Penerima TV warna juga memancarkan sinyal Y untuk penerima TV monokrom. Sehingga hanya 2 sinyal warna yang dipancarkan dan H tidak dipancarkan. Sedangkan pada penerima TV warna dapat menjabarkan sendiri sinyal warna H yang ada di pemancar. Pemancar mengolah tegangan-tegangan sinyal (M-Y) yaitu sinyal selisih sinyal merah dan sinyal (B-Y) yaitu sinyal selisih sinyal biru.
Dalam pemancarannya sinyal (M-Y) dan (B-Y) dilemahkan terlebih dahulu, melalui persamaan :
V = 0,877 (M-Y)
U = 0,493 (B-Y)
Dalam membentuk sinyal Y, U, dan V sinyal-sinyal yang ditangkap diumpankan pada suatu rangkaian matriks, dalam matriks itu sinyal Y dibentuk melalui persamaan tegangan sinyal luminansi, sinyal Y diumpankan pada sebuah pemutar fasa, lalu diumpankan pada 2 rangkaian jumlah sehingga dihasilkan sinyal selisih warna, sinyal (M-Y) dan (B-Y) dimasukkan ke pelemah dihasilkan sinyal U dan V.
Penerima TV memperoleh sinyal warna M, H, B dengan menjabarkannya dari Y, U, V melalui 2 cara pengemudian tambung gambar yaitu pengemudian selisih warna dan pengemudian MHB. Pengemudian selisih warna ketiga katoda disatukan dan diumpani sinyal -Y. Sinyal -Y yang ada pada kisi dan dikatoda saing meniadakan. Pada pengemudian MHB katoda-katoda tabung gambar diumpankan sinyal -M, -H, dan -B sedangkan kisi diberi tegangan rata, dan tidak diberi sinyal.
17_3E_1941160096_Muhammad Bondan syafii
BalasHapusBerdasarkan materi di atas dapat diambil kesimpulan, Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi. Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3C/11/Gardha Purna Yudha/1941160083
BalasHapusDari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3D / 19 / Rizky Nur Amalia / 1941160037
BalasHapusDari materi diatas dapat disimpulkan bahwa di Indonesia telah diterapkan sistem kompatibilitas pada sinyal TV warna yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line) dna merupakan suatu perbaikan dari sistem NTSC (National Television System Committee) yang berasal dari USA. Dasar dari sistem tersebut adalah : Bunyi, Luminasi, Warna, Denyut-denyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Pada Sistem TV warna ada hal-hal yang harus dipenuhi yaitu : 1) Jarak antara pembawa-gambar dan pembawa-bunyi ada 5,5 MHz. 2) Lebar-jalur untuk sinyal-video adalah 5 MHz. 3) Frekuensi-ayunan horizontal (frekuensi-garis) = 15625 Hz. 4) Frekuensi-ayunan vertikal (frekuensi-raster) = 50 Hz.
Agar sinyal-warna dapat ditampilkan oleh penerima-TV hitam-putih maka pemancar TV-warna perlu memancarkan sinyal-luminasi atau sinyal Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna; merah, hijau, dan biru. Atau bisa ditulis dengan persamaan :
Y = 0.3M + 0,59H + 0,11B
Jika tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikali dengan 0,3; tegangan pada kamera hijau dikalikan 0,59; tegangan kamera biru dikalikan dengan 0,11, kemudian di jumlahkan, maka penerima TV-hitam putih akan menampilkan gambar dengan kecerahan yang sama dengan di stasiun pemancar.
Pada sisi penerima warna ketiga gelombang pembawa ditangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah kemudian di deteksi. Sinyal itu diumpamakan kepada tabung gambar warna, sehingga tampillah warna merah , hijau dan biru. Sedangkan pada sisi penerima hitam-putih menampilkan nuansa kecerahan dari obyek yang ada pada stasiun pemancar. Karena itu pemancar TV warna perlu juga memancarkan sinyal yang kecerahannya sama dengan obyek yang hendak dipancarkan.
Sinyal Selisih Warna yaitu senapan2-elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan2 yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Kalau tidak demikian, maka tidaklah akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar. Jadi sinyal- siyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H dan B. Namun pemancar TV-warna juga memancarkan sinyal-Y untuk keperluan TV hitam-putih. Karena itu cukup 2 sinyal-warna yang dipancarkan, maka H tidak dipancarkan, sebab dari Y, M dan B yang diterima, penerima TV-warna dapat menjabarkan sendiri sinyal H.
Sinyal M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal-M dan sinyal-B. pemancar mengoalah tegangan sinyal menjadi (M-Y) untuk sinyal selisih-merah dan (B-Y) untuk sinyal selisih-biru. Jadi penerima menerima sinyal2 Y, (M-Y) dan (B-Y) dengan memanfaatkan sinyal2 itu penerima harus dapat membentuk M, H, dan B. Kemudian terciptalah sinyal (H-Y) untuk sinyal selisih-hijau.
Dalam sistem TV hitam-putih, sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur yaitu : sinyal-video menempati jalur antara 0-5 MHz. Adapun bunyi yang dipancarkan tersendiri secara FM dengan menggunakan gelombang oembawa 5,5 MHz.
3D/01/Achmad Faisal Firdaus/1941160068
BalasHapusPemaparan materi diatas menunjukkan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line (PAL). Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam - putih) dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Dengan cara ini, bila siaran program TV berwarna diterima dengan penerima hitam-putih maka hanya sinyal luminannya yang berguna, sedangkan bila diterima oleh penerima TV berwarna sinyal luminan dan sinyal krominan kedua-duanya digunakan dan dari kedua sinyal tadi akhirnya pada tabung gambar, ketiga warna primer merah-hijau-biru dihasilkan kembali dan digunakan untuk membentuk gambar berwarna . menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut, Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3D / 13 / M. Alif Ali Al- Barsyah/ 1941160004
BalasHapusTelevisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC kemudian diterapkan sistem PAL di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya, agar sinyal warna dapat ditampilka pada televisi monokrom maka pemancar Televisi perlu memancarkan sinyal luminansi yang dinyatakan dengan lambang Y. Sinyal Y diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau dan biru. Pada pihak pemancar, terdapat tiga buah kamera yang berperan untuk mengambil dan memancarkan masing-masing sinyal warna merah, hijau dan biru kemudian dimodulasikan dengan sinyal masing-masing sehingga terdapat 3 buah pemancar yang bertanggung jawab terhadap sinyal warna.
Sedangkan pada penerima, terdapat 3 buah kanal penerima sinyal warna masing-masing. Kemudian setelah sinyal warna diterima kemudian di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Pada televisi monokrom tidak terdapat bagian ini, yang ada hanyalah penerima sinyal luminansi. Kemudian, di televisi terdapat juga sinyal Color difference atau biasa disebut dengan sinyal selisih warna. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jikalau tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Dalam sistem TV hitam-putih, sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur yaitu : sinyal-video menempati jalur antara 0-5 MHz. Adapun bunyi yang dipancarkan tersendiri secara FM dengan menggunakan gelombang oembawa 5,5 MHz.
3D_14_Marcelino Dwantara Anugerah_1941160066
BalasHapusBerdasarkan pemaparan materi diatas dapat kita simpulkan bahwa pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan.
Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Senapan senapan elektron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun akan terdapat pula M, H dan B. Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi . Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3D/02/Afiudin Irgi Alfarezi/1841160117
BalasHapusBerdasarkan pemaparan materi diatas mengenai sinyal tv warna, pada sistem yang diterapkan oleh NTSC yang kemudian dapat perbaikan dari PAL yakni pemancar tv warna memancarkan sinyal-sinyal yang terdiri dari bunyi (suara - sistem modulasi FM), luminasi (kecerahan gambar - sistem modulasi AM), warna (krominasi - modulasi PM), Denyut-denyut sinyal untuk sinkronisasi vertikal dan sinkroniasis horizontal, dan ledakan. Penerima hitam putih akan dapat menampilkan hitam putih berkat adanya sinyal luminasi. Menurut penglihatan mata manusia, bahwa semua warna akan nampak
sebagai kombinasi dari tiga macam variasi warna dan lebih dikenal
dengan sebutan warna-warna primer merah (R), hijau (G), dan biru (B).
Untuk kepentingan standarisasi, yang mengacu pada komisi pengawas
internasional CIE (Commission International de 1’Eclairage-International
Commission on Illumination) yang dikeluarkan pada tahun 1931 membari
batasan spesifikasi nilai panjang gelombang untuk ketiga warna dasar
adalah seperti berikut: Merah (R)= 436 nm, Hijau (G) = 546 nm Biru (B) = 700 nm
Warna-warna dasar dari warna primer dapat dijumlahkan untuk
menghasilkan warna-warna sekunder magenta yaitu hasil penjumlahan
dari dua warna dasar merah (R) dan biru (B), cyan hasil penjumlahan dari
warna dasar hijau (G) dan biru (B), dan warna dasar kuning adalah hasil
penjumlahan dari warna dasar merah (R) dan hijau (G), Gambar 6.6
memperlihatkan pencampuran dari ketiga warna-warna dasar denganTelevisi 722
hasil putih. Prinsip televisi warna menerapkan konsep tiga warna dasar
dengan menjumlahkan cahaya secara natural. Ada beberapa standarisasi
model warna yang banyak digunakan, antara lain RGB, CMY, CMYK,
YUV, YIQ, HIS,YDbDr, dan YCbCr. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks.
3D/08/Fery Aditya Prayoga/1941160071
BalasHapusDari penjelasan di atas dapat diperoleh sinyal pada TV berwarna. Sistem NTSC (Komite Sistem Televisi Nasional) menetapkan bahwa sinyal televisi berwarna harus dapat mengirim dan menangkap televisi monokrom (hitam putih). Sistem PAL (Phase Alternating Line) kemudian diterapkan di Indonesia, merupakan peningkatan dari sistem NTSC sebelumnya. Sinyal TV berwarna adalah suara, luminansi (kecerahan gambar), warna (chrominance), pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, ledakan (salvos, burst). Sinyal burst digunakan untuk sinkronisasi warna, karena sinyal luminansi, sinyal hitam putih muncul di gambar. Informasi warna dimodulasi pada pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz, sedangkan suara atau suara dimodulasi FM pada sub-carrier dengan frekuensi 5,5 MHz. Dengan cara ini sinyal warna dapat melewati penerima televisi monokrom (hitam putih),maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan.
Sinyal perbedaan warna, pistol elektron dalam tabung gambar berwarna, perlu digerakkan dengan voltase dari kamera merah, hijau, dan biru. Jika tidak, gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan stasiun peluncuran tidak akan muncul. Oleh karena itu, lampu sein yang dibutuhkan tabung gambar berwarna adalah M, H dan B. Jika dimodulasi dengan M, H dan B di stasiun pemancar, itu juga akan ada setelah deteksi di ujung penerima. M, H dan B Sinyal M, H dan B ini akan dapat mengontrol senjata elektron.
Penerima TV berwarna akan dapat menggambarkan H yang sudah ada di pemancar. Penerima TV berwarna harus dapat menentukan H dengan menghitung. M dan B tidak ditransmisikan sebagai sinyal M dan B.Pemancar akan memproses sinyal tegangan (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini kemudian dimodulasi ke gelombang carrier dan ditransmisikan.
(M-Y) disebut sinyal perbedaan merah;
(B-Y) disebut sinyal diferensial biru.
Sinyal Y atau sinyal luminansi memiliki tegangan yang disebut Vy. Sinyal luminansi diperoleh dengan menggabungkan sinyal merah, hijau dan biru. Sinyal ini dihasilkan oleh persamaan berikut:
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat ditulis sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pilot CRT membutuhkan sinyal M, H dan B, tetapi pemancar hanya mentransmisikan sinyal Y, U dan V. Terapkan satu set matriks. Dalam penggerakan MHB, misalnya sinyal -M, -H dan -B dapat diterapkan pada katoda tabung gambar, sedangkan gerbang diberi tegangan datar dan tidak diberi sinyal. Jadi bukan tabung gambar yang melakukan pengkodean, tetapi rangkaian di depan tabung gambar.
