Senin, 28 Februari 2022

GAMBAR TELEVISI DAN FILM

GAMBAR TELEVISI DAN FILM

 

LIHAT GAMBAR 2.1.


 GAMBAR 2.1.a

 

 GAMBAR 2.1.b



 2.1. ELEMEN-ELEMEN GAMBAR

Pada dasarnya sebuah gambar diam adalah suatu susunan dari banyak daerah gelap dan terang yang kecil. Dalam cetakan foto, butir butir perak halus memberikan perbedaan dalam cahaya dan naungan yang diperlukan untuk memproduksi citra (bayangan). Bila sebuah gambar dicetak dari sebuah gambar ukiran, terdapat banyak titik-titik tercetak hitam kecil yang membentuk citra. Dengan melihat pada pandangan yang diperbesar pada gambar 2.1b, kita dapat melihat bahwa gambar tercetak tersebut tersusun dari daerah-daerah elementer kecil hitam dan putih. Struktur dasar gambar ini jelas dalam potret-potret di Koran. Jika diperiksa secara cermat, bintik-bintik akan terlihat, sebab elemen-elemen gambar adalah relative besar. Setiap daerah kecil dari cahaya atau naungan merupakan sebuah rincian gambar atau elemen gambar. Untuk singkatnya, ini disebut pixel atau pel. Semua elemen secara bersamasama mengandung inormasi visual pada layar. Jika elemen-elemen ini ditransmisikan dan direprouksi dalam tingkat cahaya atau bayangan yang sama seperti yang asli dan pada posisi yang sesuai, maka gambar direproduksi. Sebagai suatu contoh, misalkan bahwa kita ingin mentransmisikan sebuah citra dari sebuah silang hitam pada suatu dasar putih, di sebelah kiri pada gambar 2.2 ke bagian kanan gambar. Gambar dibagi dalam daerah-daerah elementer berwarna hitam dan putih seperti diperlihatkan. Elemen gambar dalam dasar hitam adalah putih dan pixel-pixel yang membentuk silang adalah hitam. Bila tiap elemen gambar ditransmisikan ke sisi kanan gambar dan direproduksi dalam porsi semula dengan bayangan hitam atau putih, citra diduplikasi.

 LIHAT GAMBAR 2.2.

 

Gambar 2.2 Proses Pembuatan ulang (Reproduksi) sebuah gambar dengan meniru (duplikasi) elemen-elemen gambar.

 2-2 PEMAYARAN HORIZONTAL DAN VERTICAL

Gambar televisi dipayar dalam deretan garis-garis horizontal yang berurutan, satu dibawah yang lain, seperti pada gambar 2.3. Pemayaran ini memungkinkan suatu sinyal video untuk mencakup semua elemen untuk keseluruhan gambar pada suatu saat, sinyal video hanya dapat memperlihatkan satu variasi. Guna memiliki satu sinyal video untuk semua variasi cahaya dan naungan, semua rincian gambar dipayar dalam tingkatan waktu yang berurutan. Pemayaran membuat reproduksi gambar televisi berbeda dengan yang pada cetakan foto (potret). Dalam sebuah potret, keseluruhan gambar direproduksi pada suatu waktu. Dalam televisi, gambar dikumpulkan kembali garis demi garis dan krangka demi krangka. Factor waktu ini menjelaskan mengapa sebuah gambar televisi dapat muncul dengan struktur garis yang terpotong-potong dalam segmen-segmen diagonal dan kerangka-kerangka bergulung ke atas atau ke bawah layar.

 LIHAT GAMBAR 2.3.

 
                                        Gambar 2.3. Cara pemayaran linier dilakukan

                                                                         


  
 Gambar televisi dipayar dalam cara yang sama seperti anda akan membaca sebuah halaman buku untuk meliput semua kata dalam satu garis dan semua garis dalam halaman. Dimulai dari bagian atas kiri pada gambar 2.3, semua elemen gambar dipayar dalam barisan yang berurutan dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah, satu garis pada satu saat. Metode ini disebut pemayaran linear horizontal ( horizontal liniear scanning ). Ini digunakan dalam tabung kamera pada pemancar untuk membagi gambar menjadi elemen-eleme gambar dan dalam tabung gambar pada pesawat penerima untuk mengumpulkan kembali gambar yang direproduksi. Urutan untuk pemayaran semua elemen gambar adalah sebagai berikut :

1. Berkas electron menyapu melintas satu garis horizontal, meliputi semua elemen gambar pada garis tersebut.

2. Pada ujung tiap-tiap garis, berkas kembali dengan cepat ke bagian kiri untuk memulai pemayaran garis horizontal berikutnya.

