GAMBAR TELEVISI DAN FILM
LIHAT GAMBAR 2.1.
GAMBAR 2.1.a
Pada dasarnya sebuah gambar diam adalah
suatu susunan dari banyak daerah gelap dan terang yang kecil. Dalam cetakan
foto, butir butir perak halus memberikan perbedaan dalam cahaya dan naungan
yang diperlukan untuk memproduksi citra (bayangan). Bila sebuah gambar dicetak
dari sebuah gambar ukiran, terdapat banyak titik-titik tercetak hitam kecil
yang membentuk citra. Dengan melihat pada pandangan yang diperbesar pada gambar
2.1b, kita dapat melihat bahwa gambar tercetak
tersebut tersusun dari daerah-daerah elementer kecil hitam dan putih. Struktur
dasar gambar ini jelas dalam potret-potret di Koran. Jika diperiksa secara
cermat, bintik-bintik akan terlihat, sebab elemen-elemen gambar adalah relative
besar. Setiap daerah kecil dari cahaya atau naungan merupakan sebuah rincian
gambar atau elemen gambar. Untuk singkatnya, ini disebut pixel atau pel. Semua
elemen secara bersamasama mengandung inormasi visual pada layar. Jika
elemen-elemen ini ditransmisikan dan direprouksi dalam tingkat cahaya atau
bayangan yang sama seperti yang asli dan pada posisi yang sesuai, maka gambar
direproduksi. Sebagai suatu contoh, misalkan bahwa kita ingin mentransmisikan
sebuah citra dari sebuah silang hitam pada suatu dasar putih, di sebelah kiri
pada gambar 2.2 ke bagian kanan gambar. Gambar dibagi dalam
daerah-daerah elementer berwarna hitam dan putih seperti diperlihatkan. Elemen
gambar dalam dasar hitam adalah putih dan pixel-pixel yang membentuk silang
adalah hitam. Bila tiap elemen gambar ditransmisikan ke sisi kanan gambar dan
direproduksi dalam porsi semula dengan bayangan hitam atau putih, citra
diduplikasi.
Gambar 2.2 Proses Pembuatan
ulang (Reproduksi) sebuah gambar dengan meniru (duplikasi) elemen-elemen
gambar.
Gambar televisi dipayar dalam deretan
garis-garis horizontal yang berurutan, satu dibawah yang lain, seperti pada
gambar 2.3. Pemayaran ini memungkinkan suatu sinyal
video untuk mencakup semua elemen untuk keseluruhan gambar pada suatu saat,
sinyal video hanya dapat memperlihatkan satu variasi. Guna memiliki satu sinyal
video untuk semua variasi cahaya dan naungan, semua rincian gambar dipayar
dalam tingkatan waktu yang berurutan. Pemayaran membuat reproduksi gambar
televisi berbeda dengan yang pada cetakan foto (potret). Dalam sebuah potret,
keseluruhan gambar direproduksi pada suatu waktu. Dalam televisi, gambar
dikumpulkan kembali garis demi garis dan krangka demi krangka. Factor waktu ini
menjelaskan mengapa sebuah gambar televisi dapat muncul dengan struktur garis
yang terpotong-potong dalam segmen-segmen diagonal dan kerangka-kerangka
bergulung ke atas atau ke bawah layar.
Gambar 2.3. Cara
pemayaran linier dilakukan
1. Berkas electron menyapu melintas satu
garis horizontal, meliputi semua elemen gambar pada garis tersebut.
2. Pada ujung tiap-tiap garis, berkas kembali dengan cepat ke bagian kiri untuk memulai pemayaran garis horizontal berikutnya.
Waktu untuk kembali ini disebut
pengulangan jejak (retrace) atau flayback. Tidak ada informasi gambar dipayar
selama pengulangan jejak sebab pada periode ini, keduanya tabung kamera dan
tabung gambar dikosongkan. Jadi pengulangan jejak haruslah cepat sekali karena
mereka memboroskan waktu berkenaan dengan informasi gambar.2.3.