3D/18/Rifki Naufal Ghiffari/1941160106
BalasHapusPada materi ini membahas tentang sinyal tv warna , pemancar tv warna juga memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan direproduksi oleh penerima tv warna maupun penerima tv monokrom. Penerima tv warna dapat menapakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar tv warna . sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih.
Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) kemudian diterapkan sistem PAL(Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya.
3 buah kamera BW berarti setiap masing-masing kamera mewakili warna RGB, dimana ketiga warna digabung bisa menghasilkan banyak warna. Pada sistem warna berlaku:
a. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5 Mhz
b. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 Mhz
c. Frekuensi –ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15.625 Hz
d. Frekuensi –ayunan vertikal (frekuensi raster) = 50 Hz
Apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt. Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks, akibatnya sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Untuk pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B,untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.
pada pemayaran horizontal memuat sinyal luminansi atau kecerahan. Pada TV warna, besar lumninansi dipengaruhi 3 warna dengan rumus :
Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11VbKarena ketiga warna mengeluarkan tegangan 1V maka diperkecil sehingga menghasilkan warna tertentu dengan tegangan maksimum 1V. Besar tegangan pada sinyal warna ini dapat diperkecil dengan potensiometer.
3D / 05 / Destanuari Sufia Mukti / 1941160011
BalasHapusBerdasarkan penjelasan materi diatas, maka dapat diketahui bahwa Pemancar TV berwarna harus dapat memancarkan sinyal yang nantinya ditangkap dan di reproduksi oleh penerima TV berawarna maupun penerima TV hitam-putih. Kemudian penerima TV berwarna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV berwarna maupun pemancar TV hitam-putih, dan begitupun sebaliknya
Pemancar TV berwarna dapat memancarkan sinyal berupa bunyi, luminasi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan ledakan. Kemudian, pada sistem PAL gelombang warna memiliki frekuensi modulasi yang bekerja pada frekuensi 4,43 MHz. Dengan pembawa suara (FM) sub carrier yang bekerja pada frekuensi 5,5MHz.
Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV hitam-putih maka pemancar TV-warna perlu memancarkan sinyal-luminasi (Y). Sinyal luminansi dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal, yakni warna merah ,hijau, dan biru. Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt. Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan :
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B.
Rumus ini didapatkan dari percobaan memutar potensio yang merupakan rangkaian matrik sehingga nantinya harus didapatkan warna putih yang sangat cerah. Dimana sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang maka sinyal tersebut digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks,sehingga sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa hingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Untuk mengubah 4 sinyal warna menjadi 2 sinyal warna saja yang dikirimkan, dapat digunakan pengemudian selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Sinyal Y diperoleh dari rangkaian matrik kamera merah, hijau dan biru. Sinyal V dibentuk dari M-Y. Sinyal U dibentuk dari B-Y. Sinyal U dan V berada pada serambi sinyal pengosongan, sedangkan Y berada pada sinyal pemayaran. Sinyal M-Y dan B-Y menghasilkan sinyal H-Y. Sedangkan untuk pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan –B, untuk mengemudikan elektron-elektron yang dipancarkan sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Sehingga suatu sinyal warna bisa dikirimkan dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan sinyal pendukung lainnya menjadi 1 bandwidth,dalam artian hasil sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa sinyal warna yang dari sudut fasa tersebut.
Dari beberapa materi yang telah dipaparkan pada perkuliahan siang hari ini, ada beberapa hal yang dapat dirangkum diantaranya adalah mengenai konsep sinyal dari televisi berwarna. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy.
BalasHapusTerdapat pula sinyal dengan selisih warna dimana elektron pada tabung gambar perlu dikemudikan dengan sebuah tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru. Jika tidak ditempuh jalan ini, maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Sinyal gambar tersebut kemudian dibutuhkan sebuah tabung gambar warna dengan M, H, dan B. Pada pemancar TV juga diperlukan untuk memancarkan sinyal Y untuk keperluan penerima TV monokrom. Maka dari itu hanya diperlukan 2 sinyal warna lagi yang perlu dipancarkan. H tidak akan dipancarkan, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Terdapat pula cara membentuk sinyal dengan selisih warna yang ada dalam pemancar dimana si penerima perlu mengembalikan sinyal-sinyal V dan sinyal U pada taraf aslinya, sebelum ditampakkan di layar gambar. Lalu terdapat cara penerima memperoleh warna asli dengan mengemudikan tabung gambar dan diperlukan sinyal M, H, dan B dengan stasiun pemancar yang mengirimkan sinyal Y, U, dan V, Dan pengemudian selisih warna yang mana kisi kisi kemudi akan diumpankan sinyal-sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y). Maka tegangan kemudi yang ada pada senapan elektron menjadi M, H, dan B sebab sinyal Y ada di kisi dan yang ada di katoda akan saling meniadakan.
3D/04/ANNISA ARIWIDYA I N/1941160080
BalasHapusPada pembahasan kali ini membahas mengenai sinyal televise warna. Dimana seperti yang kita tahu sebelumnya ada sinyal televise hitam putih. Sebuah pemancar TV warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan di produksi oleh penerima TV warna maupun penerima TV monokrom atau hitam putih. Selain itu, penerima tv warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar tv warna maupun pemancar tv monokrom. Penerima tv monokrom harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasiun pemancar tv hitam putih maupun pemancar tv warna.
Pada tahun 1953 mulai diterapkan sistem komptabilitas oleh amerika serikat yaitu NTSC (National Televison system comittee). Sedangkan di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating LIne) yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC.
Sebuah pemancar tv warna memancarkan sinyal-sinyal:
a. Bunyi
b. Luminasi
c. Warna
d. Denyut sinkronisasi vertical dan horizontal
e. Ledakan
Sistem warna harus:
1. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5 MHz
2. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5MHz
3. Frekuensi ayunan horizontal/garis adalah 15,625 Hz
4. Frekuensi ayunan vertical/raster adalah 50Hz
Hal tersebut dilakukan agar dalam penerima hitam putih, sinyal cerah (sinyal lumniasi) mengandung sedikit mungkin sinyal warna dan dalam penerima warna, sinyal warna mengandung sedikit mungkin sinyal luminansi.
Sinyal luminan adalah sinyal untuk menunjukan besarnya intensitas cahaya yang dirasakan oleh mata sebagai terang ( brightness). Sinyal luminansi dinyatakan dengan Y. jika tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah dikalikan dengan 0,3 dan tegangan yang dihasilkan oleh kamera hijau dikalikan dengan 0,59 makan tengan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11 kemudian ketiga tiganya hasil kali dijumlahkan maka penerima tv hitam putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasiun pemancar.
Sistem tv monokrom pada setiap kamera dilengkapi tapis agar satu kamera membangkitkan hanya tegangan tegangan wsinyal yang bereaksi pada warna merah, hitau, dan biru. Dengan cara tersebut, gambar yang hendak dipancarkan kita uraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa saendiri-sendiri, kemudian dipancarkan. Jadi kita menggunakan 3 pemancar yaitu pemancar M menempati kanal (spectrum frekuensi), pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Sistem ini juga memiliki kelemahan karena menempati 3 kanal, maka spectrum frekuensi yang ditempati ada 3 kali lebar ketimbang lebar jalur yang ditemapati oleh suatu sistem monokrom. Dengan penerima warna itu, kita tidak dapat menerima siaran tv hitam putih. Dengan dinyal sinyal tersebut, maka penerima tc hitam putih tidak akan dapat menampilkan gambar hitam putih. Hal ini dapat diatasi dengan memenuhi syarat komptabilitas yaitu penerima tv hitam putih harus dapat menampilkan acara acara berwarna dan penerima tv warna harus dapat menampilkan acara acra hitam putih.
3D / 11 / Hanif Fauzan / 1941160065
BalasHapusDari penjelasan di atas dapat diperoleh sinyal pada TV berwarna. Sistem NTSC (Komite Sistem Televisi Nasional) menetapkan bahwa sinyal televisi berwarna harus dapat mengirim dan menangkap televisi monokrom (hitam putih). Sistem PAL (Phase Alternating Line) kemudian diterapkan di Indonesia, merupakan peningkatan dari sistem NTSC sebelumnya. Sinyal TV berwarna adalah suara, luminansi (kecerahan gambar), warna (chrominance), pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, ledakan (salvos, burst). Sinyal burst digunakan untuk sinkronisasi warna, karena sinyal luminansi, sinyal hitam putih muncul di gambar. Informasi warna dimodulasi pada pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz, sedangkan suara atau suara dimodulasi FM pada sub-carrier dengan frekuensi 5,5 MHz. Dengan cara ini sinyal warna dapat melewati penerima televisi monokrom (hitam putih),maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan.
Sinyal perbedaan warna, pistol elektron dalam tabung gambar berwarna, perlu digerakkan dengan voltase dari kamera merah, hijau, dan biru. Jika tidak, gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan stasiun peluncuran tidak akan muncul.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
3D / 12 / Linanda Salsa S / 1941160036
BalasHapusPada pembahasan materi hari ini, adalah mengenai sinyal TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4. Elektron-elektron yang ditembakkan perlu diarahkan atau dikendalikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, biru dan hijau. Jika tidak ada bagian ini maka wana yang tertampil pada televisi warna tidaklah sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun pemancar.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M; H-Y – (-Y) = H; B-Y – (-Y) = B
Rumus ini didapatkan dari percobaan memutar potensio yang telah disusun seperti gambar Gb.V-3 yang merupakan rangkaian matrik sehingga nantinya harus didapatkan warna putih yang sangat cerah.
3D/23/Yusuf Iqbal fahmi/1941160156
BalasHapusPada pembahasan kali ini mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Untuk sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Untuk sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat juga metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3D / 09 / Firda Wahyuningtyas / 1941160063
BalasHapusDari materi mengenai sinyal TV Warna di atas dapat disimpulkan bahwa diterapkanya sistem kompabilitas yang diterapkan AS pada tahun 1953 menggunakan sistem NTSC (National Television System Committee). Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Pemancar TV memancarkan sinyal bunyi, luminasi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut-denyut untuk sinkronisasi vertical (sinkronisasi raster), dan denyut-denyut untuk sinkronisasi horizontal (sinkronisasi garis) serta ledakan (salvo, burst signal). Di bagian penerima hitam putih akan dapat menampilkan gambar hitam putih karena adanya sinyal luminasi. Informasi warna akan dimodulasikan pada gelombang pembawa warna dengan frekuensi 4,43 MHz. Pada dasarnya penerima TV warna hanya memerlukan sinyal untuk menampilkan gambar-gambar warna. Bunyi dimodulasikan secara FM pada gelombang pembawa (sub-carrier) dengan frekuensi 5,5M Hz. Pada sistem TV warna sederhana dapat diwujudkan seperti berikut, untuk di Stasiun Pemancar ada 3 kamera yang digunakan untuk merabai objek. Ada beberapa norma yang harus berlaku yaitu sebagai berikut:
1. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5MHz
2. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 MHz
3. Frekuensi ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15 625 Hz
4. Frekuensi ayunan vertical (frekuensi raster) = 50 Hz
Pada penerima hitam putih menampilkan nuansa 2 kecerahan dari objek yang ada di stasiun pemancar. Karena itu pemancar TV warna perlu juga memancarkan sinyal yang berpadanan dengan nuansa kecerahan objek yang hendak dipancarkan. Pada sinyal TV agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima tv monokrom, maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan Vy. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna merah, hijau, biru. Sistem tv monokrom disetiap kamera dilengkapi tapis agar satu kamera membangkitkan tegangan sinyal yang bereaksi pada warna merah, hijau dan biru. Dengan cara tsb gambar dipancarkan dengan 3 warna primer. Pada tempat penerima ketiga gelombang pembawa ditangkap dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian dideteksi lalu diumpankan kepada tabung gambar warna sehingga tampil warna merah hijau dan biru.
Penerima mengetahui dari harus digabung informasi dari sinyal sinkronisasi warna. Cara membentuk sinyal selisih warna dalam pemancar dengan memancarkan sinyal Y setelah terlebih dahulu dilemahkan. Penerima membangkitkan sinyal V dan U pada taraf aslinya. Selanjutnya mendekoda warna warna dengan cara pengemudian selisih warna dan pengemudian MHB. Pada pengemudian selisih warna katoda disatukan dan diumpani sinyal y (M-Y), (H-Y) dan (B-Y). cara memperoleh sinyal selisih warna adalah dengan cara keluar dari sinyal Y, U, dan V dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks.