Waktu untuk kembali ini disebut pengulangan jejak (retrace) atau flayback. Tidak ada informasi gambar dipayar selama pengulangan jejak sebab pada periode ini, keduanya tabung kamera dan tabung gambar dikosongkan. Jadi pengulangan jejak haruslah cepat sekali karena mereka memboroskan waktu berkenaan dengan informasi gambar.2.3. Bila berkas telah kembali ke sebelah kiri, posisi vertikalnya menurun sehingga berkas tersebut akan memayar garis berikutnya ke bawah dan tidak mengulangi garis yang sama. Ini dilakukan oleh gerak pemayaran vertical dari berkas, yang diberikan sebagai tambahan bagi pemayaran horizontal. Sebagai akibat pemayarayan vertical, semua garis horizontal miring sedikit arah ke bawah dari atas ke bawah. Bila berkas berada dibawah, pengulangan jejak vertical mengembalikan berkas ke atas untuk memulai kembali urutan pemayaran.

GARIS-GARIS SETIAP KERANGKA.

Jumlah garis-garis pemayaran untuk satu gambar lengkap sebaiknya adalah besar agar mencakup jumlah elemen-elemen gambar paling banyak, dan berarti lebih terinci. Akan tetapi, factor-faktor lain membatasi pemilihan, dan ini telah distandarkan pada suatu jumlah sebesar 525 garis pemayaran untuk satu gambar atau kerangka. Ini merupakan jumlah optimum dari garis-garis pemayaran setiap kerangka untuk lebar bidang standar 6 MHz dari saluran penyiaran televisi.

 KERANGKA SETIAP DETIK.

Perhatikan bahwa berkas bergerak dengan lambat kearah bawah sewaktu dia memayar secara horizontal. Gerak pemayaran vertical ini diperlukan agar garis-garis tidak akan dipayar satu diatas yang lainya. Pemayaran horizontal menghasilkan garis garis dari kiri kekanan sedangkan pemayaran vertical menyebabkan garis-garis untuk mengisi kerangka dari atas ke bawah. Waktu untuk satu kerangka lengkap dengan 525 garis pemayaran adalah 1/30 detik. Maka laju pengulangan gambar sama dengan 30 kerangka setiap detik.

 2.3. SINYAL INFORMASI VIDEO.

Dalam suatu sinyal video, amplitude tegangan dan arus berubah terhadap waktu, persis suatu sinyal audio tetapi sinyal video berhubungan dengan informasi visual. Sebuah contoh sinyal video diperlihatkan pada Gambar 2.4. Tinjaulah sinyal ini sebagai hasil dari pemayaran dan diperlihatkan pada Gambar 2.3 untuk gambar pada Gambar 2.2. Sinyal video ini memperlihatkan informasi hitam putih untuk satu garis pemayaran horisontal pada pertengahan silang. Pada bagian kiri, informasi adalah putih. Selanjutnya informasi adalah hitam untuk waktu yang lebih lama pada titik tengah. Akhirnya, informasi menjadi putih pada ujung sebuah garis disebelah kanan suatu siyal video dihasilkan menurut cara ini, untuk garis-garis horizontal yang dipayar melintang gambar. Jumlah sebesar 525 garis membentuk suatu kerangka. Semua ke-525 garis-garis tersebut dipayarkan dalam detik, Berarti, kerangka berulang pada laju kecepatan sebesar 30 Hz. Perhatikan bahwa 30 Hz adalah setengah dari frekuensi jala-jala sebesar 60 Hz. Amplitude sinyal-sinyal video dapat memiliki putih naik untuk polaritas positif dan hitam turun untuk polaritas negative atau dengan polaritas berlawanan tergantung pada pemakaian. Dengan caramanapun, efek utama adalah bahwa putih dan hitam dinyatakan oleh polaritas polaritas tegangan yang berlawanan dengan suatu sinyal bolak-balik video. Sinyal video direproduksi oleh sebuah tabung kamera. Alat pengambil (pick-up) ini mengubah informasi gambar dalam bentuk perubahan-perubahan cahaya menjadi perubahan listrik dalam video tabung kamera mencakup sebuah pelat bayangan fotolistrik untuk mengubah cahaya. Juga, berkas elektron diubah bergerak melintang pelat bayangan guna memayar semua elemen gambar. Secara actual bentuk gelombang pada Gambar 2.4 adalah untuk sebuah sinyal kamera.

 LIHAT GAMBAR 2.4

 


Gambar 2.4. Sinyal informasi video untuk satu garis pemayaran horizontal.

 Sinyal video adalah cara dengan mana informasi gambar dapat dibawa dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Kebutuhan pokok adalah untuk mendapatkan informasi gambar dari keluaran kamera ke masukan tabung gambar. Metode yang lazim mencakup:

1. Televisi rangkaian tertutup (CCTV).

2. Perekaman video pada pita maknit dan piringan perekam.

3. Penyiaran televisi.

4. Televisi kabel.

5. Televisi satelit Metode pertama mengunakan sinyal video frekuensi dasar (baseband) secara langsung, tanpa modulasi sebuah gelombang pembawa frekuensi gelombang radio (RF).