Bila berkas telah kembali ke sebelah kiri, posisi vertikalnya menurun sehingga
berkas tersebut akan memayar garis berikutnya ke bawah dan tidak mengulangi garis
yang sama. Ini dilakukan oleh gerak pemayaran vertical dari berkas, yang
diberikan sebagai tambahan bagi pemayaran horizontal. Sebagai akibat
pemayarayan vertical, semua garis horizontal miring sedikit arah ke bawah dari
atas ke bawah. Bila berkas berada dibawah, pengulangan jejak vertical
mengembalikan berkas ke atas untuk memulai kembali urutan pemayaran.
GARIS-GARIS SETIAP KERANGKA.
Jumlah garis-garis pemayaran untuk satu
gambar lengkap sebaiknya adalah besar agar mencakup jumlah elemen-elemen gambar
paling banyak, dan berarti lebih terinci. Akan tetapi, factor-faktor lain
membatasi pemilihan, dan ini telah distandarkan pada suatu jumlah sebesar 525
garis pemayaran untuk satu gambar atau kerangka. Ini merupakan jumlah optimum
dari garis-garis pemayaran setiap kerangka untuk lebar bidang standar 6 MHz
dari saluran penyiaran televisi.
Perhatikan bahwa berkas bergerak dengan
lambat kearah bawah sewaktu dia memayar secara horizontal. Gerak pemayaran
vertical ini diperlukan agar garis-garis tidak akan dipayar satu diatas yang
lainya. Pemayaran horizontal menghasilkan garis garis dari
kiri kekanan sedangkan pemayaran vertical menyebabkan garis-garis untuk mengisi
kerangka dari atas ke bawah. Waktu untuk satu kerangka lengkap dengan 525 garis
pemayaran adalah 1/30 detik. Maka laju pengulangan gambar sama dengan 30
kerangka setiap detik.
Dalam suatu sinyal video, amplitude
tegangan dan arus berubah terhadap waktu, persis suatu sinyal audio tetapi
sinyal video berhubungan dengan informasi visual. Sebuah contoh sinyal video
diperlihatkan pada Gambar 2.4. Tinjaulah sinyal ini
sebagai hasil dari pemayaran dan diperlihatkan pada Gambar 2.3
untuk gambar pada Gambar 2.2. Sinyal video ini
memperlihatkan informasi hitam putih untuk satu garis pemayaran horisontal pada
pertengahan silang. Pada bagian kiri, informasi adalah putih. Selanjutnya
informasi adalah hitam untuk waktu yang lebih lama pada titik tengah. Akhirnya,
informasi menjadi putih pada ujung sebuah garis disebelah kanan suatu siyal
video dihasilkan menurut cara ini, untuk garis-garis horizontal yang dipayar
melintang gambar. Jumlah sebesar 525 garis membentuk suatu kerangka. Semua
ke-525 garis-garis tersebut dipayarkan dalam detik, Berarti, kerangka berulang
pada laju kecepatan sebesar 30 Hz. Perhatikan bahwa 30 Hz adalah setengah dari
frekuensi jala-jala sebesar 60 Hz. Amplitude sinyal-sinyal video dapat memiliki
putih naik untuk polaritas positif dan hitam turun untuk polaritas negative
atau dengan polaritas berlawanan tergantung pada pemakaian. Dengan caramanapun,
efek utama adalah bahwa putih dan hitam dinyatakan oleh polaritas polaritas
tegangan yang berlawanan dengan suatu sinyal bolak-balik video. Sinyal video
direproduksi oleh sebuah tabung kamera. Alat pengambil (pick-up) ini mengubah
informasi gambar dalam bentuk perubahan-perubahan cahaya menjadi perubahan
listrik dalam video tabung kamera mencakup sebuah pelat bayangan fotolistrik
untuk mengubah cahaya. Juga, berkas elektron diubah
bergerak melintang pelat bayangan guna memayar semua elemen gambar. Secara
actual bentuk gelombang pada Gambar 2.4 adalah
untuk sebuah sinyal kamera.
Gambar 2.4. Sinyal informasi
video untuk satu garis pemayaran horizontal.
1. Televisi rangkaian tertutup (CCTV).
2. Perekaman video pada pita maknit dan
piringan perekam.
3. Penyiaran televisi.
4. Televisi kabel.
5. Televisi satelit Metode pertama
mengunakan sinyal video frekuensi dasar (baseband) secara langsung, tanpa
modulasi sebuah gelombang pembawa frekuensi gelombang radio (RF).
Yang lain-lainnya memerlukan sinyal RF
termodulasi.