3D_03_Agil Evan_1941160007
BalasHapusBerdasarkan materi di atas, sinyal TV warna yang dikembangkan oleh ilmuwan asal skotlandia pada tahun 1928. Namun pada saat itu televisi berwarna tidak disebarluaskan secara komersial melainkan menggunakan televisi hitam putih. Sejak diberlakukannya pergantian dari televisi hitam putih menuju televisi berwarna terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk sistem kompatibilitas, maksudnya pengguna televisi hitam putih masih bisa merasakan tayangan televisi berwarna walaupun hanya tertampil hitam putih. Pada pemancar televisi warna juga diharuskan memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima, sedangkan pada sisi penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar tv hitam putih. Pada sinyal-Y, agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar tv perlu memancarkan sinyal luminansi atau sinyal kecerahan, sinyal luminansi ini dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal dinyatakan dengan Vy. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam - putih) dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Dengan cara ini, bila siaran program TV berwarna diterima dengan penerima hitam-putih maka hanya sinyal luminannya yang berguna, sedangkan bila diterima oleh penerima TV berwarna sinyal luminan dan sinyal krominan kedua-duanya digunakan dan dari kedua sinyal tadi akhirnya pada tabung gambar, ketiga warna primer merah-hijau-biru dihasilkan kembali dan digunakan untuk membentuk gambar berwarna . menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. Hal ini diterapkan oleh pemerintah amerika serikat dengan sistem kompatibilitasnya yang bernama NTSC (National Television System Committee) kemudian diterapkan sistem PAL(Phase Alternating Line) di Indonesia yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC sebelumnya. Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
3D_17_Nella Abda Putri Harsanti_1941160012
BalasHapusDari pembahasan materi diatas mengenai sinyal TV Warna. Ada 3 pendahuluan dari pemancar TV warna, diantaranya adalah :
a. Pemancar Tv warna harus memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan di produksi oleh penerima TV warna maupun penerima TV hitam-putih (monochrome)
b. Penerima TV warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam – putih
c. Penerima TV hitam putih harus dapat menampilkan ga,bar yang terpancarkan dari stasiun pemancar TV hitam – putih maupun pemancar TV warna.
Hal diatas dapat dimungkinkannya dengan diterapkan system komptabilitas yang dalam tahun 1953 mulai ditetapkan di Amerika Serikat, yaitu NTSC (National Television System Committee), dan di Indonesia diterapkan dengan system PAL (Phase Alternating Line). System PAL sendiri merupakan perbaikan dari system NTSC.
Pada dasarnya penerima TV warna hanya memerlukan sinyal ini guna menampilkan gambar – gambar warna.
Sistem TV warna sederhana. Dalam system TV warna sederhana sendiri penerima hitam – putih menampilkan nuansa – nuansa kecerahan dari objek yang ada di stasiun pemancar. Karena itu pemancar TV warna perlu juga memancarkan sinyal yang berpadanan dengan nuansa – nuansa kecerahan objek yang hendak di pancarkan, serta informasi warna yang terpancarkan dari pemancar TV warna perlu diolah secara sedemikian, supaya dalam penerima hitam – putih, sinyal cerah mengandung sedikit mungkin sinyal warna dan dalam penerima warna, sinyal warna mengandung sesedikit mungkin sinyal luminasi.
SINYAL Y. Dalam pemabahasan sinyal Y, agar sinyal – warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal – luminasi, sinyal luminasi dinyatakan dengan Y dan tegangan dari sinyal ini kita nyatakan saja dengan Vy- ru- secara yang dikemukakan pada gambar V-3.
Dalam system TV monokrom, setiap kamera dilengkapi tapis, dengan cara tersebut gambar yang hendak dipancarkan kita uraikan menjadi 3 warna primer dan setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa sendiri - sendiri, kemudian dipancakan. Dari ketiga gelombang pembawa ditangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian di deteksi sehingga seperti pada gambar V-2 yang mana gelombang tersebut diumpankan kepada tabung gambar – warna, sehingga tampillah warna – warna merah, hijau, dan biru.
Dalam pembahasan sinyal selisih warna adalah senapan – senapan electron dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan – tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru, namun jika tidak maka TV tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang di stasiun pemancar.
Pada sinyal nada warna (kromonisari), sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur seperti gambar V-9 yaitu sinyal video menempati jalur antara 0- 5MHz
3F/05/DIKA WAHYUNENG/1941160032
BalasHapusDari materi diatas membahas tentang Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Dan dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitaputih), arna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal).
Sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom , maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna secara yang dikemukakan.
Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal antara lain bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, - burst signal)
Sinyal Selisih Warna yaitu senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
3F/10/JANUARIUS DHARMA ANUGERAH PUTRA/1941160027
BalasHapusBerdasarkan materi yang telah dijelaskan mengenai “sinyal TV warna” bahwa pemancar televisi berwarna harus mentransmisikan sinyal luminansi agar penerima televisi monokrom (hitam putih) menampilkan sinyal warna. Sinyal luminasi dilambangkan dengan Y, tegangan sinyal ini diwakili oleh V_Y. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna yang ditampilkan (merah, hijau dan biru). Gambar yang akan dikirim harus diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasi ke gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati saluran 2 (spektrum frekuensi), kemudian pemancar H menempati saluran 3 dan pemancar B menempati saluran 4. Dalam sistem TV hitam-putih, sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur yaitu : sinyal-video menempati jalur antara 0-5 MHz. Adapun bunyi yang dipancarkan tersendiri secara FM dengan menggunakan gelombang oembawa 5,5 MHz.
Senapan-senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu diuraikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Jika tidak, gambar berwarna tidak akan muncul dengan warna yang sama seperti pemandangan di stasiun siaran. Oleh karena itu, sinyal arah yang diperlukan dalam tabung gambar berwarna adalah M, H dan B. Jika stasiun pemancar memodulasi dengan M, H dan B, maka penerima (setelah dideteksi) akan terdapat pula M, H dan B. Dalam pemancar untuk menggabungkan satu sinyal (sinyal Y) dari 3 pemancar gabungan untuk mendapatkan Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal di atas menggunakan matriks, dengan cara memasukkan dari rangkaian matriks ke pemutar fase, atau geser 180o menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, kemudian sinyal -Y+M menjadi M-Y, dan ketika sinyal -Y+B menjadi B-Y. Pada sinyal M-Y jika dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877. (MY) kemudian pada sinyal B - Y saat dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.
Sinyal M, H dan B diperlukan untuk mengontrol tabung gambar, tetapi stasiun pemancar hanya mengirimkan sinyal Y, U dan V untuk menerima sinyal perbedaan warna. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa.
Dari penjelasan materi tersebut, dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa pemancar televisi berwarna harus mentransmisikan sinyal luminansi agar penerima televisi monokrom menampilkan sinyal warna. Sinyal luminasi dilambangkan dengan Y, tegangan sinyal ini diwakili oleh V_Y. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna yang ditampilkan. Gambar yang akan dikirim harus diuraikan menjadi 3 warna primer. Adapun bunyi yang dipancarkan tersendiri secara FM dengan menggunakan gelombang oembawa 5,5 MHz. Sinyal M, H dan B diperlukan untuk mengontrol tabung gambar, tetapi stasiun pemancar hanya mengirimkan sinyal Y, U dan V untuk menerima sinyal perbedaan warna. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna , dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal.
3D/10/Gilang Fajar F/1941160125
BalasHapusdari materi diatas dapat disimpulkan bahwa, Televisi hitam putih hanya akan menerima sinyal luminansi dan tidak menerima sinyal warna atau krominansi yang terdapat pada televisi berwarna. 3 buah kamera BW berarti setiap masing-masing kamera mewakili warna RGB, dimana ketiga warna digabung bisa menghasilkan banyak warna. Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Pada sistem warna berlaku:. Frekuensi –ayunan horizontal (frekuensi garis) = 15.625 Hz. Frekuensi –ayunan vertikal (frekuensi raster) = 50 Hz. Apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt. Sinyal warna tersebut akan dipancarkan dan diterima di sisi penerima untuk di-demodulasikan kembali menjadi sinyal warna. menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. pada pemayaran horizontal memuat sinyal luminansi atau kecerahan. Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11VbKarena ketiga warna mengeluarkan tegangan 1V maka diperkecil sehingga menghasilkan warna tertentu dengan tegangan maksimum 1V. Besar tegangan pada sinyal warna ini dapat diperkecil dengan potensiometer. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
TALITHA WIDYA SADINA/3D/20/1941160147
BalasHapusBerdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan pada pemancar tv harus bias memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima tv. Semenara pada penerima tv harus dapat menampakkan gambar dari sinyal yang telah diterima dari pemancar. Penerima tv hitam putih harus dapat menampilkan gambar hitam putih meskipun mendapatkan sinyal dari pemancar tv berwarna. Sistem NTSC adalah yang pertama kali menerapkan poin-poin diatas. Sementaraa di Indonesia diterapkannya adalah system PAL.
Sistem TV-Warna Sederhana
-Pada stasiun pemancar terdapat 3 kamera, 2 kamera berfungsi untuk merabai obyek-obyek. Pada system warna berlaku syarat yaitu: jarak pembawa gambar dan pembawa bunyi 5,6MHz, Lebar jalur sinyal 5Mhz,Frekwensi ayunan horizontal 15,625Hz, dan Frekwensi ayunan vertical 50Hz.
Sinyal luminasi pada televise disebut juga dengan sinyal Y. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlah tiga sinyal yaitu sinyal warna merah, hijau, biru.
Pada tempat penerima ke tiga sinyal akan ditangkap dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah lalu dideteksi. Sinyal sinyal tersebut diumpankan ke tabung gambar sehingga warna warna terurai menjadi merah,biru,hijau. Setelah itu gambar ditampilkan saling berhimpit agar mata kita melihatnya secara gambar menyeluruh bukan warna warna yang terpisah.
Elektron pada tabung gambar perlu diatur dengan tetgangan-tegangan yang berasal dari kamera merah,hijau,biru sehingga dapat tertampil gambar sams seperti stasiun pemancar. Pada pemancar sinyal yang harus dipancarkan adalah sinyal M, B dan juga sinyal Y. sinyal H tidak dipancarkan karena ketiga sinyal tadi akan dapat menjabarkan sendiri sinyal H yang ada di pemancar. Sinyal M dan B tidak dipancarkan menjadi sinyal M dan B melainkan mengolah tegangan pada sinyal M-Y (selisih merah) dan B-Y (selisih biru). Sinyal akan dilemahkan sebelum debelum dipancarkan untuk menghindari pengemudian lebih. Dengan memanfaatkan sinyal itu penerima nantinya harus dapat membentuk dan mereproduksi M, H, B. Dan dalam proses itu nantinya sinya H-Y (Sinyal selisih hijau) akan terbentuk.
Penerima Tv memperoleh sinyal-sinyal warna M,H dan B dengan menjabarkan dari sinyal yang M-Y, B-Y dan sinyal Y. Penjabaran tersebut tergantung kepada cara pengemudian tabung gambarnya yaitu pengemusian selisih warna dan pengemudian MHB.
Pada system TV hitam putih sinyal video dan sinyal bunyi dipancarkan dengan ketentuan sinyal video menempati jalur antara 0-5 MHz dan sinyal bunyi dipancarkan secara FM dengan menggunakangelombang pembawa 5,5 MHz. Sinyal video jika dijabarkan dalam getarangetaran sinus akan menghasilkan sideband tidak merata diseluruh panjaangnya jalur melainkan membentuk kelompok-kelompok.