Yang lain-lainnya memerlukan sinyal RF termodulasi.

 2.4. GAMBAR GERAK

Dengan semua elemen gambar dalam kerangka ditelevisikan dengan mengunakan proses pemayaran, juga adalah perlu untuk menyajikan gambar tersebut ke mata sedemikian rupa sehingga setiap gerakan dalam adegan dapat terlihat dilayar sebagai suatu perubahan yang lembut dan kontinu. Dalam hal ini, sitem televisi sangat mirip dengan gambar bergerak Gambar 2.5. memperlihatkan sebilan (setrip) film gambar gerak. Perhatikan ini terdiri dari sederetan gambar-gambar diam dengan masing-masing. Kerangka gambar yang sedikit berbeda dari yang sebalumnya. Masing masing kerangka di proyeksikan tersendiri sendiri sebagai sesuatu gambar yang diam. Akan tetapi, kerangka diperhatikan satu sesudah yang lainnya dalam urutan yang cepat guna menghasilkan ilustrasi gerak yang kontinu. Dalam kejadian gambar hidup komersial, 24 kerangka diperlihatkan ke layar untuk setiap detik selama mana film diproyeksikan. Sebuah pengatur cahaya (shutter) dalam proyektor berputar didepan sumber cahaya. Shutter ini memperbolehkan cahaya diproyeksi ke layar bila kerangka film adalah diamtetapi mengosongkan setiap cahaya selagi kerangka film berikutnya bergerak ke posisinya. Sebagai akibatnya, pada layar terlihat suatu rangkaian kerangka-kerangka film yang diam. Satu-satunya waktu anda melihat film adalah ketika anda tidak bergerak.

 KETAHANAN PENGLIHATAN (PERSITANCE OF VISION).

Kesan yang dibuat oleh sebarang cahaya yang terlihat oleh mata, bertahan untuk beberapa detik setelah sumber cahaya dipindahkan dengan demikian, jika secara interval mempertahankan pandangan ini banyak pandangan yang disajikan ke mata, maka mata akan mengumpulkannya dan pengamatan memiliki kesan melihat semua gambar pada waktu yang sama. Ini adalah efek persistensi yang memungkinkan pentelevisian dari satu elemen dasar gambar pada suatu saat. Bila elemen-elemen tersebut di payar cukup cepat, mereka sebuah gambar yang lengkap. Disamping itu, untuk menciptakan ilusi gerakan. Gambar-gambar yang cukup lengkap diperlihatkan dalam tiap detik. Efek ini dapat dihasilkan dengan memilikisuatu laju pengulangan gambar yang lebih besar daripada 16 setiap detik. Laju pengulangan sebesar 24 gambar setiap detik yang digunakan dalam gambar hidup adalah cukup untuk menghasilkan ilusi gerak pada layar. Gambar 2.5. kerangka-kerangka Gambar diam di dalam strip film gambar hidup.

 LIHAT GAMBAR 2.5

 

Gambar 2.5. Kerangka-kerangka gambar diam didalam Strip Gambar hidup


 KEPID (FLICKER) DALAM GAMBAR-GAMBAR HIDUP.

Akan tetapi laju kecepatan sebesar 24 kerangka dalam setiap detik tidaklah cukup cepat untuk memungkinkan terangnya sebuah gambar bercampur secara lembut, dengan yang berikutnya bila diantara kerangka-kerangka layar adalah hitam. Hasilnya adalah suatu kedipan cahaya yang terbatas jika layar dibuat berganti terang dan gelap. Kedipan ini terlihat lebih jelek pada level yang lebih tinggi. Dalam film-film gambar hidup, masalah kedipan diatasi dengan menjalankan film dengan proyektor pada laju kecepatan sebasar 24 kerangka dalam setiap detik tetapi memperlihatkan setiap kerangka dalam dua kali agar setiap detik dinyatakan 48 gambar. Sebuah alat pengatur cahaya (shutter) digunakan untuk mengosongkan cahaya dari layar bukan hanya ketika masing-masing kerangka berubah tetapi juga berselag-seling. Maka setiap kerangka diproyeksikan dua kali pada layar. Selama tiap detik terdapat 48 pandangan adegan, dan layar dikosongkan 48 kali setiap detik walaupun masih terdapat 24 kerangka yang sama dalam setiap detik. Sebagai akibat kenaikan laju pengosongan, kedipan menghilang.


 



https://www.youtube.com/watch?v=gznn9k4X0SE  


https://www.youtube.com/watch?v=ywmNppYJbeo  



https://www.youtube.com/watch?v=q-x7UltPaqM

 

 


TV WARNA 2