Dengan semua elemen gambar dalam
kerangka ditelevisikan dengan mengunakan proses pemayaran, juga adalah perlu
untuk menyajikan gambar tersebut ke mata sedemikian rupa sehingga setiap
gerakan dalam adegan dapat terlihat dilayar sebagai suatu perubahan yang lembut
dan kontinu. Dalam hal ini, sitem televisi sangat mirip dengan gambar bergerak
Gambar 2.5. memperlihatkan sebilan
(setrip) film gambar gerak. Perhatikan ini terdiri dari sederetan gambar-gambar
diam dengan masing-masing. Kerangka gambar yang sedikit berbeda dari yang
sebalumnya. Masing masing kerangka di proyeksikan tersendiri sendiri sebagai
sesuatu gambar yang diam. Akan tetapi, kerangka diperhatikan satu sesudah yang
lainnya dalam urutan yang cepat guna menghasilkan ilustrasi gerak yang kontinu.
Dalam kejadian gambar hidup komersial, 24 kerangka diperlihatkan ke layar untuk
setiap detik selama mana film diproyeksikan. Sebuah pengatur cahaya (shutter)
dalam proyektor berputar didepan sumber cahaya. Shutter ini memperbolehkan
cahaya diproyeksi ke layar bila kerangka film adalah diamtetapi mengosongkan
setiap cahaya selagi kerangka film berikutnya bergerak ke posisinya. Sebagai
akibatnya, pada layar terlihat suatu rangkaian kerangka-kerangka film yang
diam. Satu-satunya waktu anda melihat film adalah ketika anda tidak bergerak.
Kesan yang dibuat oleh sebarang cahaya
yang terlihat oleh mata, bertahan untuk beberapa detik setelah sumber cahaya
dipindahkan dengan demikian, jika secara interval mempertahankan pandangan ini
banyak pandangan yang disajikan ke mata, maka mata akan mengumpulkannya dan
pengamatan memiliki kesan melihat semua gambar pada waktu yang sama. Ini adalah
efek persistensi yang memungkinkan pentelevisian dari satu elemen dasar gambar
pada suatu saat. Bila elemen-elemen tersebut di payar cukup cepat, mereka
sebuah gambar yang lengkap. Disamping itu, untuk menciptakan ilusi gerakan.
Gambar-gambar yang cukup lengkap diperlihatkan dalam tiap detik. Efek ini dapat
dihasilkan dengan memilikisuatu laju pengulangan gambar yang lebih besar
daripada 16 setiap detik. Laju pengulangan sebesar 24 gambar setiap detik yang
digunakan dalam gambar hidup adalah cukup untuk menghasilkan ilusi gerak pada layar.
Gambar 2.5. kerangka-kerangka Gambar diam di dalam strip
film gambar hidup.
Gambar 2.5. Kerangka-kerangka
gambar diam didalam Strip Gambar hidup
Akan tetapi laju kecepatan sebesar 24
kerangka dalam setiap detik tidaklah cukup cepat untuk memungkinkan terangnya
sebuah gambar bercampur secara lembut, dengan yang berikutnya bila diantara
kerangka-kerangka layar adalah hitam. Hasilnya adalah suatu kedipan cahaya yang
terbatas jika layar dibuat berganti terang dan gelap. Kedipan ini terlihat
lebih jelek pada level yang lebih tinggi. Dalam film-film gambar hidup, masalah
kedipan diatasi dengan menjalankan film dengan proyektor pada laju kecepatan
sebasar 24 kerangka dalam setiap detik tetapi memperlihatkan setiap kerangka
dalam dua kali agar setiap detik dinyatakan 48 gambar. Sebuah alat pengatur
cahaya (shutter) digunakan untuk mengosongkan cahaya dari layar bukan hanya
ketika masing-masing kerangka berubah tetapi juga berselag-seling. Maka setiap
kerangka diproyeksikan dua kali pada layar. Selama tiap detik terdapat 48
pandangan adegan, dan layar dikosongkan 48 kali setiap detik walaupun masih
terdapat 24 kerangka yang sama dalam setiap detik. Sebagai akibat kenaikan laju
pengosongan, kedipan menghilang.
https://www.youtube.com/watch?v=gznn9k4X0SE
https://www.youtube.com/watch?v=q-x7UltPaqM