3F/19/Nur Zahran Muharrami/1941160045
BalasHapusPenjelasan yang dapat disimpulkan diatas menurut saya adalah Sinyal dari pemancar TV berwarna akan diterima oleh penerima, dan kemudian penerima TV dapat menampilkan gambar. Dalam sistem NTSC (National Television System Committee), penerapan sinyal televisi berwarna harus dapat memancarkan dan menangkap televisi monokrom (hitam putih). Di Indonesia, sistemnya diperbaiki, sehingga menghasilkan sistem PAL (Phase Alternating Line). Beberapa sinyal yang dipancarlan oleh tv warna adalah bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominasi), pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, ledakan (salvos, burst). Sinyal burst untuk sinkronisasi warna Karena sinyal luminanasi, sinyal hitam putih muncul di gambar. Informasi warna dimodulasi ke pembawa warna dengan frekuensi 4.43MHz, sedangkan nada atau suara dimodulasi FM ke subcarrier dengan frekuensi 5.5MHz. Untuk menampilkan sinyal warna pada penerima televisi monokrom, sinyal warna dapat ditampilkan dengan memancarkan sinyal luminanasi, yang diwakili oleh Y.
Sinyal Y ini diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna merah, hijau dan biru. Warna yang dilihat saat Anda memasukkan sinyal dari sumber merah ke penerima TV, warna yang Anda lihat adalah hijau dan biru selain merah. Semua warna yang ada disaring dan dikirim ke kamera untuk menghasilkan tegangan dengan sinyal warna tertentu berdasarkan filter. Warna sinyal kemudian dimodulasi ke setiap saluran sesuai dengan Gambar V1(Gb.V1). Di ujung penerima, sinyal warna tiba saat saluran dikirim. Untuk menggabungkan sinyal input, mereka digabungkan menggunakan matriks. Sinyal ini kemudian dibalik untuk menghasilkan sinyal -Y. Sinyal –Y dikirim ke dua sinyal tambahan, MY dan BY, dan dilemahkan sesuai dengan pembacaan tegangan potensiometer.
Dalam sinyal Y, untuk memungkinkan penerima TV monokrom menampilkan sinyal warna, pemancar TV perlu mengirimkan sinyal pencahayaan atau sinyal pencahayaan, sinyal pencahayaan diwakili oleh Y, dan tegangan sinyal direpresentasikan sebagai dimensi. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna (merah, hijau dan biru) seperti yang dijelaskan. Gambar yang akan dipancarkan perlu dipecah menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasi pada gelombang pembawa dan kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati saluran 2 (spektrum), pemancar H menempati saluran 3, dan pemancar B menempati saluran 4.
saat mengemudikan tabung gambar perlu adanya sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar hanya mentransmisikan sinyal Y, U dan V. Supaya sinyal dapat menerima selisih warna dan keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, dapat dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Dalam penggerakan MHB, misalnya sinyal -M, -H dan -B dapat diterapkan pada katoda tabung gambar, sedangkan gerbang diberi tegangan datar dan tidak diberi sinyal. Jadi bukan tabung gambar yang melakukan pengkodean, tetapi rangkaian di depan tabung gambar.
3F/06/ERIC BAGUS PRATAMA/1941160120
BalasHapusSinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima televisi hitam putih, sehingga pemancar televisi berwarna harus mengeluarkan sinyal luminance atau sinyal kecerahan. Sinyal iluminasi dilambangkan dengan Y, tegangan sinyal ini diwakili oleh V_Y. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna yang ditampilkan (merah, hijau dan biru). Gambar yang akan dikirim harus dipecah menjadi 3 warna primer.
Setiap warna dimodulasi ke gelombang pembawa, kemudian adalah output.Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati saluran 2 (spektrum frekuensi), kemudian pemancar H menempati saluran 3 dan pemancar B menempati saluran 4 = 0.3M + 0.59H + 0.11B sinyal ini sebagai pengganti sinyal iluminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal di atas dengan matriks, masukkan dari rangkaian matriks ke pemutar fase, atau geser 180 derajat dengan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi Y, maka sinyal Y+M menjadi M Y dan ketika sinyal Y+B menjadi B – Y.
Dalam sinyal , ketika Y dilemahkan, itu diubah menjadi sinyal V = 0,877.(MY) dan sinyal B - Y dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(BY). Untuk menggerakkan tabung gambar diperlukan sinyal M, H, dan B, tetapi stasiun pemancar hanya mentransmisikan sinyal Y, U, dan V dengan menggunakan rangkaian array. Pada arah MHB (arah RGB), dapat diterapkan pada katoda tabung gambar , yang mirip dengan sinyal M, H dan B, sedangkan jaringan menerima tegangan datar dan tidak menerima sinyal apa pun.Jadi bukan tabung gambar yang mengkodekan, melainkan barisan yang berdiri di depan tabung gambar. Sinyal warna juga dapat dikirim bersama dengan luminance, sinkronisasi, dan sinyal lain yang dikirim dalam bandwidth. Sinyal yang ditransmisikan (sinyal UV) dihasilkan dari sudut fase dan kemudian warna dari sudut fase.
3F/08/FIRDAUS APRILIAN/1941160117
BalasHapusPada pembahasan materi diatas adalah mengenai sinyal TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sendiri sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Senapan senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y).
Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar.
3F/Mohammad Aldhimas Arianto/1941160115
BalasHapusDari penjelasan diatas dapat dikatakan mengenai sinyal pada TV warna. Pada sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Di Indonesia sistem tersebut diperbaiki sehingga muncul sistem PAL (Phase Alternating Line). Pemancar TV-warna memancarkan sinyal sinyal berupa bunyi, luminansi, warna, denyut sinkronisasi vertikal dan horizontal, serta ledakan. Sinyal warna dapat ditampilkan dalam gambar hitam putih berkat adanya sinyal luminansi. Sinyal AM digunakan dalam pemancar sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan dalam memancarkan gelombang bunyi.
Pada sebuah TV-Warna sederhana di sisi stasiun pemancar terdapat 3 buah kamera yang tiap-tiap kamera dilengkapi dengan filter warna merah, hijau, dan biru. Tiap-tiap warna yang ada akan terfilter dan menuju kamera untuk dibangkitkan tegangan dengan warna sinyal-sinyal tertentu bergantung filter. Setelah itu sinyal akan dimodulasikan sesuai dengan warna menuju kanal masing-masing sesuai Gb.V-1. Dimana merah untuk kanal 2, hijau untuk kanal 3, dan biru untuk kanal 4.
Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y yang ada dalam sistem tersebut.
3F/07/Fany Aflya Visca Marinda/1941160119
BalasHapusPemancar televisi diawal siaran akan menampilkan gambar pola warna kalibrasi, tampilan ini merupakan tampilan sebelum modulasi masuk sehingga memancarkan sinyal ini. Pada awal adanya TV, TV pertama adalah TV hitam putih saja. TV ini dimiliki masal oleh masyarakat seiring berkembangnya zaman televisi beralih ke televisi berwarna akan tetapi harga yang mahal sehingga tidak semua masyarakat memiliku TV berwarna ini. Sistem yang sudah ada di Amerika menggunakan NTSC, sistem ini diterapkan bahwa sinyal TV warna harus dapat memancar dan ditangkap untuk TV monokrom (hitam putih). Kemudian untuk di Indonesia menggunakan PAL, sistem ini merupakan perbaikan dari sistem sebelumnya. Sinyal yang dipancarkan TV warna yaitu bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominasi), Denyut-denyut untuk sinkronisasi vertikal dan horizontal, Ledakan (salvo, burst signal). Sinyal informasi pada gelombang pembawa warna 4,43MHz dan gelombang pembawa anakan (sub-carrier) nya memiliki frekuensi 5,5MHz.
Sinyal luminansi disebut juga dengan sinyal Y atau sinyal kecerahan. Sinyal luminansi adalah sinyal gambar diantara pengosongan dan pengosongan. Sinyal y tergantung pada titik yang ditangkap oleh kamera. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna yaitu merah, hijau, dan biru. Pada penerima sinyal ketiga gelombang ditangkap dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian dideteksi. Untuk menggabungkan ketiga sinyal yang datang digunakan matriks. Sinyal tersebut kemudian melakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y.
Sinyal -Y merupakan sinyal warna yang hanya dapat ditampilkan oleh penerima TV hitam putih, maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Berbeda dengan sinyal luminasi tadi yang dinyatakan dengan Y sedangkan sinyal ini dinyatakan dinyatakan dengan VY. Sinyal ini diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna (merah, hijau, biru). Setiap warna yang dimodulasikan pada gelombang pembawa kemudian akan dipancarkan. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal selisih warna merupakan serapan elektron elektron di dalam tabung gambar dengan tegangan berasal dari kamera merah, kamera hijau, kamera biru. Jika tidak demikian maka tidak akan tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada pada stasion pemancar. Untuk sinyal yang diperlukan kemudi yang diperlukan tabung gambar warna adalah M, H, dan B. Jika sekiranya di stasion-pemancar dilakukan pemodulasian dengan M, H, dan B maka dalam penerima pun -sesudah di deteksi akan terdapat pula M, H, dan B. Sinyal M, H dan B ini dapat mengemudikan senapan senapan elektron. Namun pemancar TV warna juga memancarkan sinyal Y (guna keperluan penerima TV monokrom). Karena itu cukup hanya 2 sinyal warna saja yang perlu dipancarkan.
1941160074 / 23 / 3F JTD / YULIANA PRASTIWI
BalasHapusDari materi-materi yang telah dijelaskan seperti pada artikel di atas mengenai lanjutan materi sinyal warna, maka dapat diketahui bahwa untuk penerapan sistem NTSC atau National Television System Committee pada sinyal TV warna perlu dilakukan pemancaran dan diterima oleh TV hitam putih (monokrom). Di Indonesia sendiri, sistem NTSC ini sudah mengalami perbaikan sehingga munculah sistem PAL atau Phase Alternating Line. Sinyal transmitter pada TV berwarna dapat memancarkan sinyal-sinyal yang berupa suara atau bunyi, warna, denyut sinkronisasi vertikal horizontal, ledakan (burst), dan warna.
Agar sinyal warna dapat ditampilkan pada televisi monokrom, maka perlu adanya pemancaran sinyal dari televisi yaitu berupa sinyal luminasi yang disimbolkan dengan simbol Y, dimana sinyal Y dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai ketiga sinyal warna RGB (merah, biru, dan hijau). Pada pemancar sinyal ini ada 3 buah kamera yang berfungsi sebagai pengambilan dan pemancaran masing-masing sinya dengan warna RGB yang lalu dimodulasikan ke sinyal masing-masing yang kemudian menghasilkan 3 buah pemancar yang berfungsi sebagai pengatur sinyal warna pada televisi tersebut.
Pada penerima televisi ada 3 buah penerima sinyal warna yang kemudian diterima oleh sinyal penerima lalu di demodulasikan hingga kembali menjadi sinyal warna. Untuk televisi monokrom, terdapat bagian dimana hanya ada penerima sinyal luminasi, kemudian pada televisi monokrom juga terdapat sinyal selisih warna (color difference). Dimana di dalamnya terdapat elektron-elektron yang ditembakkan dengan diarahkan menggunakan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera dengan warna RGB (merah, biru, dan hijau). Jika bagian ini tidak ada, maka warna yang tertampil pada televisi berwarna akan tidak sama dengan yang ada pada adegan yang dikirimkan oleh stasiun receiver pada televisi. Pada sinyal pemancar televisi warna juga akan memancarkan sinyal Y untuk keperluan TV hitam dan putih atau monokrom. Oleh karena itu, maka cukup dengan adanya sinyal dua warna yang dipancarkan, maka warna hijau tidak perlu dipancarkan dikarenakan pada sinyal Y, warna merah dan biru yang telah diterima pada sinyal penerima televisi warna dapat menjabarkan dengan sendirinya sinyal warna hijaunya.
Sinyal berwarna merah dan biru tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B, dimana pemancar sinyal dapat mengolah tegangan sinyal menjadi M-Y sebagai sinyal selisih merah dan B-Y sebagai sinyal selisih biru dengan Y adalah simbol dari sinyal luminasi. Sehingga, sinyal penerima dapat menerima sinyal-sinyal Y berupa M-Y dan B-Y dengan menggunakan sinyal-sinyal tersebut untuk diproses oleh sinyal penerima sehingga dapat membentuk warna R, G, B atau merah, hijau, dan biru, dari sini dapat tercipta sinyal H-Y sebagai simbol dari sinyal selisih-hijau.
3F / 20 / Oktavia Dewi Suryaatmaja / 1941160020
BalasHapusPada sinyal TV warna, pemancar TV warna harus memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan di reproduksi oleh penerima TV warna. Sedangkan penerima TV warna harus dapat menampakkan gambar pemancaran dari stasion pemancar TV warna. Hal - hal diatas mungkin dapat terjadi jika menerapkan sistem komptabilitas. Dimana sisitem ini dimulai pada tahun 1953 di Amerika Serikat, yaitu pada sistem NTSC. Di Indonesia sendiri menerapkan sistem PAL. PAL sendiri adalah sistem perbaikan dari sistem NTSC. Lalu, untuk penerima TV hitam-putih sendiri harus dapat menampilkan gambar yang sudah terpancar dari stasion pemancar TV hitam-putih.
Namun, sinyal warna juga dapat ditampilkan pada penerima TV monokrom (hitam - putih) jika pemancar TV warna memancarkan sinyal iluminasi (sinyal kecerahan). Sinyal iluminasi dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga sinyal warna, artinya apabila tegangan yang dihasilkan oleh kamera merah, hijau dan biru dijumlahkan, maka penerima TV hitam-putih akan menampilkan gambar yang berpadanan dengan kecerahan gambar yang ada di stasion pemancar. Di tempat penerima, ketiga gelombang pembawa tadi ditangkap, dan dikuatkan dalam penerima yang saling terpisah, kemudian di deteksi. Setelah itu, sinyal video diumpankan ke tabung gambar warna, sehingga tampillah ketiga warna tadi, yaitu warna merah, hijau dan biru.
Dalam sinyal selisih warna, tabung gambar warna perlu dikemudikan oleh tegangan yang berasal dari kamera merah, hijau dan biru. Jika tidak, maka tampilan gambar warna yang sama dengan adegan yang ada di stasion pemancar tidak akan tampak. Oleh sebab itu, sinyal kemudi yang diperlukan oleh tabung gambar warna adalah M, H, dan B. Namun, pemancar TV warna juga memancarkan sinyal Y, maka H tidak akan dipancarkan sebab hanya Y, M dan B yang dapat diterima. Jadi, penerima menerima sinyal – sinyal Y, (M-Y) dan (B-Y). Dengan memanfaatkan sinyal – sinyal itu, penerima harus dapat membentuk dan mereproduksi M, H dan B. Tapi, dalam pekerjaan pengolahan ini terjangkitlah (H-Y).
Setelah itu, ketiga sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y) tadi diumpankan. Maka tegangan – tegangan kemudi yang ada pada senapan – senapan elektron menjadilah M, H dan B, sebab sinyal – Y yang ada di kisi dan yang ada di katoda saling meniadakan. Sehingga :
Tegangan kisi – tegangan katoda =
M – Y – ( - Y ) = M
H – Y – ( - Y ) = H
B – Y – (- Y ) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk dimunculkan. Agar dapat membentuk sinyal M-Y, H-Y dan B-Y maka perlu penguatan pada sinyal V dan U. Selain itu, juga terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukan pada katoda dengan 3 sinyal tadi dengan sinyal Y.
3F/17/Muhammad Syaifuddin/1941160148
BalasHapusSistem pada tv warna sederhana dapat di wujudkan dengan cara di satsiun pemancar yaitu dengan 3 kamera, dan fungsi kamera tersebut merabai objek, dan norma yang berlaku dalam sistem hitam putih harus pula dalm sistem warna.
1. Jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi ada 5,5MHz
2. Lebar lajur untuk sinyal video
3. Frekuensi ayunan horizontal 15.625Hz
4. Frekuensi ayunan vertikal 50Hz
Penerima hitam putih menampilkan nuansa kecerahan dari obyek yang ada di stasiun pemancar.
Sinyal Y dimana menjadi agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh tv monokrom, sinyal ini dinyatakan dapat diperoleh dengan jalan menjumlahkan ke tiga sinyal warna. Jika tegangan yang dihaasilkan oleh kamera merah di kali dengan 0,3 , hijau 0,59 , biru o,11. Maka yang dihasilkan hitam putih yang berpadanan dengankecerahan gambar yang ada di stasiun pemancar.
Sinyal nada warna dalam sistem tv hitam piutih dan sinyal dipancarkan dalam jalur Gb.V-9. Sinyal videio menempati jalur 0 – 5 MHz. Dan bunyi dipancarkn secara FM menggunakan gelombang 5,5MHz. Sinyal video ini di uraikan dalam sinus,
3F / 03 / BAGAS MARDHA ILHAM / 1941160085
BalasHapusDapat dipahami pada sinyal tv berwarna bahwa, ada 3 jenis kinerja pada pemancar tv antara lain:
a. Pemancar TV berwarna, harus mengirimkan sinyal untuk ditangkap dan diproduksi oleh penerima TV atau penerima TV hitam putih.
b. Penerima TV berwarna, harus dapat mengirimkan gambar yang dipancarkan dari stasiun penyiaran TV dan pemancar TV hitam putih.
c. Penerima TV hitam putih, harus dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar TV hitam putih dan pemancar TV berwarna.
Dengan diterapkannya sistem kompatibilitas, yaitu NTSC (National Television System Committee), dan di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line). Hal di atas dapat diwujudkan. Pada dasarnya penerima TV berwarna hanya membutuhkan sinyal tsb untuk menampilkan gambar berwarna.
Pada sistem TV berwarna sederhana sendiri, penerima hitam-putih menampilkan kecerahan objek di stasiun pemancar. Oleh karena itu, memancarkan TV berwarna perlu juga memancarkan sinyal yang sesuai dengan nuansa objek yang akan ditampilkan, dan informasi warna yang dipancarkan dari siaran TV perlu diproses dengan cara yang sama, sehingga dalam warna hitam-putih. penerima sinyalnya mengandung sedikit sinyal warna dan dalam penerima warna, sinyal mengandung sinyal luminance sesedikit mungkin.
Pada sinyal Y, agar sinyal warna dapat dipancarkan dan diterima oleh penerima TV monokrom, pemancar TV perlu memancarkan sinyal luminance. yang dinyatakan sesuai dengan gambar V-3.
Dalam sistem TV monokrom, setiap kamera dilengkapi dengan filter, yang dengannya gambar yang akan ditransmisikan dipecah menjadi 3 warna primer dan setiap warna dimodulasi pada gelombang pembawanya sendiri, kemudian dipancarkan. Dari ketiga gelombang yang ditangkap, dan dikuatkan di penerima yang terpisah, kemudian ditemukan seperti pada Gambar V-2 dimana gelombang diumpankan ke tabung gambar – sehingga muncul warna, merah, hijau, dan biru.
Dalam perbedaan warna, elektron dalam tabung gambar berwarna digerakkan oleh tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau, dan kamera biru, tetapi jika sebaliknya TV tidak akan menampilkan gambar berwarna yang sesuai dengan warna di stasiun pemancar.
Dalam sinyal nada warna (kronologis), sinyal video dan sinyal suara dipancarkan dalam satu garis seperti yang ditunjukkan pada Gambar V-9, yang merupakan sinyal video antara 0-5MHz.
Sinyal Suara dipancarkan oleh FM menggunakan gelombang pembawa 5,5 MHz. Kemudian sinyal bentuk video bukan sinus. Jika kita menggambarkan sinyal video ini dalam bentuk getaran sinus, maka getarannya selain tidak merata di seluruh panjang jalur, getaran tsb membentuk kelompok.
12/3F/Moch. Amir Ma’ruf T P/1941160139
BalasHapusPada tahun 1953, amerika serikat telah menerapkan sistem kompabilitas yaitu sebuah sistem National Television System Committe (NTSC). Lalu sistem NTSC mengalami perkembangan diindonesia dengan sebutan sistem Phase Alternative Line (PAL) dan telah diterapkan.
Pemancar tv – warna memancarkan sinyal:
1. Bunyi
2. Luminansi (Kecerahan Gambar)
3. Warna (Krominansi)
4. Denyut Sinkron vertikal (Sinkronisasi Raster) dan Denyut Sinkron Horizontal (Sinkronisasi Garis)
5. Ledakan (Salvo, Burst Signal)
Sistem warna yang berlaku pada sistem tv warna antara lain sebagai Berikut:
1. Jarak antara pembawa-gambar dan pembawa-sunyi memiliki frekuensi sebesar 5,5 MHz.
2. Lebar-jalur untuk sinyal-video adalah 5 MHz.
3. Frekuensi-ayunan horizontal (Frekuensi garis) 15.625 Hz
4. Frekuensi-ayunan vertikal (Frekuensi raster) 50 Hz
Penerima hitam-putih menampilkan nuansa kecerahan (Brightness) dari obyek yang ada di stasiun pemancar. Karena itu pemancar tv warna perlu memancarkan sinyal yang berpadanan dengan nuansa kecerahan obyek yang hendak dipancarkan. Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B. TV berwarna bekerja pada awalnya dengan eksperimen, pada bagian Pemcarkan TV yang digunakan kamera BW (Hitam putih) yang terhubung ke pemancar BW (Hitam putih), kamera yang digunakan sebanyak 3 kamera dan 3 pemancar juga. Menggunakan 3 buah kamera karena setiap kameranya mewakili warna primer yaitu merah, hijau, dan biru. Dilakukan dengan memasang mika merah di depan lensa salah satu kamera, kemudian hijau di lensa kamera berikutnya dan yang terakhir biru di kamera terakhir.
Kemudian pada sisi penerima, tetap digunakan 3 buah penerima hitam putih yang terdapat layar TV di masing-masing penerimanya. Pada setiap layar TV juga ditempel mika warna primer (merah, hijau, biru). Sehingga diperoleh gradasi warna dari masing2 mika. Gradasi merah hingga hitam, hijau hingga hitam dan biru hingga hitam. Dipasang cermin didepan mika sehingga terdapat 3 cermin. Kemudian ditambahan 1 cermin lagi didepan 3 cermin tersebut sehingga cermin dari 3 cermin akan menuju ke banyak warna dari hasil terakhir tersebut. Eksperimen inilah yang mengisnpirasi TV warna.
Pada sisi penerima, sinyal yang datang pada kanal digabungkan di tabung gambar. Pengolahan pada penerima hitam-putih dan berwarna memiliki perbedaan. Dalam penerima hitam-putih, sinyal luminansi mengandung sesedikit mungkin sinyal warna. Dalam penerima warna, sinyal warna mengandung sesedikit mungkin sinyal luminansi.
21/3F/SARAH PUTRI TAULADANI/1941160040
BalasHapusPenerapan sistem komptabilitas di Amerika yakni sistem NTSC (National Television System Commite) memungkinkan Pemancar TV berwarna dapat memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan direproduksi oleh Tv berwarna maupun Tv hitam putih (monokrom), Penerima Tv berwarna dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar tv berwarna dan tv monokrom begitupun sebaliknya. Di Indonesia menerapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC yaitu Pemancar TV berwarna dapat memancarkan : bunyi, luminasi(kecerahan gambar), warna(Krominasi), denyut-denyut untuk sinkronasi vertikal (raster) dan sinkronasi horizontal (garis), serta ledakan (salvo, burst signal).Penemrima TV hitam putih dapat menampilkan gambar karena sinyal luminasi
Bagian pemancar pada sistem tv berwarna sederhana membutuhkan 3 kamera yang masing-masing dilengkapi dengan fiter warna merah, hijau, dan biru. Setiap kamera akan membangkitkan tegangan sinyal yang bereaksi sesuai dengan warna filter pada kamera. Dimana gambar dengar warna primer akan dimodulasikan sesuai dengan gelombang pembawa dan dipancarkan menggunakan 3 pemancar yang terhubung dengan 3 kanal. Pada bagian Penerima, gelombang pembawa ditangkap dan dikuatkan didalam kanal yang terpisah sesuai warna
Pada sinyal selisih warna, pemancar TV warna memancarkan sinyal –Y (sebagai kebutuhan penerima TV hitam putih), sehingga warna H tidak dipancarkan dan hanya menerima Y, M, dan B, karena Penerima TV berwarna dapat menjabarkan sendiri H yang ada dipemancar. Pemancar mengolah tegangan sinyal selisih merah (M-Y) dan sinyal selisih Biru (B-Y) sehingga membentuk sinyal selisih hijau (H-Y).
Tegangan sinyal ini dirumuskan : Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11Vb atau
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Penerima mendekodekan warna yaitu dengan mengkemudikan tabung gambar menggunakan 2 cara yaitu 1. Menggemudikan selisih warna
2. Mmengemudikan MHB.
• Pengemudian selisih warna
Dengan menyatukan ke-3 katoda dan diumpani sinya –Y dan pada bagian kisi-kisi pengemudi diberikan sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y), dan (B-Y)
menggunakan rumus : Tegangan kisi – Tegangan katoda
= M – Y- (-Y) = M
H – Y – (-Y) = H
B – Y – (-Y) = B
Dengan menerapkan sebuah rangkaian matrik maka penurunan penguatan dipemancar akan pulihkan sehingga kuat sinya (M-Y) dan (B-Y) dpat kembali penuh
• Pengemudian MHB
Dengan mengumpamakan katoda tabung gambar dengan –M, -H, -B dan kisi diberi tegangan rata-rata
Dalam sinyal krominansi sistem TV hitam putih, informasi kecerahan, dan sinyal bunyi dipancarkan dalam jalur seperti trapesium
14/3F/Muhammad Faroq Bahtiar/1941160127
BalasHapusMenurut materi di atas kita mendapatkan sinyal pada TV berwarna. Dalam sistem NTSC, sinyal televisi berwarna harus dapat dikirim dan diterima untuk televisi monokrom. Di Indonesia sistemnya diperbaiki sehingga muncul sistem PAL. Pemancar warna mentransmisikan sinyal dalam bentuk suara, kecerahan, warna, pulsa sinkronisasi vertikal dan horizontal, dan poni. Sinyal warna dapat ditampilkan sebagai gambar hitam putih berkat sinyal luminance. Sinyal AM digunakan untuk mengirimkan sinyal warna sedangkan sinyal FM digunakan untuk mengirimkan gelombang audio. Pada TV berwarna sisi stasiun sederhana dengan tiga kamera, setiap kamera dilengkapi dengan filter merah, hijau, dan biru. Tegangan keluaran pada ujung penerima dapat didekodekan dengan perintah perbedaan warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalik dan masuk ke katoda tabung. Perbedaan warna tersebut kemudian akan dicantumkan pada grid/grid sesuai dengan warna yang diterima. Jadi persamaan berikut akan dihasilkan, Juga, ada metode mengemudi RGB. Metode ini memberikan sinyal input ke katoda, yaitu menambahkan matriks untuk setiap HY, MY dan BY dengan kecerahan sinyal Y. Sinyal pencahayaan dilambangkan dengan Y, tegangan sinyal ini diwakili oleh V_Y. Sinyal dapat diperoleh dengan menambahkan tiga sinyal warna dalam urutan yang disajikan. Gambar yang ditransmisikan harus dibagi lagi menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasi ke pembawa dan kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 emitor, emitor M menempati kanal 2, kemudian emitor H menempati kanal 3, dan emitor B menempati kanal. Pistol elektron dalam tabung gambar berwarna harus digerakkan dengan tegangan masuk dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Jika tidak, gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan di stasiun pangkalan tidak akan muncul. Maka sinyal arah yang diperlukan pada tabung warna adalah M, H dan B. Jika stasiun pemancar memodulasi dengan M, H dan B, penerima juga akan memiliki M, H dan B. Pada pemancar, buat sinyal dari 3 pemancar menjadi satu untuk mendapatkan Y = 0,3M 0,59H 0,11B sinyal ini alih-alih sinyal bercahaya. Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Seri Matriks diumpankan ke fasa rotor atau digeser 180 derajat oleh rangkaian inverter. Jadi saat sinyal Y dibalik menjadi Y, maka saat sinyal Y M menjadi M Y dan saat sinyal Y B menjadi B - Y. Pada sinyal M Y saat dilemahkan menjadi sinyal V = 0.877. dan pada sinyal B - Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0.
05/3E/Arif Cahyono/1941160121
BalasHapus21/3F/SARAH PUTRI TAULADANI/1941160040
Penerapan sistem komptabilitas di Amerika yakni sistem NTSC (National Television System Commite) memungkinkan Pemancar TV berwarna dapat memancarkan sinyal yang dapat ditangkap dan direproduksi oleh Tv berwarna maupun Tv hitam putih (monokrom), Penerima Tv berwarna dapat menampilkan gambar yang dipancarkan dari stasiun pemancar tv berwarna dan tv monokrom begitupun sebaliknya. Di Indonesia menerapkan sistem PAL (Phase Alternating Line) yang merupakan perbaikan dari sistem NTSC yaitu Pemancar TV berwarna dapat memancarkan : bunyi, luminasi(kecerahan gambar), warna(Krominasi), denyut-denyut untuk sinkronasi vertikal (raster) dan sinkronasi horizontal (garis), serta ledakan (salvo, burst signal).Penemrima TV hitam putih dapat menampilkan gambar karena sinyal luminasi.
Pada penerima TV warna akan dapat menjabarkan sendiri H yang telah ada di pemancar. Penerima TV warna harus dapat menentukan H dengan hitungan. M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B. Pemancar akan mengolah tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang kemudian dimodulasikan pada gelombang pembawa dan dipancarkan.
(M-Y) dinamakan sinyal selisih merah;
(B-Y) dinamakan sinyal selisih biru.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan Vy. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut
Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb
Atau dapat dituliskan sebagai berikut,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
19/3F/IAN ZACHARIA GALINGGING/1941160144
BalasHapusMateri hari ini menjelaskan konsep sinyal dari televisi berwarna. Ketika tiga sinyal video dikirim dari tiga pemancar independen dan dikirim ke setiap penerima warna, gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat ditampilkan bersama-sama dalam rakitan cermin tembus pandang, sehingga menampilkan gambar berwarna objek. Diwarnai sebagai berikut: asli. Metode transmisi ini disebut metode transmisi televisi warna paralel karena tiga komponen warna ditransmisikan secara paralel. Untuk memenuhi persyaratan ini, diperlukan transmisi sinyal optik yang mengontrol kecerahan gambar yang diterima (mirip dengan sinyal video TV hitam putih) dan sinyal chrominance yang mengontrol warna yang terbentuk dari tiga warna utama merah dan biru. Aku punya. , Dan tingkat chrominance hijau juga harus mengirimkan sinyal yang dapat ditangkap dan diputar ulang oleh penerima. Di sisi lain, penerima warna harus dapat menampilkan gambar yang disiarkan oleh stasiun TV berwarna dan hitam putih. Pistol elektron tabung warna harus digerakkan oleh tegangan dari kamera merah, hijau, dan biru. Jika tidak, Anda tidak akan melihat gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan pemancar. Oleh karena itu, sinyal alamat yang diperlukan untuk penerima warna adalah M, H, dan B. Jika stasiun pemancar memodulasi dengan M, H, dan B, maka penerima (jika dikenali) juga memiliki M, H, dan B. Agar penerima televisi monokrom dapat menampilkan sinyal warna, pemancar televisi harus mengeluarkan sinyal luminance atau sinyal iluminasi ke sinyal Y, yang sinyal iluminasi direpresentasikan sebagai Y dan tegangan sinyal direpresentasikan sebagai Vy. To. Sinyal ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Oleh karena itu, tegangan sinyal luminansi Vy adalah:
Vy = 0,3Vm + 0,59Vh + 0,11Vb
atau,
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Tegangan keluaran pada sisi penerima dapat didekodekan dengan menggerakkan perbedaan warna. Sinyal Y yang diterima dibalik dan mencapai katoda tabung penerima. Perbedaan warna, di sisi lain, dimasukkan ke dalam raster berdasarkan warna yang diterima (seperti MY hingga M). Oleh karena itu, diperoleh persamaan berikut.
M–Y – (–Y) = M
H–Y – (–Y) = H
B–Y – (–Y) = B
Sinyal M, H, dan B diperlukan untuk menggerakkan tabung penerima, tetapi stasiun pemancar menggunakan rangkaian larik untuk mentransmisikan hanya sinyal Y, U, dan V. Misalnya, dalam arah MHB (arah RGB), sinyal M, H, dan B dapat diterapkan ke katoda kineskop, tetapi sumber listrik menerima tegangan datar dan tidak ada sinyal. Ini dilakukan oleh barisan depan penerima, bukan penerima. Selain luminance, sinkronisasi, dan sinyal lainnya, sinyal warna juga dapat ditransmisikan dalam bandwidth. Sinyal pancar (sinyal UV) dihasilkan dari posisi fase dan warna dihasilkan dari posisi fase.
3F/04/Barra Asyqar Rafi/1941160089
BalasHapusPemaparan materi diatas menunjukkan sistem dasar metode pemancaran TV berwarna dengan sistem phase Alternation Line (PAL). Untuk memancarkan sebuah gambar berwarna dengan sistem TV berwarna, sinar yang datang dari sebuah objek diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya : merah, hijau, dan biru memakai filter warna. Ketiga komponen warna itu diubah menjadi tiga sinyal video, (sinyal video merah, hijau, dan biru ) dalam tabung-tabung pengambilannya. Bila ketiga sinyal video itu ditransmisikan oleh tiga bagian pemancar yang tidak bergantung dan diteruskan ke masing-masing tabung gambar berwarna, maka gambar monokrom merah, hijau, dan biru dapat dilihat bersama-sama melalui susunan cermin setengah tembus, maka didapatkan gambar objek yang berwarna seperti yang asli. Metode transmisi ini disebut sistem pemancaran TV berwarna pararel , karena ketiga komponen warna itu dipancarkan secara pararel. Untuk memenuhi syarat tersebut maka harus dipancarkan sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar yang diterima (sama sifatnya dengan sinyal video TV hitam - putih) dan sinyal krominan yang mengatur tingkat warna serta kroma yang dibentuk dari tiga warna primer merah-hijau-biru. Dengan cara ini, bila siaran program TV berwarna diterima dengan penerima hitam-putih maka hanya sinyal luminannya yang berguna, sedangkan bila diterima oleh penerima TV berwarna sinyal luminan dan sinyal krominan kedua-duanya digunakan dan dari kedua sinyal tadi akhirnya pada tabung gambar, ketiga warna primer merah-hijau-biru dihasilkan kembali dan digunakan untuk membentuk gambar berwarna . menghasilkan sinyal warna merah-hijau-biru. Pada sisi penerima, sinyal warna datang pada kanal sesuai dengan pengiriman. Untuk menggabungkan sinyal-sinyal yang datang digabungkan dengan menggunakan matriks-matriks. Sinyal tersebut lalu dilakukan pembalikkan fasa sehingga menghasilkan sinyal –Y. Sinyal –Y dikirimkan pada 2 sinyal penjumlah yakni M-Y dan B-Y lalu dilakukan pelemahan sesuai dengan nilai tegangan pada potensiometer.
Sinyal Y atau merupakan sinyal luminansi memikiki tegangan yang dinamakan VY. Sinyal luminansi diperoleh dari penggabungan sinyal warna merah, hijau, dan biru. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut. VY = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb atau dapat dituliskan sebagai berikut, Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
Pada tegangan hasil di sisi penerima dapat didekodekan dengan menggunakan pengemudian selisih warna. Sinyal Y yang diterima akan dibalikkan fasanya dan masuk pada katoda tabung gambar. Sedangkan selisih warna akan masuk pada kisi / grid sesuai dengan warna yang diterima (M-Y masuk pada M dan seterusnya). Sehingga akan dihasilkan persamaan sebagai berikut.
M-Y – (-Y) = M
H-Y – (-Y) = H
B-Y – (-Y) = B
Sinyal M, H, B akan dikirimkan pada layar untuk ditampakkan. Untuk membentuk sinyal M-Y, H-Y, dan B-Y perlu dilakukan penguatan pada sinyal V dan U.
Selain itu terdapat metode steering RGB. Metode ini memberikan sinyal masukkan pada katoda yakni penambahan dengan matriks untuk tiap-tiap H-Y, M-Y, dan B-Y dengan sinyal Y.
22/3F/SYAIFUL RIJAL AZIZ/1941160056
BalasHapusSinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan V_Y. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Pada pemancar untuk menjadikan satu sinyal (Sinyal Y) dari 3 pemancar dijadikan satu untuk mendapatkan Y=0,3M + 0,59H + 0,11B sinyal ini sebagai pengganti dari sinyal luminasi (sinyal kecerahan). Cara menggabungkan sinyal diatas menggunakan matriks, dari Rangkaian matriks dimasukkan pada pemutar fasa atau digeser sebesar 180 derajat menggunakan rangkaian inverter. Jadi ketika sinyal Y dibalik menjadi -Y, lalu bila sinyal -Y + M menjadi M - Y dan bila sinyal -Y + B menjadi B – Y. Pada sinyal M - Y bila dilemahkan menjadi sinyal V = 0,877.(M-Y) dan pada sinyal B – Y bila dilemahkan menjadi sinyal U = 0,493.(B-Y). Untuk mengemudikan tabung gambar diperlukan sinyal-sinyal M, H dan B, tetapi stasiun pemancar mengirimkan hanya sinyal-sinyal Y, U dan V. Untuk memperoleh sinyal-sinyal selisih warna (M - Y), (H - Y) dan (B - Y) keluar dari sinyal-sinyal Y, U dan V, adalah dengan menerapkan sebuah rangkaian matriks. Pada pengemudian MHB (RGB steering) dapat diterapkan pada katoda-katoda tabung gambar yang diumpamakan sinyal -M, -H dan -B, sedangkan kisi diberi tegangan rata dan tidak diberi sinyal. Jadi yang melakukan penkodean bukanlah tabung gambar, melainkan suatu rangkaian yang ada di depan-nya tabung gambar. Sinyal warna bisa juga dikirimkan bersama-sama dengan sinyal luminansi, sinkronisasi dan bermacam-macam dikirimkan menjadi 1 bandwidth. Sinyal yang dikirimkan (Sinyal UV) yang didapatkan dari sudut fasa kemudian warna yang didapatkan dari sudut fasa tersebut.
3F/11/Miladiah Indriyani/1941160142
BalasHapusSinyal-Y yaitu sinyal warna yang ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan VY. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitam putih), warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal). Pemancar TV-warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitam-putih). Penerima TV-warna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV-warna maupun pemancar TV-hitam-putih. Penerima-TV-hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna.
Di Indonesia diterapkan sistem PAL (Phase Alternating Line), yaitu suatu perbaikan dari sistem NTSC. Bahan-bahan yang dikemukakan dalam Paragraf-paragraf di belakang adalah berdasarkan sistem PAL, namun berisi pula dasar sistem NTSC. Pemancar TV-warna memancarkan sinyal bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, - burst signal). Senapan-senapan electron di dalam tabung gambar warna perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang berasal dari kamera merah, kamera hijau dan kamera biru. Bila tidak, maka tidaklah tampil gambar warna yang warnanya sama dengan adegan yang ada di stasiun pemancar. Maka sinyal-sinyal kemudi yang diperlukan pada tabung gambar warna adalah M, H dan B. Jika pada stasiun pemancar melakukan pemodulasian dengan M, H dan B, maka dalam penerima pun (sesudah di deteksi) akan terdapat pula M, H dan B.
3C/19/Reinaldo Riswanto Saputra/1941160081
BalasHapusMenurut materi di atas, TV saat ini semuanya berwarna. Ini karena sinyal televisi berwarna yang dikembangkan oleh para ilmuwan Skotlandia pada tahun 1928. Sejak transisi dari hitam-putih ke berwarna, sistem yang kompatibel harus memenuhi beberapa kondisi, yang berarti bahwa pengguna hitam-putih masih dapat menikmati program TV berwarna meskipun hanya ditampilkan dalam hitam-putih. Pemancar TV-warna harus juga memancarkan sinyal yang akan dapat ditangkap dan direproduksi oleh penerima TV-warna. Pemancar TV-Warna memancarkan sinyal berupa bunyi, luminasi (kecerahan/ gambar), warna (krominasi), denyut-denyut untuk sinkronasi vertical (sinkronasi raster), dan denyut-denyut untuk sinkronasisasi horizontal( sinkronisasi garis). Informasi Warna dimodulasikan dengan frekuensi 4,43 MHz. Bunyi dimodulasikan secara FM dengan frekuensi 5,5 MHz.
Persyaratan dalam sistem warna :
a. Jarak antara pembawa gambar dan bunyi 5,5 MHz
b. Lebar jalur untuk sinyal video adalah 5 Mhz
c. Frekuensi horizontal = 15625 Hz
d. Frekuensi vertical = 50 Hz
Informasi dari pemancar TV warna perlu diolah, supaya dalam penerima hitam-putih, sinyal cerah (luminasi) mengandung sedikit sinyal warna, dalam penerima warna, sinyal warna mengandung sesedikit mungkin sinyal luminasi.
Sinyal Y
Agar sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (sebagai hitam putih), maka pemanca TV warna perlu memancarkan sinyal luminansi (sinyal kecerahan). Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y.
Sistem Tv monokrom dilengkapi tapis agar :
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna merah.
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna hijau.
Satu kamera membangkitkan hanya tegangan sinyal yang ber-reaksi pada warna biru.
Vy = 0,3.VM + 0,59 VH + 0,11.VB
Persamaan
Y = 0,3.M + 0,59.H + 0,11.B
Sinyal Sleisih Warna
Sinyal perbedaan warna, pistol elektron dalam tabung gambar berwarna, perlu digerakkan dengan voltase dari kamera merah, hijau dan biru. Jika tidak, gambar berwarna dengan warna yang sama dengan pemandangan stasiun peluncuran tidak akan muncul. Oleh karena itu, lampu sein yang dibutuhkan tabung gambar berwarna adalah M, H, dan B. Jika M, H, dan B dimodulasi di stasiun pemancar, akan ada juga M, H, dan B setelah deteksi di ujung penerima. Tetapi pemancar TV berwarna juga mentransmisikan sinyal Y, jadi hanya 2 sinyal warna yang perlu ditularkan. H tidak terkirim, karena dari Y, M, dan B yang diterima, penerima TV berwarna akan dapat menggambarkan sinyal H di pemancar. Jadi penerima TV berwarna harus dapat mereproduksi H dengan menghitung.
Contoh Y = 0,8V, M = 1V, B = 0,5V
Berapa H ?
Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B
0,8= 0,3.1 + 0,59.H + 0,11.0,5
H = 0,76
M dan B tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan B . Pemancar tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). Sinyal ini yang dimodulasikan gelombang pembawa dan dipancarkan
(M-Y) dinamai sinyal selisih - merah
(B-Y) dinamai sinyal selisih – hijau
Penerima Sinyal Y , (M-Y) dan (B-Y). Maka pada penerima membentuk dan merproduksi M,H, dan B. untuk membentuk sinyal selisih dan hijau
Dari penjelasan pertemuan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, Sistem NTSC (National Television System Committee) diterapkan dalam system komptabilitas yaitu warna harus juga memancarkan i sinyal yang akan dapat ditangkap dan di re- produksi oleh penerima TV-warna maupun penerima-TV monokrom (hitaputih), arna harus dapat menampakkan gambar yang dipancarkan dari stasion pemancar TV warna maupun pemancar TV hitam-putih, hitam-putih harus dapat menampilkan gambar yang terpancarkan dari stasion pemancar TV-hitam-putih maupun pemancar TV-warna. Sedangkan di Indonesia diterapkannya system PAL (Phase Alternating Line) yaitu perbaikan dari system NTSC. Bahan berdasarkan system PAL berisi bunyi, luminansi (kecerahan gambar), warna (krominansi), denyut2 untuk sinkronisasi vertikal (sinkronisasi raster), dan denyut2 untuk sinkronisasi horisontal (sinkronisasi garis), ledakan (salvo, burst signal).
BalasHapusDari materi diatas yang membahas tentang Sinyal-Y yaitu sinyal warna dapat ditampilkan oleh penerima TV monokrom (hitam putih), maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminasi atau sinyal kecerahan. Sinyal luminasi dinyatakan dengan Y, tegangan dari sinyal ini dinyatakan dengan VY. Sinyal tersebut dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan ke tiga sinyal warna (merah, hijau, dan biru) secara yang dikemukakan. Gambar yang hendak dipancarkan perlu diuraikan menjadi 3 warna primer. Setiap warna dimodulasikan pada gelombang pembawa, kemudian dipancarkan. Jika kita menggunakan 3 pemancar, pemancar M menempati kanal 2 (Spektrum frekuensi) lalu pemancar H menempati kanal 3, dan pemancar B menempati kanal 4.
Penerima hitam-putih menampilkan nuansa kecerahan (Brightness) dari obyek yang ada di stasiun pemancar. Karena itu pemancar tv warna perlu memancarkan sinyal yang berpadanan dengan nuansa kecerahan obyek yang hendak dipancarkan. Sinyal Y atau biasa disebut sebagai sinyal luminasi,merupakan sinyal yang diperoleh dari penjumalahan tiga sinyal warna (Merah,Hijau,dan Biru).Sehingga apabila suatu kamera pada sisi pemancar melihat sinyal warna primer maka kamera akan memfilter warna-warna tersebut bernilai 1 Volt.Tegangan yang dihasilkan pada sinyal Y ini dinyatakan sebagai Vy. Sinyal ini dihasilkan dengan persamaan Vy = 0,3 Vm + 0,59 Vh + 0,11 Vb, atau Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B. TV berwarna bekerja pada awalnya dengan eksperimen, pada bagian Pemcarkan TV yang digunakan kamera BW (Hitam putih) yang terhubung ke pemancar BW (Hitam putih), kamera yang digunakan sebanyak 3 kamera dan 3 pemancar juga. Menggunakan 3 buah kamera karena setiap kameranya mewakili warna primer yaitu merah, hijau, dan biru. Dilakukan dengan memasang mika merah di depan lensa salah satu kamera, kemudian hijau di lensa kamera berikutnya dan yang terakhir biru di kamera terakhir.
3E/21/2141160051/Wahyu Nur
BalasHapusizin bertanya:
apa yang dimaksud dengan sistem komptabilitas pada sinyal tv warna?
3E/07/2141160110/Dhea Adrika
Hapusizin menjawab:
Sistem kompatibilitas pada sinyal TV warna merujuk pada kemampuan suatu sistem TV untuk menyajikan gambar berwarna dengan kualitas yang baik pada berbagai perangkat penerima televisi. Hal ini melibatkan kesesuaian antara sinyal yang dihasilkan oleh pemancar atau perangkat produksi dengan kemampuan penerima televisi dalam memproses dan menampilkan gambar berwarna tersebut. Beberapa aspek yang terkait dengan sistem kompatibilitas pada sinyal TV warna meliputi: Format Sinyal, Sistem Warna, Resolusi Gambar, Aspek Rasio Aspek (Aspect Ratio), dan Sinyal Tambahan.
3E/07/2141160110/Dhea Adrika
BalasHapusizin bertanya:
Bagaimana perbedaan antara sistem TV hitam-putih dan sistem TV warna sederhana dalam hal reproduksi gambar?
3E/21/2141160051/Wahyu Nur
Hapusizin menjawab:
1. Sistem TV Hitam-Putih:
- Gambar Monokrom: Pada sistem ini, gambar yang ditampilkan hanya menggunakan dua warna, yaitu hitam dan putih. Tidak ada gradasi warna di antara keduanya.
- Transmisi Sinyal: Sistem TV hitam-putih mengirim sinyal elektronik yang hanya mengandung informasi tentang intensitas cahaya (kecerahan) pada setiap piksel gambar.
- Penggunaan Gelombang Elektromagnet: Gelombang elektromagnet yang digunakan untuk transmisi TV hitam-putih berada dalam daerah sinar tampak, yaitu panjang gelombang antara 380 nm hingga 780 nm.
- Penguraian Sinar: Sinar matahari yang diuraikan oleh prisma menghasilkan spektrum warna, dan sistem TV hitam-putih hanya memanfaatkan bagian dari spektrum ini.
2. Sistem TV Berwarna Sederhana:
- Gambar Berwarna: Pada sistem ini, gambar dapat menampilkan berbagai warna. Ini dicapai dengan menggunakan tiga komponen warna dasar: merah, hijau, dan biru (RGB).
- Transmisi Sinyal: Sistem TV berwarna mengirim sinyal elektronik yang mengandung informasi tentang intensitas cahaya untuk setiap komponen warna (RGB).
- Penggunaan Gelombang Elektromagnet: Gelombang elektromagnet yang digunakan untuk transmisi TV berwarna juga berada dalam daerah sinar tampak.
- Penguraian Sinar: Sistem TV berwarna memanfaatkan penguraian sinar dengan menggunakan roda pemintal mekanis atau metode lain untuk menyisipkan warna ke dalam gambar.
Jadi, sederhananya, sistem TV hitam-putih hanya menggunakan dua warna (hitam dan putih), sedangkan sistem TV berwarna sederhana memungkinkan tampilan gambar dengan berbagai warna. Semua ini berkat penggunaan gelombang elektromagnet dan penguraian sinar yang kompleks.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3E/22/2141160106/Widiya Wati
BalasHapusizin bertanya
Bagaimana cara menyesuaikan tingkat warna pada TV berwarna untuk mendapatkan reproduksi warna yang akurat?
3E/11/2141160132/Latriva Febriarti
Hapus1. Gunakan Mode Gambar yang Tepat: Pastikan TV Anda diatur ke mode gambar yang tepat, seperti "Movie" atau "Cinema", yang sering kali memberikan reproduksi warna yang lebih akurat daripada mode lainnya.
2. Atur Keseimbangan Putih (White Balance): Cari opsi untuk mengatur keseimbangan putih di menu pengaturan TV Anda. Anda dapat melakukan kalibrasi putih dengan menggunakan gambar referensi yang memiliki warna putih murni, seperti lembaran putih atau layar pengaturan yang disediakan oleh beberapa TV.
3. Gunakan Pengaturan Warna (Color Setting): TV Anda mungkin memiliki opsi untuk mengatur intensitas warna secara manual. Aturlah pengaturan warna ini dengan hati-hati sehingga warna-warna terlihat alami dan seimbang.
4. Hindari Kelebihan Saturasi Warna: Terlalu banyak saturasi warna dapat membuat gambar terlihat tidak realistis atau berlebihan. Cobalah untuk mengurangi tingkat saturasi warna hingga gambar terlihat lebih alami.
5. Lakukan Kalibrasi Warna dengan Alat Kalibrasi: Jika Anda ingin hasil yang lebih akurat, pertimbangkan untuk menggunakan alat kalibrasi warna seperti colorimeter atau spektrofotometer. Alat-alat ini dapat membantu Anda melakukan kalibrasi warna secara profesional.
6. Perhatikan Cahaya Lingkungan: Lingkungan penontonan juga dapat memengaruhi persepsi warna. Pastikan ruangan tempat TV Anda berada memiliki pencahayaan yang cukup, tetapi tidak terlalu terang atau terlalu gelap.
7. Gunakan Gambar Referensi: Selain menggunakan layar pengaturan TV, Anda juga bisa menggunakan gambar referensi dari sumber eksternal, seperti Blu-ray atau DVD kalibrasi, untuk memastikan reproduksi warna yang akurat.
3E/11/2141160132/Latriva
BalasHapusBerapa jarak antara pembawa gambar dan pembawa bunyi dalam sistem warna?
3E/22/2141160106/Widiya Wati
Hapusizin menjawab,
1.Dalam sistem warna analog televisi, seperti NTSC (National Television System Committee), PAL (Phase Alternating Line), atau SECAM (Séquentiel couleur à mémoire), pembawa gambar dan pembawa suara memiliki frekuensi yang berbeda untuk memungkinkan transmisi yang bersih dan terpisah. Pembawa gambar membawa informasi gambar yang sebenarnya, sedangkan pembawa suara membawa informasi audio.
2.Di sistem NTSC yang digunakan di Amerika Utara, pembawa gambar berada pada frekuensi 59,94 MHz, sementara pembawa suara berada pada frekuensi 54,00 MHz. Dengan demikian, jarak antara keduanya adalah 4,5 MHz. Di sistem PAL yang umum digunakan di sebagian besar Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Selatan, pembawa gambar berada pada frekuensi 45,00 MHz dan pembawa suara berada pada frekuensi 39,00 MHz, juga dengan jarak 4,5 MHz.
3.Jarak ini penting karena memungkinkan penerima TV untuk memisahkan dengan jelas sinyal gambar dan suara. Ketika sinyal TV diterima, penerima akan memfilter sinyal pembawa suara untuk mendapatkan informasi audio yang jelas, sementara sinyal pembawa gambar akan diolah untuk mendapatkan informasi gambar yang sesuai. Dengan jarak yang cukup besar antara kedua pembawa ini, gangguan atau interferensi antara sinyal gambar dan suara dapat diminimalkan, sehingga menghasilkan kualitas gambar dan suara yang lebih baik.
3E/06/2141160059
BalasHapusizin bertanya
Mengapa sistem PAL dianggap sebagai perbaikan dari sistem NTSC?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus3E/03/2141160102/Andry Septian
HapusIzin Menjawab
Sistem PAL (Phase Alternating Line) dianggap sebagai perbaikan dari sistem NTSC (National Television System Committee) karena memiliki beberapa keunggulan yang signifikan dalam hal kualitas gambar dan performa, terutama dalam hal konsistensi warna.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa PAL dianggap sebagai perbaikan dari NTSC:
1. **Stabilitas Warna yang Lebih Baik**: Salah satu masalah utama dengan NTSC adalah ketidakstabilan warna, yang sering menghasilkan perubahan warna yang tidak diinginkan pada layar televisi. PAL mengatasi masalah ini dengan menggunakan fase alternatif antara garis gambar. Dengan ini, perubahan dalam fase sinyal warna yang disebabkan oleh gangguan eksternal menjadi kompensasi, sehingga menghasilkan kualitas warna yang lebih stabil dan konsisten.
2. **Resolusi Warna yang Lebih Tinggi**: PAL memiliki resolusi warna yang lebih tinggi daripada NTSC. Sistem PAL menghasilkan 625 baris gambar per frame, sedangkan NTSC hanya menghasilkan 525 baris. Ini memungkinkan PAL untuk menampilkan gambar yang lebih tajam dan detail, terutama dalam hal warna.
3. **Kompatibilitas Internasional yang Lebih Baik**: PAL lebih mudah diadopsi secara internasional karena memiliki kesesuaian dengan standar frekuensi listrik yang lebih umum di dunia (50 Hz), sedangkan NTSC dirancang untuk sistem frekuensi listrik Amerika Utara (60 Hz). Oleh karena itu, PAL menjadi pilihan yang lebih baik untuk sistem televisi yang diharapkan dapat digunakan secara internasional tanpa memerlukan perubahan besar dalam infrastruktur.
4. **Reduksi Noise yang Lebih Baik**: PAL memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengurangi noise atau gangguan dalam gambar, terutama dalam hal perangkat analog. Ini membuat gambar yang dihasilkan oleh sistem PAL lebih jernih dan bersih dibandingkan dengan NTSC.
Meskipun PAL memiliki keunggulan-keunggulan tersebut, perlu dicatat bahwa setiap sistem memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, dan pilihan antara PAL dan NTSC sering tergantung pada kebutuhan dan kondisi spesifik dari masing-masing wilayah atau negara. Namun demikian, secara umum, PAL dianggap sebagai perbaikan dari NTSC karena meningkatkan kualitas gambar dan stabilitas warna.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus3E/03/2141160102/Andry Septian
BalasHapusIzin bertanya
Jelaskan sistem TV warna sederhana?
3E/2041160066/Refa Bayu Safadiansyah
HapusIzin Menjawab :
Sistem TV warna sederhana pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja bersama untuk menghasilkan gambar berwarna di layar televisi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai sistem TV warna sederhana:
Sumber Gambar: Informasi gambar awal berasal dari sumber video, seperti kamera atau pemutar media, yang menangkap atau menghasilkan gambar.
Pemrosesan Sinyal: Sinyal video dari sumber tersebut kemudian diproses untuk membaginya menjadi tiga komponen utama: luminansi (kecerahan), dan dua komponen warna (biasanya merah dan biru atau merah dan hijau, tergantung pada sistem yang digunakan).
Modulasi Warna: Komponen warna dari sinyal video dimodulasi pada pembawa frekuensi tertentu untuk membentuk sinyal warna yang diperlukan.
Modulasi Audio: Suara atau audio yang terkandung dalam sinyal video juga dimodulasi ke frekuensi tertentu agar dapat dipancarkan bersama dengan sinyal video.
Pemancaran: Sinyal video dan audio yang telah dimodulasi dipancarkan melalui antena atau kabel ke penerima TV.
Penerimaan: Pada sisi penerima TV, sinyal yang dipancarkan diterima oleh antena atau kabel, kemudian dimasukkan ke dalam televisi untuk diproses lebih lanjut.
Demodulasi: Sinyal yang diterima oleh televisi di demodulasi untuk memisahkan sinyal video dan audio dari pembawa frekuensi yang digunakan selama pemancaran.
Pengolahan Warna: Sinyal warna yang diterima diolah bersama dengan sinyal luminansi untuk menghasilkan gambar berwarna yang sesuai.
Tampilan Gambar: Hasil akhir dari proses ini adalah gambar yang ditampilkan di layar televisi, yang mencakup informasi luminansi dan warna.
Sistem TV warna sederhana ini memberikan gambar berwarna kepada penonton dengan memanfaatkan pemrosesan sinyal elektronik yang kompleks namun terkoordinasi dengan baik. Sistem ini telah berkembang seiring waktu dengan pengenalan berbagai standar dan teknologi yang mengoptimalkan kualitas gambar dan suara yang ditampilkan di layar televisi.
3E/2041160066/Refa Bayu Safadiansyah
BalasHapusIzin Bertanya :
Bagaimana sistem NTSC dan PAL mempengaruhi pemancaran dan penerimaan sinyal TV warna, serta bagaimana sinyal luminansi dan sinyal warna memainkan peran dalam menampilkan gambar pada televisi monokrom?
3D/14/2141160094/Haikal Humam
HapusIzin Menjawab:
Sistem NTSC dan PAL merupakan dua standar yang berbeda dalam penyiaran dan penerimaan sinyal TV warna. NTSC menggunakan modulasi amplitudo dan rentan terhadap distorsi warna, sementara PAL menggunakan modulasi fase dengan mekanisme koreksi yang membuatnya lebih tahan terhadap gangguan. Penerima TV NTSC dan PAL memisahkan sinyal luminansi dan sinyal warna, namun PAL memiliki kemampuan otomatis memperbaiki distorsi fase. Pada televisi monokrom, yang hanya menampilkan gambar hitam putih, sinyal luminansi yang menentukan tingkat kecerahan dan kegelapan piksel, sedangkan sinyal warna tidak relevan dan diabaikan. Meskipun sistem NTSC atau PAL tetap menyertakan komponen warna dalam sinyal TV hitam putih, pada layar monokrom, hanya sinyal luminansi yang diambil dan ditampilkan.
3E/14/2141160075/Mohammad Yahya
BalasHapusIzin Bertanya :
Bagaimana sistem modulasi warna berperan dalam membentuk selisih warna dalam pemancar?
3D/14/2141160094/Haikal Humam
BalasHapusIzin Bertanya:
Bagaimana pengodean warna bekerja dalam sistem NTSC. Apa yang membedakan NTSC dari sistem pengodean warna TV lainnya?
3D/19/2141160027/Rafiyan
HapusIzin menjawab :
Dalam sistem NTSC (National Television System Committee), pengodean warna dilakukan melalui metode yang dikenal sebagai "composite color video." Sistem NTSC adalah salah satu dari beberapa sistem warna televisi yang digunakan di seluruh dunia.
Sistem pengodean warna televisi NTSC memiliki beberapa perbedaan kunci dibandingkan dengan sistem pengodean warna TV lainnya seperti PAL (Phase Alternating Line) dan SECAM (Séquentiel Couleur à Mémoire).
3D/19/2141160027/Rafiyan
BalasHapusIzin bertanya :
Bagaimana sinyal warna ditambahkan ke sinyal hitam - putih?